Sejumlah berita di detikJatim menyedot perhatian pembaca selama sepekan. Bahkan beberapa berita populer di Jawa Timur.
Salah satunya, adalah penipuan yang dilakukan biduan di Malang, Ponari Jombang masih mengobati pasien dan prostitusi threesome di Kota Mojokerto.
Berikut ringkasan berita-berita tersebut:
1. Ponari Batu Petir Jombang Masih Obati Pasien
Muhammad Ponari Rahmatullah pernah kondang tahun 2009. Ponari kecil menggemparkan seantero Indonesia berkat pengobatan tradisional batu petir yang dicelupkan ke air. Kini di usianya yang menginjak 23 tahun, Ponari hidup sederhana dengan bekerja di sebuah gudang ayam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suatu saat hujan mengguyur lebat saat Ponari asyik main air dengan teman-temannya 14 tahun lalu. Di tengah keceriaan itu tiba-tiba petir menyambar. Suaranya menggelegar. Petir itu menyambar di dekat Ponari.
Sambaran petir itu konon disertai dengan jatuhnya batu yang nyaris kena kepala Ponari. Batu bukan sembarang batu. Batu itu, menurut Ponari, memancarkan cahaya biru. Tanpa pikir panjang, Ponari yang lugu memungut batu itu begitu saja dan membawanya pulang.
Dari batu itu kehidupan Ponari berubah drastis. Gubuk kecilnya diserbu ribuan orang. Belakangan batu yang dijuluki 'batu petir' itu dipercaya banyak orang bisa mengobati berbagai macam penyakit. Ajaib!
Kala itu, orang berduyun-duyun datang sambil membawa air. Antreannya mengular panjang. Ponari sendiri tak banyak basa-basi. Tinggal celupkan batu ke air, orang yang lama mengantre jadi semringah. Mereka yakin batu itu bertuah dan bisa mengobati penyakit mereka.
Kini ingar bingar di rumah Ponari sudah redup. Ponari kini hidup sederhana bersama keluarga kecilnya. Ponari masih tinggal serumah dengan orang tuanya di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang.
Ia menikah dengan Aminatus Zuroh dan dikaruniai seorang putri berusia 2 tahun. Keduanya sedang menantikan buah hati kedua. Ya, istri Ponari saat ini hamil 7 bulan.
Namun nama Ponari tak sebesar 14 tahun silam. Namun, tetap saja ada yang datang kepadanya berharap batu petir masih bertuah. Putra pasangan Kamsin (42) dan Mukaromah (42) ini menjelaskan, pasien datang dari Jombang dan daerah sekitarnya. Kebanyakan pasien datang dengan keluhan diabetes atau kencing manis dan sakit pada kaki.
Metode yang ia pakai pun tetap sama dengan ketika ia masih kondang sebagai dukun cilik tahun 2009. Yaitu mencelupkan batu petir ke air minum yang dibawa setiap pasien. Air tersebut bisa diminum oleh pasien, atau dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.
"Sama seperti dulu (tarif), seikhlasnya," terangnya.
Batu petir yang ia temukan itu masih ia simpan di rumahnya. Lantaran mempunyai pekerjaan tetap, Ponari hanya bisa melayani pasien di hari libur. Menurutnya, pasien biasa langsung datang ke rumahnya dengan membawa air. Ada pula yang lebih dulu membuat janji.
"Syaratnya hanya membawa air putih saja. Biasanya pasien langsung datang, ada juga yang janjian dulu," ungkapnya.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
2. Rumah Biduan Penipu di Malang Digeruduk Korbannya
Rumah biduan bernama Mentari Gusta Dewanty (27) diacak-acak korban arisan bodong yang digelarnya. Saat ini, pelaku yang tidak diketahui keberadaannya diburu para korbannya. Diketahui, korban arisan bodong ini mencapai ratusan orang dengan kerugian miliaran rupiah.
Dampaknya, rumah pelaku di Jalan Sanan Gang 14, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. diacak-acak korban. Para korban yang sempat mendatangi kediamannya pun meluapkan emosinya. Barang-barang berharga seperti televisi, lemari, kulkas hingga mesin cuci tak terlihat.
Ketua RT setempat, Wito mengaku tidak melihat peristiwa pengacak-acakan rumah Mentari secara langsung. Namun, dirinya mengetahui aksi pendobrakan rumah Mentari dari warganya.
"Kalau nggak salah itu kejadian hari Sabtu (8/4/2023) pagi. Saya nggak lihat langsung tapi kata warga begitu. Buktinya juga bisa dilihat pintunya jebol dan nggak bisa ditutup kalau tidak diikat," ujar Wito, Rabu (12/4/2023).
