Dalam kurun waktu satu minggu, berita di Jawa Timur menyedot pembaca detikJatim. Beberapa peristiwa terjadi dan membuat geleng-geleng kepala.
Salah satunya pembubaran pengajian khilafah di Pasuruan, seorang suami memergoki istrinya selingkuh namun akhirnya memaafkan, pria menggunakan sandal berpaku diduga membuat ban mobil bocor berkeliaran di Surabaya dan Panji Gumilang Al-Zaytun menyebarkan ajaran sesat.
Berikut detailnya:
1. Pengajian Khilafah di Pasuruan Dibubarkan
Pengajian di Desa Sumbersuko, Purwosari, Kabupaten Pasuruan, dibubarkan warga, Selasa (21/6/2023) malam. Pembubaran berawal saat warga mendatangi sebuah rumah yang dijadikan lokasi pengajian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengajian yang diadakan di halaman itu dihadiri puluhan jemaah berpakaian serba putih. Tampak banner 'Khilafah Mengakhiri Hegemoni Dolar dengan Dinar dan Dirham'.
Warga yang datang lalu merangsek ke pagar halaman yang ditutup saat pengajian berlangsung. Mereka berteriak meminta acara dibubarkan. Warga juga menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Namun acara tetap berlangsung. Hal itu membuat warga emosi dan merobohkan pagar dan terjadi kericuhan. Aparat menenangkan kedua bela pihak. Jemaah pengajian kemudian membubarkan diri.
Wakil Ketua PWNU Jawa Timur KH Abdussalam Shohib menyebut perlunya kerja sama antar warga dan aparat untuk mencegah adanya ajaran-ajaran yang bertentangan dengan NKRI.
"Yang perlu dilakukan adalah pendekatan persuasif dengan melibatkan tokoh agama dan masyarakat sekitar," kata KH Abdussalam Shohib saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (22/6/2023).
Ulama yang akrab disapa Gus Salam ini menyatakan ruang gerak dari organisasi yang menjunjung ajaran khilafah sebenarnya sudah dibatasi.
"Saya melihat sebenarnya sudah banyak berkurang dengan tidak adanya organisasi yang mengkonsolidasikan ajaran khilafah," jelasnya.
Pengasuh Ponpes Denanyar Jombang ini menyatakan memang perlu upaya lebih ekstra untuk menghilangkan sebuah ajaran khilafah yang terlanjut ada di beberapa kelompok masyarakat.
"Sebuah keyakinan atau doktrin itu memang sulit untuk dihilangkan secara total. Apalagi dengan keterbukaan informasi melalui medsos saat ini," tegasnya.
Sementara Polda Jatim menyampaikan apresiasi kepada warga yang telah peduli dengan cara membubarkan pengajian itu sebagai bentuk peringatan.
"Semua komponen bangsa harus bahu membahu, mengawasi. Yang melenceng harus diingatkan. membubarkan itu bagian dari mengingatkan. Langkah warga itu sudah benar," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto kepada detikJatim.
Dirmanto mengatakan Polda Jatim telah melakukan pengawasan dengan melibatkan banyak unsur. Baik tingkat Polsek hingga Polres, hingga terbawah Bhabinkamtibmas, Ketua RT, Ketua RW, hingga lurah dan camat.
Saat disinggung apakah kepolisian akan menindak tegas, terkait adanya ormas yang sudah dilarang tapi tetap menjalankan kegiatan. Dirmanto menegaskan tentu saja bila terbukti akan ditindak tegas.
"Kita akan lihat, pengajian ini pengajian apa, bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan dengan aturan negara, ya ditindak," tegas Dirmanto.
Selengkapnya bisa dibaca di sini
![]() |
2. Wanita Gresik Kepergok Selingkuh Tapi Diizinkan Nikah Lagi
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
BS (50), seorang suami yang telah memergoki istrinya AR (45) berselingkuh dengan HR berbesar hati. Dia batal memperkarakan perselingkuhan itu ke polisi bahkan mengizinkan istrinya menikah lagi dengan HR.
Pria itu telah melakukan penggerebekan perselingkuhan di rumah kos istrinya. Dia pergoki AR sedang berduaan dengan HR di kamar kos itu pada Minggu (18/6) malam di Desa Kedanyang, Kebomas, Gresik.
Usai penggerebekan dramatis yang 'diviralkan' itu, BS membawa mereka ke Balai Desa Kedanyang. Masalah perselingkuhan itu pun sempat dimediasi oleh pihak desa, dan BS sudah berniat mengambil jalur hukum.
Pada saat mediasi yang berujung niat BS memperkarakan hukum itulah AR sempat menenggak puluhan pil dengan maksud mengakhiri hidup berharap suaminya membatalkan niatnya untuk mempolisikan dirinya.
Setelah mediasi itu, BS dan AR sempat menuju ke kantor polisi. Tapi BS membatalkan niatnya. Dia justru meminta masalah itu diselesaikan kekeluargaan. Kanit PPA Polres Gresik Ipda Hepi menyampaikan itu.
"Tidak jadi laporan, sudah diselesaikan secara kekeluargaan," jelasnya kepada detikJatim, Rabu (21/6/2023).
Hepi menjelaskan bahwa setelah mediasi di Balai Desa Kedanyang itu BS, AR, dan HR memang datang ke Mapolsek Kebomas. Di sana BS memilih mengikhlaskan istrinya untuk menikah lagi dengan HR.
"Suaminya (BS) tidak jadi laporan. Yang bersangkutan memilih mengikhlaskan istrinya menikah dengan selingkuhannya," tambah Hepi.
Dari hasil pemeriksaan, kata Hepi, pasangan suami istri itu sudah lama tidak akur saat berada di rumah. Sehingga, hal itu membuat AR pergi meninggalkan rumah.
"Infonya pasutri ini tak lagi tinggal serumah. Makanya istrinya ngekos," lanjut Hepi.
Hepi mengaku sudah memberikan pilihan terhadap BS untuk melaporkan peristiwa itu atau menyelesaikan secara kekeluargaan. Tapi dia memilih selesai secara damai dan memilih cerai dengan istrinya.
"Sudah kami beri pilihan, kalau mau laporan kami siap memprosesnya. Tapi yang bersangkutan lebih memilih mediasi yang hasilnya mengizinkan istrinya menikah, asalkan setelah surat perceraiannya keluar," tukasnya.
Sebelumnya, AR mencoba bunuh diri setelah kepergok suaminya selingkuh dengan pria lain. Wanita warga Sukorejo, Kebomas itu nekat bunuh diri saat mediasi dengan suaminya di Balai Desa Kedanyang.
Perselingkuhan AR (45) HR (50) terbongkar setelah BS memiliki firasat sang istri bermain serong di belakangnya. BS pun berinisiatif memantau kamar kos tempat istrinya memadu kasih.
Setelah memantau, BS mengajak teman-temannya untuk menggerebek kamar kos istrinya, Minggu (18/6). Benar saja, AR ternyata sedang bermadu kasih dengan HR di dalam kamar.
Keduanya lantas diarak ke Balai Desa Kedanyang pada Minggu (18/6/2023) malam. Di sana BS juga sempat merekam menggunakan HP hingga akhirnya videonya viral.
Selengkapnya bisa dibaca di sini
![]() |
3. Warga Surabaya Diteror Pria Gunakan Sandal Berpaku Bikin Ban Mobil Bocor
Pria yang menggunakan sandal berpaku yang diduga membuat ban mobil bocor masih berkeliaran di Surabaya. Pria tersebut berkeliling Kota Pahlawan menggunakan sepeda motor.
Masyarakat diimbau untuk waspada agar tidak menjadi korban.
Berdasarkan foto yang beredar, pria tersebut melakukan aksi serupa di traffic light kawasan Surabaya Timur, tepatnya di Jalan Kertajaya, Surabaya. Pria tersebut mengendarai motor matik berwarna putih dengan pelat nomor L 2755 YL, sama seperti pelat nomor yang terlihat di video sebelumnya.
