Sebanyak lima mahasiswa asal Sudan, Iran dan Turki belajar Al-Qur'an dan bahasa Arab selama Ramadhan di Universitas Darussalam (Unida) Gontor. Gontor dikenal sebagai pondok yang berhasil mengajar bahasa Arab di negara mereka.
Selama proses pembelajaran, para mahasiswa ini pun memilih masjid sebagai tempat belajar. Alasannya, karena masjid digunakan sebagai pusat belajar serta mempraktikkan bahasa dan ilmu Al-Qur'an.
Salah satu mahasiswa asal Sudan, Mubarok mengatakan baru pertama kali merasakan puasa di Indonesia. Menurutnya, puasa kali ini lebih mudah dibanding di negara asalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Puasa di sini sangat mudah dibandingkan dengan puasa di negara asal saya di Sudan. Di sana sangat panas, tapi di sini sangat mudah, seandainya puasa di sini berlangsung 2 bulan saya sanggup di sini. Di sini sangat enak, ada hujan," tutur Mubarok kepada wartawan, Rabu (5/4/2023).
Mubarok menambahkan dia tidak hanya belajar membaca saja tapi juga menghafal Al-Qur'an serta lancar berbahasa Arab di Unida Gontor. Mubarok pun ingin belajar metode pengajaran bahasa Arab untuk orang luar negeri.
"Alhamdulilah saya telah menghafal Al-Qur'an dan saya juga berbicara bahasa Arab dengan benar dan lancar. Namun kenapa saya memilih jurusan Bahasa arab dan ilmu Al-Qur'an di sini, karena saya ingin belajar metode pengajaran bahasa Arab untuk orang luar," terang Mubarok.
Sementara, Dosen Pembimbing Bambang Setyo Utomo menerangkan ada belasan mahasiswa luar negeri yang belajar di Unida Gontor. Rata-rata alasan mereka memilih Gontor karena para mahasiswa ini ingin belajar bahasa Arab dan ilmu Al-Qur'an dan tafsir.
Baca juga: 5 Pondok Pesantren Terbesar di Jawa Timur |
"Di sini yang membedakan, ketika belajar langsung praktik. Jadi tidak hanya ada teori, tapi langsung praktik," papar Bambang.
Menurut Bambang, pembelajaran bahasa Inggris dan bahasa Arab di Gontor jadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar negeri yang ingin belajar agama di Gontor. Pihaknya pun membuka peluang bekerjasama dengan berbagai civitas akademi dari berbagai negara.
"Mereka rata-rata tertarik belajar di sini karena ada pembelajaran bahasa Inggris dan Arab juga ilmu Al-Qur'an dan tafsir. Sekaligus mendalami metode belajar di Indonesia seperti apa, nantinya akan mereka terapkan di negara asalnya," pungkas Bambang.
(abq/iwd)