Wisatawan ke Gunung Bromo masih normal setelah Patung Ganesha di bibir kawah gunung dinyatakan hilang. Kasus hilangnya patung sendiri masih diselidiki pihak pengelola dan polisi.
Patung Ganesha diketahui hilang pada Rabu (17/5/2023) tersebut terbuat dari campuran semen dan pasir berwarna abu-abu berukuran sekitar 50 sentimeter. Patung sendiri dibuat pada tahun 2012, tepat 2 tahun setelah erupsi Bromo.
Di bawah patung terdapat meja terbuat dari cor berukuran sekitar 1 meter. Patung Dewa Ilmu Pengetahuan ini dibuat untuk keperluan ritual keagamaan, sedangkan meja dibuat untuk tempat sesaji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu, patung tersebut merupakan benda yang disakralkan warga Hindu Suku Tengger. Meski begitu, umat Hindu setempat tidak terprovokasi dan masih beraktivitas seperti biasa, seperti bercocok tanam dan menjadi pemandu wisata.
Kepala Resort Lautan Pasir Gunung Bromo, Ariyanto menuturkan, pihaknya mendapat informasi bahwa sesaat sebelum patung itu hilang, terakhir kali ada kegiatan masyarakat. Tetapi bukan masyarakat Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura.
Diinformasikan, ada sekitar 6 motor yang naik ke lokasi untuk melakukan ritual di atas, pada Selasa (16/5/2023) malam, sekitar pukul 19.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB.
"Kalau dari CCTV memang terlalu jauh ya, karena ada di seberang Bromo, jadi hanya kita melihat pergerakan dari lampu saja, yang terpantau ada 6 unit lampu kendaraan, naik dan turun," katanya. Kamis (18/5/2023)
Hingga saat ini, pihaknya bersama Polsek Sukapura terus melakukan penyelidikan terkait hilangnya Patung Ganesha secara misterius tersebut.
Untuk itu, ia berharap kepada masyarakat, khususnya wisatawan, di mana pun berada untuk menjunjung tinggi norma dan adat budaya yang ada.
"Patung atau arca yang ada di sini tempat ibadahnya umat Hindu Tengger, jadi wajib menghormati tempat atau benda yang disakralkan oleh warga Tengger," kata Ariyanto.
(abq/sun)