5 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Ponorogo bernasib ngenes. Saat harusnya hari pertama masuk sekolah dipenuhi canda tawa murid-murid baru, kelima SDN itu justru terasa hampa. Kelima SDN itu tak dapat murid baru.
SDN di Ponorogo yang tak dapat murid baru itu antara lain SDN 2 Munggu; SDN Jalen; SDN 3 Babadan; SDN 1 Duri, Slahung; dan SDN 2 Tegalombo.
Dari pantauan detikJatim di SDN Jalen, pada hari pertama masuk sekolah, tidak ada satupun murid baru. Guru-guru terlihat pasrah. Mereka bukannya tidak berusaha mencari siswa baru. Namun, pada akhirnya upaya untuk menarik minat para calon wali murid tak membuahkan hasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ngenes! SDN di Ponorogo Tak Punya Murid Baru |
Kepala Sekolah SDN Jalen Dedy Adi Nugroho mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan para guru sebelum Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Banner PPDB sudah dipasang di depan sekolah. Bahkan, guru-guru juga mendatangi para calon wali murid.
"Banyak yang kita lakukan, sebelum PPDB sudah ke rumah calon wali murid dengan memberikan seragam gratis, serta tabungan senilai Rp 100 ribu untuk membeli buku pendamping seperti LKS, juga siap memberikan uang transportasi Rp 150 ribu per bulan untuk anak yang sekolah di sini. Uang tersebut diambilkan dari sumbangan para guru di sini," ujar Dedy kepada detikJatim, Senin (17/7/2023).
Namun hingga akhir PPDB, tetap saja tidak ada wali murid yang mendaftarkan anaknya.
"Sejak 5 tahun terakhir, jumlah siswa masuk semakin menurun," papar Dedy.
Rata-rata, para wali murid lebih memilih sekolah di MI. Sehingga, semakin tahun peminat siswa bersekolah di SD menurun.
Dedy menambahkan, sebenarnya sekolahnya mendapat 2 orang pendaftar. Namun, keduanya mundur karena takut anaknya tidak ada teman di sekolah.
"Misalnya saja kalau ada 5 siswa, mereka mau masuk. Tapi kalau cuma dua anak dengan berat hati saya suruh cari sekolah lain," terang Dedy.
Pada tahun ajaran lalu, SDN Jalen hanya mendapat 1 siswa, tahun ini tidak mendapat murid. Dengan rincian, kelas 1 kosong, kelas 2 ada 1, kelas 3 ada 3, kelas 4 ada 5, kelas 5 ada 5, kelas 6 ada 10, total 24 siswa.
"Keinginan dari sekolah, dengan fasilitas seperti ini, guru bersertifikasi tentunya kami tidak ingin sekolah ini ditutup. Karena satu-satunya sekolah yang ada di Jalen sendiri, tergantung dari Dinas Pendidikan sendiri yang akan menentukannya," tukas Dedy.
Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo sebut sekolah tak dapat murid gegara program KB yang sukses. Baca halaman selanjutnya...
"Ini menunjukkan tanda KB sukses," tutur Nurhadi.
Selain itu, Nurhadi menambahkan, perlu adanya inovasi program agar menarik minat masyarakat terutama calon wali murid untuk menyekolahkan anaknya ke SD Negeri.
"Perlu adanya inovasi dari kepala sekolah untuk bisa menarik simpati masyarakat di mana dia harus mampu menyusun program unggulan, sehingga tingkat kepercayaan masyarakat ada," tandas Nurhadi.
Disinggung soal regrouping, Nurhadi mengaku masih menganalisis kembali perkembangan sekolah tersebut baik secara regional maupun kondisi riil di masyarakat.
"Sekarang kan hak masyarakat mau belajar di mana saja tanpa perlu memilah negeri atau swasta," terang Nurhadi.
Sehingga, menurut Nurhadi yang perlu diperhatikan adalah hadirnya inovasi program terbaik dari sekolah. Pihaknya pun sudah melakukan berbagai pelatihan untuk para guru dan kasek.
"Kita juga mendorong untuk penguatan karakter yang diharapkan lebih bagus lagi," papar Nurhadi.
Menurut Nurhadi, penguatan karakter penting sehingga anak didik selain pintar dalam masalah akademik, juga pintar masalah agama, budaya dan seni. Apalagi dengan perkembangan teknologi saat ini, harus dibekali dengan pendidikan karakter yang kuat.
"Sebenarnya tidak ada penurunan, hanya saja suksesnya KB dan juga suksesnya lembaga lain, misal ke sekolah berbasis agama baik negeri maupun swasta, mampu menyerap murid," imbuh Nurhadi.
Simak Video " Video: Perhatikan Hal Ini Sebelum Beli Seragam Sekolah Anak"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/dte)