Kisah Batu Petir Ponari, Dulu Obati Ribuan Orang Kini Cuma 9 Pasien

Kisah Batu Petir Ponari, Dulu Obati Ribuan Orang Kini Cuma 9 Pasien

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Senin, 10 Apr 2023 12:46 WIB
Ponari menunjukkan batu petirnya
Batu petir Ponari (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Jauh sebelum merebaknya pengobatan Ida Dayak, di Jombang ada pengobatan batu petir ala Ponari. Dulu, saban harinya ada ribuan orang yang rela mengantre demi berobat ke Ponari. Namun saat ini, pasien Ponari hanya bisa dihitung jari.

Nama Ponari begitu kondang pada 2009. Ribuan orang rela mengantre di rumahnya demi air yang mereka bawa dicelup batu petir yang konon bertuah.

Pemilik nama Muhammad Ponari Rahmatullah (23) ini sehari-hari bekerja di gudang ayam Desa Mojokrapak, Tembelang, Jombang. Meski namanya sudah tak sekondang 14 tahun silam, mantan dukun cilik ini masih melayani pasien meski tak seramai dulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemui di rumahnya, Ponari menceritakan aktivitasnya sehari-hari. Meski tak seramai dulu, ia menyebut masih ada sejumlah orang yang berobat kepadanya. Dalam sebulan, ia menyebut ada 9 orang yang berobat.

"Masih (ada pasien), tapi tidak seperti dulu, jarang-jarang. Biasanya Minggu kadang ada 2 sampai 3 orang, itu pun tidak tentu. Satu bulan kadang dapat 9 pasien," kata Ponari, Senin (10/4/2023).

ADVERTISEMENT

Putra pasangan Kamsin (42) dan Mukaromah (42) ini menjelaskan, pasien yang datang berasal dari Jombang dan daerah sekitarnya. Kebanyakan pasien datang dengan keluhan diabetes atau kencing manis dan sakit pada kaki.

Seperti Sabtu (8/4/2023), ia melayani pasien perempuan asal Mojokerto yang mengidap kencing manis. Saat ditanya berapa tarif yang dipatoknya, Ponari mengaku tak pernah memasang tarif.

"Sama seperti dulu (tarif) seikhlasnya," kata Ponari.

Sedangkan, metode yang ia pakai pun tetap sama dengan ketika ia masih kondang sebagai dukun cilik tahun 2009. Yaitu menyelupkan batu petir ke air minum yang dibawa setiap pasien. Air tersebut bisa diminum oleh pasien, atau dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.

Batu petir yang ia temukan Januari 2009 itu masih ia simpan di rumahnya. Karena mempunyai pekerjaan tetap, Ponari hanya bisa melayani pasien di hari libur. Menurutnya, pasien biasa langsung datang ke rumahnya dengan membawa air. Ada pula yang lebih dulu membuat janji.

"Syaratnya hanya membawa air putih saja. Biasanya pasien langsung datang, ada juga yang janjian dulu," imbuhnya.

Saat ini, Ponari sudah berumah tangga. Ia masih tinggal serumah dengan orang tuanya di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang.

Ponari mempunyai seorang putri berusia 2 tahun buah pernikahannya dengan Aminatus Zuroh (25), warga Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto, Jombang. Kini, ia tengah menantikan kelahiran anak keduanya, karena istrinya sedang hamil 7 bulan.

Diketahui, Ponari menjadi terkenal dan dijuluki dukun cilik dari Jombang pada awal 2009. Ketenarannya itu berkat sebuah batu yang disebut batu petir. Batu sekepal tangan itu konon didapatkan Ponari dari petir yang menyambar pada suatu hari di bulan Januari 2009.

Layaknya bocah kampung, hujan lebat saat itu Ponari asyik main air dengan teman-temannya. Sebuah petir dengan suara luar biasa kerasnya menyambar di dekat bocah yang saat itu masih kelas 3 di SDN Balongsari I. Petir itu konon disertai jatuhnya batu yang nyaris mengenai kepala Ponari. Batu yang saat itu memancarkan cahaya biru dipungut olehnya.

Ternyata dengan batu petir itu, Ponari menjadi dukun cilik yang sangat terkenal. Berbagai penyakit konon bisa dia sembuhkan hanya dengan menyelupkan batu itu ke dalam air yang dibawa pasien. Sejak Februari 2009, ribuan orang datang ke rumah dukun cilik itu berharap kesembuhan.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads