Bojonegoro -
Farhan Abimanu, Bocah Pertalite penghobi aneh yang gemar menghirup aroma BBM viral di media sosial. Mirisnya, hobi yang kerap dilakukan itu sangat berbahaya.
Berikut ini fakta yang dihimpun detikJatim berkaitan remaja yang akrab disapa Manu, yang kini sedang dekat dan dibina langsung oleh seorang ulama kondang.
1. Gemar Hirup Pertalite Sejak Balita
Farhan Abimanu warga Desa Kesongo, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro sudah remaja. Dia terbiasa menghirup Pertalite sejak masih balita, atau masih menempuh pendidikan TK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarning, ibu kandung Manu bukan hanya sekali saja, tapi sudah berkali-kali melarang kebiasaan itu. Namun, kegemaran menghirup bensin itu tak bisa dihentikan.
"Sampun dangu. Terose larene nggeh enak (sudah lama dilarang, kata anaknya ya enak)," tutur Tarning kepada detikJatim, Kamis (4/5/2023).
2. Selipkan Botol Isi Pertalite di Balik Kaus
Kini, setiap kali Manu beraktivitas di mana pun, botol berisi BBM jenis Pertalite tak lepas dari dekapannya. Dia sembunyikan botol itu di balik kaus yang dia pakai.
Sesuai pengamatan detikJatim, botol plastik bekas air mineral itu selalu terisi BBM Pertalite meski hanya seperempat. Setiap kali sempat Maju akan menghirupnya.
Caranya, mulut botol yang disembunyikan di balik kaus itu akan dia dekatkan ke hidung untuk dihirup. Kadang ia juga letakkan mulut botol itu ke mulutnya.
3. Lemas Bila Tak Hirup Pertalite
Manu, remaja yang kecanduan menghirup aroma Pertalite itu mengaku bahwa aroma Pertalite itu baginya sangat enak.
Kini, sekali saja dirinya tidak menghirup Pertalite yang biasa dia letakkan di botol bekas air mineral, tubuhnya akan terasa lemas.
"Rasanya enak. Jika saya nggak menghirup badan malah terasa lemes," kata Manu saat ditemui di rumahnya.
Pertama kali coba Pertalite hingga ketagihan. Baca halaman selanjutnya.
4. Pertama Kali Mencoba Hirup Pertalite
Remaja yang akrab disapa Manu itu menceritakan awal mula dirinya kecanduan. Dia ingat betul ada pedagang blewah yang menyuruhnya menghirup aroma Pertalite.
Pedagang buah itu menyatakan bahwa aroma Pertalite itu enak. Dia pun mencoba menghirup hingga kecanduan aromanya sampai dirinya duduk di bangku SMP saat ini.
"Mbiyen ono bakul garbis, le iki lho ambu enak (Dulu ada pedagang buah blewah, le ini lho baunya enak). Kalau bensin katanya enak. Kemudian aku cium beneran, hingga kecanduan sampai saat ini," tutur Manu.
5. Selalu Menolak Diajak Berobat
Tidak hanya ibunya yang berupaya mengubah kebiasaan Manu. Kades Kesongo, Kusnadi menyebut dia berulang kali berupaya mengajak Manu untuk berobat.
"Manu sering main ke rumah, bahkan dia juga sering minta rokok. Namun, kalau tak ajak ngomong untuk berobat, dia malah menjauh dari saya, dan terus menghindar ketika bertemu saya," kata Kusnadi.
Tak hanya Kusnadi, pihak puskesmas setempat juga sudah berusaha mendekati Manu dan keluarganya. Namun semua terkendala karena Manu enggan diobati.
6. Risiko Bahaya bagi Bocah Pertalite
Dokter Spesialis Paru RS Unair, dr Alfian Nur Rosyid Sp P(K) FAPSR FCCP mengatakan menghirup pertalite bisa berbahaya dan menyebabkan kelainan kerusakan pada organ-organ tubuh.
Salah satu zat aditif berbahaya dari pertalite ialah benzena. Tak hanya itu banyak bahan kimia yang terkandung dalam pertalite bisa menyebabkan iritasi di saluran pernapasan, batuk, rasa tersedak, hingga tenggorokan banyak dahak dan tidak nyaman.
"Bisa ke kantong saluran napas, bisa masuk ke darah dan mengalir ke seluruh tubuh, bisa ke otak, jantung, ginjal. Bisa terjadi kerusakan pada organ-organ lain, tidak hanya paru saja jangka panjangnya. Seperti remaja menghirup dalam jangka panjang dan sering dan menjadi hobi kebiasaan, itu berbahaya," kata dr Alfian, Jumat (5/5/2023).
7. Kini Dibina Ulama Kondang, KH Anwar Zahid
Manu, sang Bocah Pertalite menarik perhatian ulama kondang Kiai Anwar Zahid, pengasuh Ponpes Sabilunnajah, Bojonegoro.
Dalam salah satu video yang diunggah channel YouTube KH Anwar Zahid, ulama itu menyebutkan dirinya sedang membina Manu.
"Iku jenenge Farhan Abimanu. Kuwi seneng nyedot bensin. Kula selidiki, ya nyuwun dungane, niki sik kula bina. Lek ra kenek ya dibinasakan... Mboten, kula dandani. Bismillah, mugo-mugo kenek (Itu namanya Farhan Abimanu. Senangnya nyedot bensin. Saya selidiki, mohon doanya, sekarang sedang saya bina. Kalau tidak bisa ya dibinasakan. Enggak, saya benahi. Bismillah, semoga bisa)," seloroh KH Anwar Zahid.