Spanduk ancaman 'Golput 2024' muncul di Kota Malang setelah hakim menjatuhkan vonis kepada para tersangka Tragedi Kanjuruhan. Hal itu ditanggapi oleh Aremania sebagai respon yang wajar.
Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA) Dyan Berdinandri mengatakan ketika ada warga Malang yang ingin golput dalam pemilihan tahun 2024 mendatang menjadi hal wajar.
Pilihan itu adalah bentuk kekecewaan terhadap upaya penegakan hukum kasus Tragedi Kanjuruhan. Mengingat jumlah korban pada 1 Oktober 2022 lalu cukup besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, dalam Tragedi Kanjuruhan tercatat ada sebanyak 135 orang meninggal dan ratusan orang luka-luka namun putusan pengadilan dianggap tidak adil bagi para korban, apalagi ada 2 tersangka dari kepolisian yang dinyatakan bebas.
"Itu wajar kalau Golput. Itu merupakan pilihan yang paling realistis untuk tahun 2024," ujarnya saat dihubungi detikJatim, Minggu (26/3/2023).
"Menurut saya realistis karena itu merupakan bentuk kekecewaan sebagian Aremania atas keadilan yang mati bagi kasus Tragedi Kanjuruhan," ujarnya.
Seperti diketahui, spanduk ancaman Golput itu terpasang di Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang berada di Jalan Basuki Rahmat atau kawasan Kayutangan, Kota Malang.
Dalam spanduk itu tertulis "2024 Golput Pilihan Realistis Atas Matinya Keadilan di +62"
(dpe/iwd)