Jalan tersebut berada di sisi utara Kantor JMTO Area Surabaya-Gempol, Jalan Mayjend Sungkono Surabaya. Atau yang dikenal dengan Bundaran Satelit.
Takmir Masjid Shirothol Mustaqim, Bukhori Hamdani, mengatakan penggunaan nama tersebut bermula di tahun 1990. Nama Shirothol Mustaqim perta kali digunakan untuk masjid yang berada dalam kompleks Jasa Marga tersebut.
"Kalau penamaan Shirothol Mustaqim, lebih duluan masjid. Ini (masjid) tahun 1990, kalo untuk jalannya sekitar 2010an," kata Bukhori saat ditemui detikJatim, Minggu (7/5/2023).
Bukhori juga menjelaskan, penamaan tersebut bukan asal-asalan. Melainkan ada tujuan dan makna di baliknya.
Salah satu tujuan awalnya ialah untuk keperluan surat menyurat. Seiring berjalannya waktu, nama tersebut digunakan untuk penamaan TPQ sekaligus perpustakaan, yang letaknya berada di sisi barat masjid.
![]() |
"Tujuan awal untuk alamat surat menyurat, supaya lebih mudah, karena kan gak ada nomernya, dulu namanya Bundaran Satelit," jelas pria asal Bojonegoro itu.
Nama Shirothol Mustaqim mendapat sambutan baik dari siapa saja yang menjumpainya. Baik untuk nama jalan maupun masjid. Dalam Al-Qur'an, Shirothol Mustaqim berarti jalan lurus.
"Mulai awal berdiri sampai sekarang, alhamdulillah belum ada komentar negatif. Justru, banyak orang-orang yang memuji dan penasaran," ujar dia.
Bukhori juga menerangkan, ide nama Shirothol Mustaqim muncul di tahun 1989. Setahun sebelum masjid berdiri.
"Dulu, ada 3 referensi nama, pertama Al-Qitor, ada yang Darul Hikmah, dan Shirothol Mustaqim. Akhirnya, dipilih yang terakhir. Itu pun sempat dirapatkan dan kita cari referensi ke orang-orang, kita rembuk," imbuhnya.
Bukhori pun mengusulkan nama tersebut. Alhasil, langsung disetujui, lalu diterapkan hingga saat ini. Bisa dibilang, nama tersebut terinspirasi dari jalan tol.
"Ya akhirnya disetujui, saya terinspirasinya kan dari situ dan lokasinya berada di tengah jalan tol," tuturnya.
(sun/fat)