Ada 2.672 peserta yang lolos Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Beberapa di antara ribuan peserta itu ada sejumlah peserta termuda di bawah 17 tahun. Salah satunya adalah Arielya Ramadhani S.
Di antara sejumlah peserta termuda yang lolos SNBT Unair, Arielya adalah yang paling muda. Usianya baru 15 tahun 8 bulan saat dinyatakan lolos SNBT dan diterima di Program Studi Manajemen Unair.
Kecerdasan Ariel sudah terlihat sejak SMP. Dia masuk program akselerasi dan mampu menuntaskan pendidikan SMA dalam waktu hanya 2 tahun.
Dia ceritakan bahwa saat dirinya masih berusia 3 tahun, lingkungan tempat tinggalnya tidak ada playgroup. Karenanya dia langsung sekolah di TK Dharma Wanita di kawasan Candi, Sidoarjo.
Setelah lulus TK itu dia pun mendaftar dan melanjutkan pendidikan di SD Negeri Klurak Sidoarjo pada usia yang masih 5 tahun.
Masuk program akselerasi sejak SMP
Pada saat masuk SMPN 1 Sidoarjo, ia mengikuti program akselerasi di usianya yang masih 11 tahun. Akselerasi dia ikuti hingga masuk ke pendidikan selanjutnya, yakni di SMAN 1 Sidoarjo.
"SMP masuk akselerasi. Saat SMP menyelesaikan dalam waktu tiga tahun seperti lainnya, tapi waktu SMA menyelesaikan dua tahun," ujarnya.
Dia ceritakan bagaimana dirinya sempat bingung memutuskan mau atau tidak ketika wali kelasnya memberitahunya bahwa dia bisa masuk program akselerasi.
"Takdir Allah. Tiba-tiba diberi tahu wali kelas masuk akselerasi pas SMP kelas 1, bingung mau atau nggak. Tapi didorong orang tua akhirnya bisa," kata Ariel kepada detikjatim, Jumat (23/6/2023).
Meski masuk program akselerasi, Ariel tak merasa lebih unggul dibandingkan teman-temannya. Ia tetap rendah hati dan berteman dengan dengan siapa saja.
Tidak terpilih saat sekolah daftarkan siswa peserta SNBP
Sebelum dibuka jalur SNBT, ada jalur pertama yaitu Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) yang seharusnya bisa diikuti Ariel.
Sayangnya, ketika SMAN 1 Sidoarjo tempat dia bersekolah memilih sejumlah siswa untuk didaftarkan masuk SNPB, dirinya tidak termasuk. Ariel tidak putus asa. Masih ada SNBT.
"SNBP nggak masuk. Di sekolah saya mengambil 100 siswa, tapi bukan rezekinya, saya nggak masuk 100 siswa itu. Akhirnya SNBT daftar sendiri dan Alhamdulillah lolos," ujar anak tunggal ini.
Cita-citanya yang tinggi ada di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)