Cara Unik Seniman di Blitar Bangunkan Sahur Lewat Klotekan

Cara Unik Seniman di Blitar Bangunkan Sahur Lewat Klotekan

Fima Purwanti - detikJatim
Selasa, 04 Apr 2023 02:30 WIB
Seniman tradisional di Blitar bersiap klotekan bangunkan masyarakat sahur
Seniman tradisional di Blitar bersiap klotekan bangunkan masyarakat sahur (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Seniman di Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar punya cara unik untuk membangunkan warga saat sahur. Mereka menggunakan alat musik tradisional kala ronda sahur keliling kampung.

Para seniman itu tergabung dalam paguyuban Reog Sawung Galing. Ada sekitar 12 orang yang ikut dalam ronda sahur keliling yang rutin dilakukan setiap Ramadhan. Mereka diangkut menggunakan pikap terbuka sambil memainkan alat musik tradisional.

Biasanya, mereka akan berkumpul di salah satu rumah anggota paguyuban sekitar pukul 02.30 WIB. Setelah melakukan persiapan, mereka akan mulai memainkan musik tradisional dan berkeliling Desa Kemloko. Tujuannya untuk membangun warga yang hendak melakukan sahur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sebut ini klotekan, atau tabuhan kecil-kecilan dengan alat musik tradisional yang kami punya. Kami keliling desa untuk membangunkan warga, supaya sahur," kata Ketua Paguyuban Reog Sawung Galing, Joko Purnomo (50) saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (4/4/2023).

Joko menyebut, setiap anggota memiliki tugas masing-masing dalam memainkan beberapa alat musik. Diantaranya, enam orang menabuh gendang, satu orang untuk kenong dan satu orang menabuh gong. Kemudian, ada juga yang meniup terompet dan wirasuwara (penyanyi pria di karawitan).

ADVERTISEMENT

"Tidak pakai sound system besar, hanya satu mic dan sound kecil. Karena memang hanya keliling desa saja," terangnya.

Menurut Joko, klotekan menjelang sahur dilakukan rutin saat Ramadhan. Hal itu juga menjadi ciri khas untuk membangun warga saat sahur. Selain itu, Dia juga berharap kesenian dan alat musik tradisional tidak ditinggalkan oleh generasi muda.

"Ini (klotekan) sudah berjalan dari tahun ke tahun saat Ramadhan. Jangan sampai hilang, atau ditinggalkan. Karena ini juga kesenian dan alat musik kita semua," jelasnya.




(hil/iwd)


Hide Ads