Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya akan menerapkan Modul Keremajaan Putri untuk meningkatkan karakter siswa, khususnya pelajar putri. Nantinya, modul baru ini akan menggabungkan beberapa mata pelajaran, seperti agama, PPKN, IPA dan IPS.
"Gambaran kami, kenapa putri? Di syariah agama pun yang diperkuat adalah putri. Nanti akan diintegrasikan. Masalah tata krama di PPKN, masalah syariat di agama, kalau anatomi tubuh di IPA, lingkungan di IPS. Begitu kan bisa, kami siapkan modulnya," kata Kepada Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh kepada wartawan di Balai Kota, Rabu (3/5/2023).
Yusuf mengatakan, sebagian guru sudah menerapkan modul tersebut. Namun, ada juga yang belum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga akan terus memotivasi para siswa dalam bentuk projek. Seperti penelitian dan menulis. Hal ini untuk memunculkan kebiasaan anak terhadap aktivitas positif.
"Misalnya, karakter, etika, menulis, literasi. Harapannya, bisa mengimplementasikan teori akademi dengan praktek di lapangan," ujarnya,
Modul Keremajaan Putri ini akan diterapkan pada tahun ajaran baru. Guru agama, PPKN, IPA dan IPS harus mengetahui apa yang perlu ia lakukan. Seperti ketika di sekolah, guru tidak menggunakan handphone saat pembelajaran. Lalu ketika di rumah, anak sebetulnya tidak boleh dimarahi, namun harus dilatih pembiasaan etika.
"Semua harus tahu batasannya. Anak-anak juga menjadi tahu apa yang harus dilakukan. Mulai syariat seperti jilbab, mana yang muhrim. Mereka juga paham. Sehingga hal itu bisa mengantisipasi ketidakpahaman," jelasnya.
Dengan modul ini, diharapkan pihak sekolah, lingkungan dan orang tua dan keluarga di rumah bisa saling berkolaborasi membentuk karakter anak.
"Sebab, pendidikan itu tiga komponen. Lingkungan, orang tua atau keluarga, dan sekolah. Ini harus sinergi," pungkasnya.
(hil/fat)