Bocah Pertalite asal Bojonegoro Farhan Abimanu yang gemar menghirup aroma BBM menurut KH Anwar Zahid perlu diobati luar dalam. Yakni dengan mengajaknya belajar salat dan mengaji.
"Dia itu harus diobati luar dalam. Masih ada ketergantungan sama itu (Pertalite), terus butuh dibina, butuh dibimbing," ujarnya kepada detikJatim, Senin (8/5/2023).
Usai pertemuan pertama dengan remaja yang akrab disapa Manu itu, Kiai Anwar yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah Bojonegoro mengajaknya ke ponpes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manu pun memenuhi undangan tersebut. Bocah Pertalite itu datang menemui KH Anwar Zahid saat Sang Kiai sedang mengisi pengajian.
"Dateng dia ke pondok pas rutinan kegiatan ahad kliwon malam senin legi. Mulai tak ajarin wudu, tak ajarin salat. Ya awalnya itu," ujarnya.
Setelah momen itu, Kiai Anwar bermaksud untuk membina Manu dengan rutinitas kegiatan mengaji dan juga salat agar pelan-pelan melepas ketergantungan pada aroma Pertalite.
"Terus perlahan-lahan, maksudku, kan nanti ketergantungan dia menghirup Pertalite bisa dihilangkan. Tapi perlahan-lahan," kata Kiai Anwar.
Namun, belakangan ini Kiai Anwar menyayangkan ada banyak YouTuber yang justru memanfaatkan Bocah Pertalite demi kepentingan konten dan untuk mendulang viewers belaka.
"Maksudku kan dididik perlahan-lahan begitu lho. Tapi kan keburu viral kayak gitu, diburu sama YouTuber-YouTuber itu. Akhire dimanfaatkan. Aku kan nggak mau kalau anak itu dieksploitasi. Kasihan kalau hanya sekedar dieksploitasi," ujarnya.
Apalagi, kata dia, Manu juga diajak untuk tampil dalam konten yang menurutnya sekadar intrik. Salah satunya konten pemburu hantu. Padahal menurutnya hal-hal seperti itu tidak mendidik.
"Tapi terus ada yang dipakai semacam kayak pemburu hantu, kayak gitu itu kan sekedar intrik aja. Nggak, nggak ada kayak gitu. Nanti kalau viral dikasih hadiah sepeda. Nanti kalau ini dikasih ini, dikasih ini. Kan kasihan kalau dieksploitasi seperti itu," katanya.
Kini dia berharap bisa secara khusus menggembleng Manu di ponpes yang dia asuh. Dia juga berniat mengajak Manu untuk bermukim di Ponpes sehingga bisa fokus belajar mengaji.
"Maksudku juga gitu. Ke depan anak ini tak gembleng khusus, di pondok nanti tak suruh gembleng anak-anak. Syukur-syukur dia gelem mukim (mau tinggal) di pondok kan malah bagus. Kebetulan pondokku juga pondok gratis kok memang, nampung anak-anak yang kayak gitu. Gitu lo maksudku ke depan," pungkasnya.
(dpe/iwd)