Loyalitas Whisnu Sakti ke PDIP Meski Tak Dilirik Mega Saat Pilwali Surabaya

Loyalitas Whisnu Sakti ke PDIP Meski Tak Dilirik Mega Saat Pilwali Surabaya

Tim detikJatim - detikJatim
Minggu, 28 Mei 2023 14:06 WIB
Whisnu Sakti Buana
Whisnu Sakti Buana dikenal loyal kepada PDIP semasa hidupnya. (Foto: Deny Prastyo/File detikJatim)
Surabaya -

Mantan Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana meninggal dunia karena serangan jantung. Whisnu dikenal loyal kepada PDI Perjuangan (PDIP).

Loyalitas Whisnu tersebut terlihat saat momen Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020. Rekom Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat itu jatuh kepada pasangan Eri Cahyadi-Armuji yang pada akhirnya memenangkan Pilwali. Padahal, saat itu Whisnu diperhitungkan karena mendampingi Risma sebagai wakil wali kota Surabaya.

Whisnu resmi mulai menjabat sebagai wakil wali kota Surabaya pada 8 November 2013. Dia menggantikan Bambang DH yang mengundurkan diri pada 14 Juni 2013.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada periode kedua, Risma kembali maju. Whisnu loyal mendampingi Risma sebagai wakil wali kota periode 2016-2020.

Saat masa kepemimpinan Risma habis, nama Whisnu mencuat untuk menjadi penggantinya. Whisnu mendapat banyak dukungan dari kader PDIP.

ADVERTISEMENT

Namun, Risma ternyata telah menyiapkan suksesornya. Yakni Eri Cahyadi.

Hubungan politik Risma dengan Whisnu sendiri mengalami pasang surut. Saat itu posisi Whisnu masih menjadi wakil ketua DPRD Surabaya. Sebut saja mulai 2011 usaha pemakzulan yang dilakukan DPRD kepada Risma.

Pemakzulan itu merupakan buntut dari kebijakan Risma yang menerbitkan Perwali Surabaya No. 56/2010 tentang Perhitungan Nilai Sewa Reklame dan Perwali No. 57 tentang Perhitungan Nilai Sewa Reklame Terbatas di Kawasan Khusus Kota Surabaya yang menaikkan pajak reklame menjadi 25%.

Banyak pihak di kalangan dewan tidak senang dengan kebijakan tersebut. Untuk itu, DPRD berupaya memakzulkan Risma yang saat itu belum genap dalam 100 hari kepemimpinannya. Tak hanya dari kalangan legislayif, massa demonstrasi juga dikerahkan untuk menggoyang kekuasaan Risma. Namun upaya pemakzulan itu bisa dilalui Risma.

Hubungan Risma kembali memanas saat Bambang DH mengundurkan diri dari kursi wakil wali kota. Pengunduran diri sebagai konsekuensinya yang maju di Pilgub 2013-2018. Dan dari rekomendasi PDIP, Whisnu kemudian mendapat limpahan ditunjuk mengisi kursi wawali yang ditinggalkan Bambang DH.

Nah, pada saat pelantikan Whisnu menjadi wawali, Risma tak tampak dalam seremoni bahkan diketahui wali kota perempuan pertama Surabaya itu tidak masuk kantor sampai berhari-hari.

Tindakan Risma tersebut kemudian dikaitkan dengan ketidaksukaannya terhadap penunjukan Whisnu menjadi pendampingnya di pemerintahan kota. Sebab, Whisnu adalah wakil ketua DPRD saat dirinya akan dimakzulkan oleh kalangan legislatif pada sebelumnya.

Relasi Risma dan Whisnu kemudian mulai mencair pada Pilwali 2015. Saat itu, Whisnu resmi maju mencalonkan diri mendampingi Risma menjadi wali kota 2 periode.

"Jadi kalau Mas Whisnu mencoba harmonis dengan Bu Risma karena kedua-duanya saat ini eksekutif (wali kota dan wawali). Coba kalau kemudian posisinya eksekutif legislatif pasti ada saja gejolak-gejolak itu," beber Pengamat Politik Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam dalam wawancara kepada detikcom, 12 Juli 2019.

Sedangkan hubungan Megawati dengan Risma didapat atas dasar penilaian kinerja yang dilakukan sebagai pejabat yang diusung oleh PDIP. Lainnya, hubungan baik itu juga karena antara Mega dan Risma punya ikatan emosional karena sama-sama perempuan.

"Relasi Mas Whisnu dengan Bu Megawati ini kan karena didapat dari ayah beliau almarhum Pak Sucipto yang merupakan loyalis Bu Mega. Jadi wajar kemudian Mas Whisnu ini mendapatnya. Sedangkan Bu Risma ini bukan kader organik partai, namun berangkat dari birokrat yang berhasil mengemban tugas partai membangun Surabaya. Dan ingat keduanya ini sama-sama perempuan jadi terkadang lebih kuat hubungan emosionalnya," tandas Surokim Surokim.

"Jadi selama ini hubungan Whisnu dan Risma laten saja. Dan rasa-rasanya memang saling menyandera juga. Karena itu mereka saling mengamankan posisinya itu," Surokim menambahkan.

Whisnu Tak Dilirik Mega Saat Pilwali 2020. Baca halaman selanjutnya.

Pada akhirnya, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri lebih memilih Eri Cahyadi sebagai suksesor Risma. Keputusan itu disambut kekecewaan kader PDIP yang mendukung Whisnu.

Melansir CNN Indonesia, 2 September 2020, pendukung dan simpatisan Whisnu sempat mengamuk di luar gedung DPD PDIP Jatim selepas Ketua DPP PDIP Puan Maharani membacakan rekom untuk Eri-Armuji.

"Whisnu adalah kader partai, kenapa bukan calon. Sangat kecewa," teriak seorang pendukung Whisnu kala itu.

Keputusan PDIP waktu itu juga disambut kecewa kakak kandung Whisnu, Jagad Hariseno. Jagad langsung mengalihkan dukungan kepada Machfud Arifin-Mujiaman, lawan Eri-Armuji di Pilwali Surabaya.

"Setiap orang punya hak dalam bersikap politik. Bagaimana pun beliau (Machfud) adalah orang baik. Saya sekeluarga mendukung beliau, dan mendoakan beliau semoga apa yang beliau cita-citakan menjadi wali kota Surabaya semoga dihijabah oleh Allah SWT," kata Seno, 10 November 2022

Perbedaan pilihan politik Seno bukan tanpa alasan. Ia mengatakan sikapnya mendukung Machfud merupakan bentuk kritik terhadap Tri Rismaharini. Menurutnya, Risma selaku Wali Kota Surabaya dua periode sudah tidak lagi melihat sejarah dan ideologi partai dan marwah partai.

Megawati sendiri sadar bahwa rekom untuk Eri-Armuji kala itu cukup sulit. Dia juga sadar betapa Whisnu sebagai anak politikus senior yang ikut membesarkan PDIP, Soetjipto Soedjono, sangat loyal. Mega pun memberi pesan kepada Whisnu sesaat selepas rekom diputuskan.

Megawati mengatakan PDIP tetap mengapresiasi kerja Whisnu meski tak mengusung kadernya itu sebagai calon wali kota pada Pilkada Surabaya.

Megawati awalnya memberikan pengarahan kepada calon kepala daerah yang diusung PDIP pada Pilkada 2020. Lalu Megawati meminta DPD Jawa Timur menghadirkan Whisnu untuk berbicara dengannya.

"Di situ saya lihat Mas Whisnu, tolong hadirkan DPD (Jawa Timur)," ujar Megawati yang ditayangkan akun YouTube PDI Perjuangan, Rabu (2/9/2020).

"Aku terima kasih banget loh sama Whisnu," sambung Megawati.

Megawati kemudian menghibur Whisnu dengan mengingatkannya kepada sosok sang ayah, Soetjipto Soedjono, yang merupakan tokoh senior PDIP yang pernah menjadi Wakil Ketua MPR. Megawati mengaku sengaja menghadirkan dua Ketua DPP PDIP, yakni Bambang 'Pacul' Wuryanto dan Djarot Saiful Hidayat, untuk memberikan penjelasan kepada Whisnu soal pilihan DPP pada Pilkada Surabaya ini.

"Aku tahu pasti kono (sana) yo kelingan (teringat) karo (pada) Pak Tjip (ayahanda Whisnu). Makanya kenapa saya sengaja suruh datangkan yang namanya Bambang Pacul dan Pak Djarot," kata dia.

Megawati menegaskan tidak membuang Whisnu. Megawati mengucapkan terima kasih karena Whisnu telah membantu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani dalam menjalankan tugas sebagai kepala daerah.

"Jangan ada yang bilang. Oh, Ibu Mega itu buang Whisnu, tidak. Nah ini saya berhadapan sama kamu (Whisnu)," ucap Megawati.

"Tidak akan saya buang. Taat sebagai kader PDIP. Terima kasih atas selama ini membantu Mbak Risma. Nah, sekali lagi, terima kasih pada seluruhnya," lanjut Megawati.

Whisnu sendiri saat itu legawa dengan keputusan partai. Dia menegaskan komitmennya untuk tetap mendukung Eri-Armuji di Pilwali Surabaya.

"Tentu kita sebagai kader partai tetap tegak lurus dengan keputusan ketua umum (Megawati Soekarnoputri)," kata Whisnu usai penyerahan rekomendasi gelombang V PDIP di Kantor DPD PDIP Jawa Timur, 2 September 2020.

"Jadi kita harus memenangkan Surabaya untuk PDIP. Sama kayak semua kader PDIP akan tegak lurus dengan keputusan ketua umum," jelasnya.

Soal loyalisnya yang kecewa, Whisnu menanggapi dengan santai. Saat itu Whisnu siap mengumpulkan loyalisnya untuk tetap menerima keputusan partai.

"Untuk yang kecewa, ya tentu nanti kita kumpul lagi. Sama kayak semua kader PDIP akan tegak lurus dengan keputusan ketua umum," tukasnya kala itu.



Simak Video "Video: Cerita Anies Bertemu Megawati di Akad Nikah Anak Pramono"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads