Miska Chirzia menjadi salah satu peserta Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) termuda yang diterima Universitas Airlangga (Unair). Ia pun menceritakan lika-likunya demi diterima di salah satu program studi (prodi) terketat Unair.
Perempuan yang belum genap berusia 16 tahun itu berhasil lolos sebagai mahasiswa baru program studi (prodi) S1 Teknologi Sains Data Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Unair.
Tak hanya menjadi peserta termuda, Miska juga masuk dalam prodi terketat ke-9 SNBP di UNAIR dengan rasio keketatan sebesar 6,14 persen. Ia mengaku senang dapat mewujudkan impiannya menjadi Ksatria Airlangga, terlebih di prodi favoritnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah tahu (keketatan teknologi sains data di Unair). Alhamdulillah, sangat senang dan bersyukur bisa menjadi bagian dari prodi teknologi sains data," kata Miska dalam rilis yang diterima detikJatim di Surabaya, Jumat (31/3/2023).
Perempuan asal Kabupaten Kudus ini menceritakan perjalanannya menjadi peserta SNBP termuda. Miska menjelaskan, saat dirinya berusia lima tahun, ia tidak menempuh pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) terlebih dahulu, namun langsung mengikuti Sekolah Dasar (SD).
Kemudian, saat di Sekolah Menengah Atas (SMA) Miska mengambil program Sistem Kredit Semester (SKS) yang mana ia hanya menempuh pendidikan SMA selama dua tahun atau lebih cepat satu tahun dari batas waktu normal.
Untuk lolos dalam program tersebut, ia melewati dua tahap seleksi, pertama berdasarkan nilai rapor dan keaktifan belajar saat pembelajaran daring. Kedua, melakukan tes ujian mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Bahasa Inggris, serta tes Intelligent Quotient (IQ).
Tak berhenti di situ, perjuangan Miska setelah menerima program SKS adalah, ia harus konsisten dalam mempertahankan prestasi akademiknya.
"Setelah lulus seleksi dan diterima di SKS dua tahun, nantinya setiap semester ada seleksi lagi. Apabila nilainya turun atau nilainya tidak memenuhi kriteria minimum yang diharapkan sekolah, maka bisa dikeluarkan dari SKS dua tahun," terang mahasiswi asal SMAN 2 Kudus tersebut.
Selama ini, Miska tidak mengikuti kursus apapun saat menjalani masa sekolah. Ia hanya bermodalkan belajar mandiri dan motivasi untuk membanggakan keluarga.
Kini, Miska tengah memetik buah dari hasil kerja kerasnya dengan berhasil lolos SNBP di pilihan pertama sesuai minatnya. Saat di bangku sekolah, ia kerap menargetkan prodi teknologi sains data karena melihat jurusan tersebut memiliki prospek karier yang bagus.
Miska berharap, ke depannya ia dapat menjalani perkuliahan dengan lancar.
"Ketika jadi mahasiswa nanti, saya ingin memperbanyak pengalaman dan mencoba hal-hal baru di dunia perkuliahan sehingga cita-cita saya jadi data scientist bisa tercapai," pungkasnya.
(hil/iwd)