Bandara Noto Hadinegoro Jember Kembali Dibuka, Simak Rutenya!

Bandara Noto Hadinegoro Jember Kembali Dibuka, Simak Rutenya!

Mira Rachmalia - detikJatim
Senin, 08 Des 2025 07:37 WIB
Bandara Noto Hadinegoro Jember Kembali Dibuka, Simak Rutenya!
Bandara Jember. Foto: Diskominfo Kabupaten Jember
Jember -

Bandara Noto Hadinegoro Jember resmi kembali beroperasi. Setelah sempat terhenti, layanan penerbangan komersial dari dan menuju Jember kini kembali aktif. Kabar ini membawa angin segar bagi masyarakat Tapal Kuda karena meningkatkan konektivitas regional sekaligus menjadi sinyal pemulihan ekonomi dan pariwisata di kawasan timur Jawa Timur.

Secara administratif, Bandara Noto Hadinegoro berada di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota. Dari Alun-Alun Jember, bandara ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 20-30 menit, bergantung kondisi lalu lintas. Posisi strategis tersebut membuat bandara ini tidak hanya melayani mobilitas warga Jember, tetapi juga menjadi pilihan tercepat bagi masyarakat Lumajang, Bondowoso, hingga sebagian wilayah Situbondo.

Bagi wisatawan yang ingin menuju kawasan Bromo sisi timur atau melanjutkan perjalanan ke Kawah Ijen, Bandara Noto Hadinegoro sering menjadi titik pendaratan yang lebih efisien dibanding harus mendarat terlebih dulu di Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bandara ini dilengkapi landasan pacu yang mampu didarati pesawat berbadan ramping seperti ATR 72, ideal untuk rute domestik jarak pendek. Terminalnya pun memiliki fasilitas dasar yang memadai bagi penumpang, mencerminkan fungsi bandara regional yang efisien.

Lalu, bagaimana sejarah Bandara Noto Hadinegoro yang sempat beberapa kali berhenti beroperasi? Berikut penjelasannya.

ADVERTISEMENT

Sejarah Bandara Noto Hadinegoro

Penumpang di Bandara Notohadinegoro JemberPenumpang di Bandara Notohadinegoro Jember Foto: Yakub Mulyono

Bandara Noto Hadinegoro awalnya merupakan lapangan terbang perintis untuk mendukung konektivitas wilayah Tapal Kuda. Seiring meningkatnya kebutuhan akses transportasi udara, fasilitas bandara diperluas hingga memenuhi standar operasional penerbangan sipil. Pengembangan ini menjawab kebutuhan masyarakat Jember dan daerah sekitarnya seperti Lumajang, Bondowoso, dan Situbondo yang memerlukan perjalanan udara cepat.

Nama bandara diambil dari Bapak Raden Noto Hadinegoro, Bupati Jember ke-11 yang menjabat pada 1968-1974. Ia dikenal sebagai tokoh yang aktif membangun infrastruktur di Jember. Penamaan bandara menjadi bentuk penghormatan atas kontribusinya dalam memajukan wilayah tersebut.

Pada tahap awal pembangunan, pemerintah daerah fokus pada pengerasan landasan pacu serta pembangunan terminal kecil yang awalnya hanya melayani penerbangan perintis atau charter. Infrastruktur ini menjadi fondasi penting untuk mendukung kegiatan survei pemerintah hingga distribusi logistik ke pedalaman Jember.

Bandara Notohadinegoro JemberDeretan pesawat di Bandara Notohadinegoro Jember Foto: Diskominfo Kabupaten Jember

Meski fasilitas dasar telah tersedia, operasional komersial bandara mengalami pasang surut. Beberapa kali layanan penerbangan berhenti karena minimnya minat maskapai membuka rute ke Jember akibat load factor yang dianggap belum memadai.

