Aktivitas gempa Gunung Gede mulai menurun. Namun pemantauan terus dilakukan dan warga di kaki gunung tetap diminta waspada lantaran dikhawatirkan aktivitas gunung berapi tersebut kembali meningkat.
Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Agus Deni, mengatakan aktivitas gempa vulkanik dan tektonik paling tinggi terjadi pada Selasa (1/4), dimana terjadi 49 kali gempa.
"Laporan dari Badan Geologi yang Kamri terima paling tinggi terjadi pada tanggal 1 April. Terjadi 47 gempa vulkanik dan 2 gempa tektonik," kata dia, Minggu (6/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, lanjut dia, pada lima hari terakhir yakni selama tanggal 2-6 April 2025 aktivitas kegempaan terus menurun. Adapun gempa yang terjadi ialah gempa tektonik.
"Rata-rata terjadi 2-3 kali gempa, itupun tektonik. Belum ada laporan lagi terkait aktivitas gempa vulkanik dari Gunung Gede," kata dia.
Meski begitu, lanjut dia, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Geologi dan melakukan pemantauan.
"Kita terus pantau perkembangan aktivitas gunung gede melalui pos pantau milik Badan Geologi," kata dia.
Agus menambahkan masyarakat juga tetap diminta waspada. Sebab dikhawatirkan terjadi letusan gas berbahaya dari kawah Gunung Gede.
"Masyarakat tetap diminta waspada, meskipun radius berbahayanya di 600 meter dan aktivitas kegempaan menurun, tapi tetap harus waspada, mengingat Gunung Gede ini merupakan gunung api aktif," kata dia.
Terkait pendakian, pihaknya masih menunggu hasil pemantauan hingga 7 April 2025. "Sementara pendakian masih ditutup sambil menunggu perkembangan apakah aktivitas gunung masih membahayakan atau sudah normal dan dapat dilakukan aktivitas pendakian," kata dia.
Sebelumnya, penutupan aktivitas pendakian Gunung Gede Pangrango diperpanjang hingga 7 April 2025. Pasalnya terjadi peningkatan gempa vulkanik Gunung Gede yang berpotensi menimbulkan letusan freatik atau hembusan gas gunung api.
(dir/dir)