Rangkuman Kisah Bocah Pertalite Bojonegoro yang Kini Dibina KH Anwar Zahid

Rangkuman Kisah Bocah Pertalite Bojonegoro yang Kini Dibina KH Anwar Zahid

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Selasa, 09 Mei 2023 10:31 WIB
Momen Kocak Bocah Pertalite Dapat Peci dari Kiai Anwar: Sangune Durung
Bocah Pertalite Manu saat diberi peci oleh KH Anwar Zahid.(Foto: Istimewa/dok. Anza Channel KH. Anwar Zahid)
Surabaya -

Farhan Abimanu (17), punya kebiasaan tak lazim sejak kecil. Remaja asal Desa Kesongo, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro ini gemar menghirup aroma Pertalite. Saat ini, Manu, sapaan akrabnya tengah dibina kiai kondang KH Anwar Zahid. Berikut rangkuman beritanya.

Apa yang dialami Manu ini sempat viral. Manu lantas menceritakan awal mula ia kecanduan menghirup aroma Pertalite. Awalnya, ia disuruh seorang pedagang buah blewah.

"Kalau bensin katanya enak. Kemudian aku cium beneran. Hingga kecanduan sampai saat ini," ujar Manu di rumahnya, Kamis (4/5).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manu memang kecanduan menghirup aroma Pertalite sejak TK hingga sekarang. Ia mengaku jika tak menghirup aroma Pertalite tubuhnya lemas.

"Rasanya enak. Jika saya nggak menghirup badan malah terasa lemes," kata Manu.

ADVERTISEMENT

Lantaran kecanduan, ke mana pun dia pergi selalu membawa botol berisi BBM jenis Pertalite. Biasanya, bensin itu dia tuangkan di botol air mineral bekas sehingga leluasa dibawa.

Tarning, ibu kandung Manu bukan hanya sekali saja, tapi sudah berkali-kali melarang kebiasaan itu. Namun, kegemaran menghirup bensin ini tak bisa dihentikan.

"Sampun dangu. Terose larene nggeh enak (sudah lama dilarang, kata anaknya ya enak)," tutur Tarning.

Kusnadi, Kades Kesongo menyebut pihaknya telah mengetahui kebiasaan warganya tersebut. Bahkan Manu sering ke rumahnya.

Namun, saat diajak bicara soal kebiasaan menghirup aroma Pertalite, Manu selalu kabur. Kusnadi mengaku ingin membantu agar Manu terlepas dari kebiasaan tak lazim warganya itu.

"Manu sering main ke rumah, bahkan dia juga sering minta rokok. Namun, kalau tak ajak ngomong untuk berobat, dia malah menjauh dari saya dan terus menghindar ketika bertemu saya," kata Kusnadi.

Saat ini, Manu tengah dibina oleh KH Anwar Zahid. Kedekatan Manu dengan sang kiai kondang ini sempat viral karena sering terekam dalam YouTube Kiai Anwar.

Sejak awal bertemu dengan Manu, pengasuh Ponpes Sabilunnaja itu menyatakan bahwa dirinya iba dengan Manu. Dia pun ingin membina anak itu agar pelan-pelan melepas ketergantungannya pada aroma Pertalite.

KH Anwar Zahid sedih saat banyak konten kreator eksploitasi Manu, baca di halaman selanjutnya!

KH Anwar Zahid pun menceritakan bagaimana dirinya pertama kali berkenalan dengan Farhan Abimanu, Sang Bocah Pertalite. Semua bermula dari keibaan Sang Ulama.

"Ceritanya anak itu pertama ketemu aku nang pengajian. Aku lihat anak itu kok kluyar-kluyur (mondar-mandir) sama teriak-teriak. Kasihan. Tak ajak naik ke panggung, tak ajak interview, tak ajak komunikasi," kata Anwar.

Pertemuan itu terabadikan dalam video yang diunggah akun YouTube milik KH Anwar Zahid. Manu, Sang Bocah Pertalite itu terlihat sangat ceplas-ceplos.

"Kayak itulah, kayak yang di video itu. Akhirnya aku punya inisiatif, anak ini tak suruh ke pondok. Mungkin kalau ke pondok bisa tak ajari ngaji sedikit-sedikit kalau pas aku ada di rumah," ujarnya.

Dari situlah Manu mulai dekat dengan KH Anwar Zahid. Seperti terlihat di video selanjutnya, Manu memenuhi undangan sang kiai untuk menghadiri pengajian dan kembali diajak naik ke atas panggung.

Tapi di luar yang terlihat di video itu Kiai Anwar mengaku sejak hari itu mulai mengajarkan sejumlah hal kepada Manu. Beberapa di antaranya mengajarkan wudu dan salat.

"Dateng dia ke pondok pas rutinan kegiatan Ahad Kliwon. Mulai tak ajarin wudu, tak ajarin salat. Ya awalnya itu. Terus perlahan-lahan, maksudku, nanti ketergantungan dia menghirup Pertalite bisa dihilangkan," ujarnya.

KH Anwar Zahid pun mengaku sedih saat ada sejumlah oknum ingin mengeksploitasi Bocah Pertalite, Manu. Kiai Anwar Zahid pun menyayangkan hal ini. Manu memang perlu dibina. Apalagi, menurutnya remaja yang masih kecanduan menghirup aroma Pertalite itu putus sekolah.

"Ya memang Manu itu harus diobati luar dalam. Masih ada ketergantungan sama itu (Pertalite), terus butuh dibina, butuh dibimbing. Harusnya kan orang kalau niat mau nolong beneran kan ya gimana supaya anak itu bisa sekolah lagi," ujarnya.

Belakangan ini, KH Anwar Zahid memang berupaya membina Manu agar Bocah Pertalite itu bisa mengaji dengan benar dan bisa bersosial kemasyarakatan secara baik. Tapi menurutnya, ada banyak oknum yang malah memanfaatkan viralnya bocah tersebut.

"Maksudku kan dididik perlahan-lahan begitu lho. Tapi kan keburu viral kayak gitu, diburu sama YouTuber-YouTuber itu. Akhire dimanfaatkan. Aku kan nggak mau kalau anak itu dieksploitasi. Kasihan kalau hanya sekadar dieksploitasi," ujarnya.

Dia pun menyayangkan belakangan ini bocah Pertalite diajak oleh para konten kreator untuk mendongkrak viewers. Bahkan menurutnya, ada yang memanfaatkan Manu untuk konten-konten yang menurutnya sekadar intrik.

"Tapi terus ada yang dipakai semacam kayak pemburu hantu, kayak gitu itu kan sekedar intrik aja. Nggak, nggak ada kayak gitu. Kan, kasihan mas kalau dieksploitasi seperti itu," tambahnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads