Selain SDN Jalen, SDN Setono Ponorogo juga Ngenes Hanya Terima 1 Siswa

Selain SDN Jalen, SDN Setono Ponorogo juga Ngenes Hanya Terima 1 Siswa

Charolin Pebrianti - detikJatim
Senin, 17 Jul 2023 15:10 WIB
Penampakan SDN Jalen Ponorogo yang tak menerima seorang murid di tahun ajaran baru
Penampakan SDN Jalen Ponorogo yang tak menerima seorang murid di tahun ajaran baru (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

SDN Jalen di Kecamatan Balong, Ponorogo bisa dibilang ngenes di tahun ajaran baru ini. SDN ini tidak mendapat siswa sama sekali. Selain SDN Jalen, nasib serupa juga dialami SDN Setono di Kecamatan Jenangan, Ponorogo yang hanya mendapat 1 siswa.

Kepala Sekolah SDN Setono Prayitno menerangkan, pihaknya masih terus membuka penerimaan murid baru. Saat ini, sekolah baru menerima 1 siswa.

"Karena belajar dari tahun lalu, setelah aktif belajar biasanya ada siswa yang menyusul mendaftar. Tahun lalu ada 5 anak, tahun ini hanya dapat 1 anak," kata Prayitno kepada detikJatim, Senin (17/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, jumlah ini jauh dari yang diharapkan. Meskipun, Prayitno menyadari persaingan sekolah saat ini sangat ketat. Para wali murid lebih memilih menyekolahkan anaknya ke MI dibanding SD.

"Selain itu usia TK dari Setono juga sedikit, itupun sudah diperebutkan dengan sekolah lain," imbuh Prayitno.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, SDN Jalen di Kecamatan Balong, Ponorogo tidak mendapat siswa sama sekali. Padahal, jumlah pagu siswa harusnya berisi 28 anak.

Pantauan detikJatim, di hari pertama sekolah tanggal 17 Juli 2023 ini, tidak ada satupun siswa baru di SDN Jalen. Para guru tampak pasrah. Sebab, berbagai upaya sudah mereka lakukan untuk menarik minat para calon wali murid.

Kepala Sekolah SDN Jalen Dedy Adi Nugroho mengatakan, sebenarnya sekolahnya mendapat 2 orang pendaftar. Namun, keduanya mundur karena takut anaknya tidak ada teman di sekolah.

"Misalnya saja kalau ada 5 siswa, mereka mau masuk. Tapi kalau cuma dua anak dengan berat hati saya suruh cari sekolah lain," terang Dedy.

Dedy menerangkan, berbagai upaya sudah dilakukan para guru sebelum Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Bahkan, juga mendatangi para calon wali murid.

"Banyak yang kita lakukan, sebelum PPDB sudah ke rumah calon wali murid dengan memberikan seragam gratis, serta tabungan senilai Rp 100 ribu untuk membeli buku pendamping seperti LKS, juga siap memberikan uang transportasi Rp 150 ribu per bulan untuk anak yang sekolah di sini. Uang tersebut diambilkan dari sumbangan para guru di sini,"ujar Dedy.

Namun hingga akhir PPDB, tetap saja tidak ada wali murid yang mendaftarkan anaknya.

"Sejak 5 tahun terakhir, jumlah siswa masuk semakin menurun," papar Dedy. Rata-rata, para wali murid lebih memilih sekolah di MI. Sehingga semakin tahun peminat siswa bersekolah di SD menurun.

Tahun ajaran lalu, SDN Jalen hanya mendapat 1 siswa, tahun ini tidak mendapat murid. Dengan rincian, kelas 1 kosong, kelas 2 ada 1, kelas 3 ada 3, kelas 4 ada 5, kelas 5 ada 5, kelas 6 ada 10, total 24 siswa.

"Keinginan dari sekolah, dengan fasilitas seperti ini, guru bersertifikasi tentunya kami tidak ingin sekolah ini ditutup. Karena satu-satunya sekolah yang ada di Jalen sendiri, tergantung dari Dinas Pendidikan sendiri yang akan menentukannya," tandas Dedy.




(hil/fat)


Hide Ads