![]() |
Wito mengaku tidak mengetahui apakah saat korban datang dan mengacak-acak rumah Mentari itu, mereka mengambil barang-barang berharga atau tidak. Hanya saja, dia memastikan tirai bambu di depan rumah Mentari juga hilang.
"Saya nggak pernah masuk ke rumah Mentari. Jadi tidak tahu di dalam rumahnya ada apa saja dan barang-barang yang diambil para korban itu. Cuma kondisinya ya gitu itu acak-acakan semua, hanya tersisa baju-baju jelek," kata dia.
Menurut sepengetahuan Wito, Mentari bersama suaminya Andhik dan anak laki-lakinya berusia 4 tahun sudah meninggalkan rumah pada Rabu (5/4/2023). Sedangkan Wito baru mengetahui yang bersangkutan diduga terlibat penipuan keesokan harinya.
"Kalau nggak salah itu Rabu (5/4) dia meninggalkan rumah. Nah saya baru tahu kasusnya itu setelah ada salah satu korban pada Kamis (6/4) datang menemui saya dan menceritakan masalah itu. Nah sejak hari Jumat (7/4) banyak korban datang cari," ungkapnya.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
3. Prostitusi Threesome Wanita Hamil di Kota Mojokerto
Dion Aryo (20) tega menjual teman perempuannya yang sedang hamil 8 bulan untuk layanan seks bertiga (threesome). Warga Rejoso, Nganjuk ini menawarkan layanan nyeleneh tersebut melalui Facebook dengan tarif Rp 1,5 juta sekali kencan.
Wakapolres Mojokerto Kota Kompol Yuli Candra Dewi mengatakan praktik seks bertiga itu digerebek di salah satu hotel Kota Onde-onde pada Jumat (17/3) sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, Dion asyik berhubungan badan dengan teman perempuannya dan seorang pria hidung belang asal Surabaya.
"Saat digerebek petugas Satreskrim Polres Mojokerto Kota, pelaku bermain seks bertiga. Teman perempuannya kondisi hamil 8 bulan," kata Yuli saat jumpa pers di Mapolres Mojokerto Kota, Jalan Bhayangkara, Rabu (12/4/2023).
Dion bersama perempuan berinisial RAF dan pria hidung belang pun digelandang ke kantor Sat Reskrim Polres Mojokerto Kota. Polisi juga menyita barang bukti uang tunai Rp 1,1 juta, 2 handuk, 1 sprei, 1 ponsel pelaku, tangkapan layar percakapan WhatsApp, tisu bekas, serta pakaian dalam perempuan.
"Pelaku menjual teman nongkrongnya seharga Rp 1,5 juta untuk bermain seks bertiga," terang Yuli.
Yuli menjelaskan Dion menawarkan layanan seks threesome melalui sebuah grup Facebook. Ketika ada peminat, tersangka melanjutkan komunikasi melalui WhatsApp dengan pria hidung belang. Keduanya pun akhirnya sepakat tarif seks bertiga itu Rp 1,5 juta.
Dion juga meminta biaya untuk menjemput RAF dari Tambaksari, Surabaya Rp 100 ribu. Ketika sampai di salah satu hotel di Kota Mojokerto, ia menerima uang muka Rp 1,1 juta dari pria hidung belang. Sedangkan yang Rp 400 ribu dibayar setelah wik-wik.
![]() |
"Pengakuan tersangka teman perempuannya yang minta pekerjaan. Dia menawarkan lewat grup Facebook tanpa basa basi. Ternyata ada yang mau," jelasnya.
Akibat perbuatannya, Dion harus mendekam di Rutan Polres Mojokerto Kota. Ia dijerat dengan pasal 2 ayat (1) UU RI nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau pasal 296 KUHP atau pasal 506 KUHP.
"Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara," tegas Yuli.
Sementara itu, Dion mengaku baru satu kali menjual perempuan untuk layanan seks bertiga. Hubungannya dengan RAF sebatas teman nongkrong. Menurutnya, perempuan muda asal Tambaksari, Surabaya itu hamil 8 bulan, tapi belum bersuami.
"Dia (RAF) yang minta dicarikan pekerjaan, dia yang menawarkan diri. Bagi hasilnya saya Rp 700 ribu, dia Rp 800 ribu," ungkapnya.
Dion blak-blakan memposting jasa esek-esek tersebut. Sampai akhirnya seorang pria hidung belang asal Surabaya menggunakan jasanya itu.
"Penggunanya orang Surabanya, dia yang minta di Kota Mojokerto sekalian jalan-jalan," tandasnya.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini
Simak Video "Video: Menelusuri Pura Tertua di Jantung Pulau Dewata"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/fat)