Warga RW 08, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang melakukan protes terhadap penginapan yang diduga digunakan untuk ajang prostitusi. Mereka mengaku resah dan memasang spanduk protes di sejumlah titik.
Salah satu tokoh agama di RW 08, Ibnu Samsul Huda mengatakan warga sudah lama menduga bahwa Redoorz dan Smart Hotel di Jalan Koral itu kerap kali digunakan untuk aktifitas prostitusi. Warga baru memastikan dugaan itu usai terjadi insiden pada Selasa (9/5/2023) lalu.
"Kita menduga sudah lama, karena banyak cewek berkeliaran hampir 24 jam dengan pakaian minim dan bertato. Cuman dulu kita menyangka dan kejadian hari selasa (9/5) itu ada satu pelanggan dipukuli satpam dan diduga muncikarinya beberapa orang," ujar Ibnu saat dikonfirmasi, Minggu (14/5/2023).
Berdasarkan penelusuran warga, diketahui peristiwa itu bermula dari aksi kejar-kejaran seorang perempuan dan laki-laki yang keluar dari salah satu penginapan tersebut. Laki-laki yang dikejar itu berlari hingga masuk perumahan atau pemukiman warga.
"Laki-laki yang kabur itu ditangkap satpam dan beberapa pria yang diduga mucikari. Saat ditanya kepada perempuan yang mengejar, dia bilang pria ini tidak mau membayar. Dari perempuan itu tidak mengatakan jelas (tidak membayar apa)," terang Ibnu.
"Nah dari informasi yang warga dapat, ada yang menyampikan jika perempuan (penyedia jasa prostitusi) dan pria (pelanggan) ini berada di satu kamar. Saat si perempuan cuci di kamar mandi, si pelanggan ambil uang yang sudah dibayarkan, jadi bayar Rp 300 ribu yang diambil Rp 100 ribu dan lari keluar," sambungnya.
Lebih lanjut, ketika warga menanyakan permasalahan tersebut, pihak penginapan mengatakan bahwa pria yang kabur dan berhasil ditangkap itu telah melakukan pencurian. Mendapat keteragan itu, warga merasa ada yang janggal karena setelah ditangkap pria itu dilepaskan begitu saja.
"Harusnya kalau memang melakukan pencurian kan diproses hukum. Ini malah dilepaskan begitu saja. Dari situ, warga semakin yakin bahwa penginapan itu digunakan sebagai tempat jual jasa prostitusi. Kalau kata orang-orang penginapan dibagian barat itu digunakan untuk jasa prostitusi dan utara untuk check in pasangan," kata Ibnu.
Salah satu warga yang tinggal didepan penginapan itu juga merasa terganggu dengan tingkah laku sejumlah orang yang beraktifitas pada tengah malam hingga pagi di depan rumahnya.
"Bu Eko yang tinggal di depan penginapan persis, itu halamannya dipakai nongkrong anak-anak itu (teman maupun penghuni penginapan) semalam suntuk biasanya. Bahkan Bu Eko sampai mblender cabai agar halamannya tidak dipakai duduk anak-anak itu," jelasnya.
Selain itu, warga sendiri mempertanyakan izin dari dua penginapan tersebut. Sebab, selama ini yang diketahui warga izin dari dua tempat itu adalah untuk kos-kosan bukan penginapan. Tapi berjalannya waktu, izin mendadak berubah menjadi penginapan.
(abq/fat)