Titik balik terjadi ketika bandara memperoleh investasi untuk memperpanjang landasan pacu sehingga dapat melayani pesawat ATR 72. Kapasitas ini membuat rute domestik vital seperti Jember-Jakarta (Cengkareng/Halim) bisa dibuka, yang berpengaruh besar terhadap perekonomian lokal.

Meskipun tidak sebesar bandara internasional lain di Jawa Timur, Bandara Noto Hadinegoro memiliki peran strategis, termasuk dalam sektor kebudayaan. Bandara ini mempermudah akses wisatawan, investor, dan buyer internasional pada komoditas unggulan Jember seperti tembakau dan kopi. Selain itu, bandara berperan penting dalam mendukung penyelenggaraan Jember Fashion Carnaval (JFC), event budaya kelas dunia yang banyak menarik wisatawan mancanegara.

Pasca pandemi, bandara menghadapi tantangan dalam memulihkan frekuensi penerbangan. Diaktifkannya kembali layanan penerbangan komersial menjadi langkah penting bagi pemulihan tersebut. Pemerintah daerah kini didorong untuk lebih aktif menarik maskapai dan meningkatkan fasilitas agar bandara dapat berfungsi optimal sebagai penghubung ekonomi wilayah Tapal Kuda.

Tiket Pesawat Jember-Jakarta

Rute Jember (JBB)-Jakarta (CGK) menjadi jalur paling vital yang diutamakan dalam pengaktifan kembali bandara. Berikut beberapa pilihan tiket termurah untuk libur akhir tahun 2025:

Bandara JemberPenerbangan dari Bandara Jember Foto: Yakub Mulyono/detikJatim

Rute Jember-Jakarta

Rabu, 24 Desember 2025 - Rp 1.817.700

Wings Abadi Airlines IW 1903 (Economy, ATR 72)
13.00 WIB JBB β†’ 15.20 WIB DPS
Transit 3 jam 55 menit

Lion JT 3027 (Economy, B737 MAX 9 Passenger)
19.15 WIB DPS β†’ 23.20 WIB CGK

Kamis, 25 Desember 2025 - Rp 1.947.500

FlyJaya KS 132 (Economy)
14.10 WIB JBB β†’ 16.30 WIB HLP

Jumat, 26 Desember 2025 - Rp 1.936.400

Wings Abadi Airlines IW 1903 (ATR 72)
13.00 WIB JBB β†’ 15.20 WIB DPS
Transit 7 jam 15 menit

Lion JT 15 (Economy, B737)
22.35 WIB DPS β†’ 23.30 WIB CGK

Rute Jakarta-Jember

Minggu, 28 Desember 2025 - Rp 3.825.021

Batik Air ID 6588 (Economy, Airbus A320)
20.00 WIB CGK β†’ 21.30 WIB SUB
Transit 8 jam 50 menit

Batik Air ID 6412 (ATR 72)
06.20 WIB SUB β†’ 08.20 WIB DPS
Transit 3 jam 20 menit

Wings Abadi Airlines IW 1902 (ATR 72)
11.40 WIB DPS β†’ 12.00 WIB JBB

Senin, 29 Desember 2025 - Rp 3.825.021

Lion JT 20 (Economy, B737)
04.30 WIB CGK β†’ 07.25 WIB DPS
Transit 4 jam 15 menit

Wings Abadi Airlines IW 1902
11.40 WIB DPS β†’ 12.00 WIB JBB

Dengan kembali beroperasinya rute tersebut, harga tiket menjadi lebih kompetitif. Kehadiran pilihan penerbangan langsung juga menambah kenyamanan akses transportasi udara bagi masyarakat Jember, sekaligus memperkuat posisi daerah ini dalam peta ekonomi Jawa Timur.

Itulah informasi sejarah hingga daftar tiket terbaru Bandara Noto Hadinegoro Jember. Tertarik mencoba terbang dari bandara ini, detikers?

Artikel ditulis oleh Fadya Majida Az-Zahra, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads