Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) bersama para siswa dan guru. Di sini Eri memiliki harapan besar untuk dunia pendidikan di Surabaya.
Ke depannya, Eri berjanji akan memperkuat pendidikan karakter dan agama anak. Eri mengatakan, untuk Hardiknas ini, semua anak-anak yang ada di Surabaya sudah menerapkan Merdeka Belajar. Sehingga, siswa dan guru di Surabaya diharapkan bisa berkreasi dan berinovasi.
"Sehingga nanti akan tercipta, muncul anak-anak yang hebat di Kota Surabaya, memiliki prinsip yang kelak akan menjadi pemimpin di Kota Surabaya," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (2/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena saya selalu mengatakan, anak Surabaya hebat, saya berharap anak-anak di Kota Surabaya kelak ketika dewasa bisa menjadi jadi orang humanis saling membantu, bisa bekerja secara efektif dan efisien, tidak banyak kegiatan tidak banyak bicara tapi, output outcome-nya tercapai," imbuhnya.
Ia menjelaskan, selama tiga tahun terakhir saat pandemi COVID-19, banyak memberikan pelajaran terkait digitalisasi. Di mana siswa belajar tidak harus bertatap muka, tetapi tetap mempertahankan rasa persaudaraan dan sosialisasi tanpa bertemu hingga masalah bisa diselesaikan.
"Tapi yang terpenting bagaimana para guru bisa berinovasi, memberikan tulisan melalui aplikasi atau platform yang ada. Sehingga para guru bisa menaikkan kemampuannya dengan memanfaatkan digitalisasi. Karena mau tidak mau, dengan zaman modern digitalisasi ini sangat penting," jelasnya.
Untuk PR pendidikan di Surabaya sendiri, masih ada kasus bullying di sekolah hingga saling serang lewat media sosial. Eri ingin menguatkan pendidikan karakter hingga agama pada anak.
"Di Surabaya ini tidak hanya pendidikan akademis, tapi karakter. Kedua penguatan pendidikan agama di rumah masing-masing. Ketiga, pendidikan keluarga," ujarnya.
Menurutnya, seorang anak memiliki jiwa pemimpin, akhlak baik dan terpuji, bukan tergantung negaranya. Sebab, negara sudah menyiapkan dan cara pendidikan, tapi tergantung dari orang tua.
"Jangan pernah harap anak jadi baik ketika orang tua cuek terhadap anak. Jadi, kembali lagi kepada orang tua. Karena itu saya berharap orang tua di Surabaya, ayo dijaga keluarganya, dijaga anak-anaknya. Banyak anak banyak rezeki, tapi lek kakean anak ga isok dijogo (tapi jika kebanyakan anak nggak bisa dijaga) maka akan jadi bahaya tidak terkontrol. Karena itu sesuaikan dengan kemampuan kita rencanakan bagaimana memiliki keluarga," urainya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh berterima kasih kepada guru, kepala sekolah, PKBM, LKP hingga sanggar kegiatan yang turut berpartisipasi. Ia berharap, pada Hardiknas ini bisa memotivasi dan mengembangkan inovasi siswa pada kegiatan positif.
"Kemarin sebelum puasa kita sudah melakukan aspek religi. Anak-anak membaca kitab. Besok kami juga apresiasi para akademis. Besok ada 1.000 siswa SD/SMP peneliti karya tulis ilmiah," pungkasnya.
(hil/dte)