Sungai Eufrat di Timur Tengah mulai mengering. Lembah Sungai Eufrat yang dikenal sebagai 'tempat lahirnya peradaban' mengering, karena perubahan iklim yang sangat mengkhawatirkan.
Mengutip detikInet dari How Stuff Works, sungai ini merupakan salah satu sistem air yang paling penting dalam sejarah. Bentangannya luas, melintasi Suriah dan Irak, kemudian bersatu dengan Sungai Tigris.
Sistem Sungai Eufrat-Tigris mengalirkan air ke lahan pertanian di daerah yang subur. Sungai ini yang menjadi akar peradaban manusia dengan bangkitnya bangsa Mesopotamia dan Sumeria.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bahkan, para sejarawan dan antropolog kerap menyebut Lembah Sungai Efrat sebagai 'tempat lahirnya peradaban'. Lembah sungai ini merupakan lokasi strategis untuk berkumpul dan mengembangkan masyarakat yang berbasis pada pertanian dan perdagangan.
Suhu di Suriah Utara telah meningkat 1° dalam seabad terakhir, dan berkurangnya curah hujan telah memperburuk situasi. Penurunan permukaan air ini kemungkinan akan mengurangi volume air misalnya di Danau Assad, yang pada akhirnya menyebabkan pembangkit listrik tenaga air seperti Bendungan Atatürk dan Stasiun Air Alouk berhenti menghasilkan listrik.
Tantangan-tantangan ini hanya akan memperburuk keadaan bagi sekitar 7,2 juta pengungsi yang datang akibat perang saudara. Mereka bergantung pada sungai-sungai ini untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Oleh karena itu, Sungai Eufrat dan Tigris bukan hanya sumber daya penting dalam evolusi manusia. Sungai-sungai ini juga merupakan aspek penting dari hak asasi manusia saat ini.
Artikel ini telah tayang di detikInet
(yum/yum)