Dari foto tersebut, sang pria memakai kaos putih dan menggunakan helm. Sedangkan kaki kanannya mendekatkan sandal berpaku di ban kendaraan roda empat yang ada di sampingnya.
Saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengatakan, pihaknya masih memburu keberadaan pengendara motor itu.
"Masih belum (ditemukan), anggota sudah kita sebar untuk mencari," kata Mirzal kepada detikJatim, Sabtu (24/6/2023).
Sebelumnya, kejadian serupa pernah terjadi hingga video aksi pria itu viral di media sosial. Kejadian sebelumnya disebut terjadi di traffic light Jalan Mayjen Sungkono.
Selengkapnya bisa dibaca di sini
4. Kontroversi Ponpes Al-Zaytun Indramayu Sebar Ajaran Sesat
Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun menjadi sorotan karena pandangannya yang kontroversial. Kontroversi itu ternyata jadi buah bibir guru-guru di Gontor.
Pria kelahiran Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun, Gresik itu pernah belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) usai menamatkan Sekolah Rakyat (SR) di Gresik.
Setelah mondok di Gontor itulah dia melanjutkan kuliah Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga menjadi pimpinan Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat.
Namun hal itu dibantah pihak Gontor. Dosen Unida Gontor Bambang Setyo Utomo mengaku Panji Gumial bukan alumni PMDG. Karena menurutnya Panji tidak sampai lulus.
"(Beliau) tidak lulus Gontor," tutur Bambang kepada detikJatim, Jumat (23/6/2023).
Soal pernyataan-pernyataan kontroversial dari Panji Gumilang dan Ponpes Al-Zaytun, Bambang mengatakan bahwa hal itu memang sempat menjadi perbincangan para guru di Gontor.
"Kemarin waktu perkumpulan dengan guru-guru sudah disinggung terkait ini," kata Bambang.
Sementara tetangga di kampung halaman Panji Gumilang di Gresik kontroversi ini sebagai intrik menjelang tahun politik.
"Kalau saya nggak percaya pak Panji mengajarkan ajaran sesat. Ya mungkin ini karena menjelang tahun politik. Biasanya kan banyak berita-berita soal agama yang dibuat senjata," ujar Teguh, salah satu tetangga Panji.
Teguh menyampaikan itu ketika detikJatim mengunjungi Dusun Siraman, Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun, Gresik yang menjadi tempat kelahiran Panji, Sabtu (24/6/2023).
Teguh menjelaskan bahwa selama ini Panji Gumilang selalu baik kepada warga terutama para tetangga. Bahkan, jika ada keluarga yang tidak mampu untuk biaya sekolah, Panji Gumilang selalu membantu.
"Kalau lebaran biasanya pulang. Idul Adha besok kayaknya ke sini juga. Itu sudah beli sapi dua ekor besar-besar," kata Teguh kepada detikJatim.
Menurutnya, Panji juga merupakan sosok yang sangat ringan tangan terhadap tetangga. Bila ada tetangga yang membutuhkan bantuan, Panji akan meminta adiknya untuk membantu.
"Biasanya ada warga yang menyampaikan butuh bantuan, saat itu biasanya Pak Panji menyuruh adiknya ngecek dan langsung dibantu," ujar Teguh.
Lain halnya dengan Fandi (57) warga Desa Padang Bandung, Kecamatan Dukun. Dia mengaku tidak begitu tahu soal Panji Gumilang dan hanya sering mendengar namanya saja.
"Kalau nama pernah dengar, kalau bertemu langsung belum pernah. Baru tau orangnya pas lihat video yang beredar itu," kata Fandi.
Dia berpendapat bahwa apa disampaikan Panji Gumilang itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Fandi pun merasa malu sebagai tetangga desa Panji Gumilang.
"Ya malu mas. Saya sebagai warga Gresik apalagi kecamatan yang sama merasa malu. Ini kota yang terkenal dijuluki sebagai Kota Santri dan Kota para wali," kata Fandi.
Simak Video "Video Panji Gumilang Didakwa Pakai Dana Yayasan Buat Bayar Utang Pribadi"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/fat)