Kabar meningkatnya virus flu burung meresahkan masyarakat. Banyak kabar virus ini kembali muncul usai beberapa lama tidak terdengar. Kendati demikian, masyarakat diimbau tak takut mengonsumsi ayam hingga telur.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Chairul Anwar Nidom MS drh, angkat bicara. Ia mengakui keadaan ini membuat masyarakat khawatir mengkonsumsi produk unggas, baik daging atau telur.
Prof Nidom mengimbau masyarakat tak perlu khawatir soal hal ini. Meski merupakan virus yang berbahaya, virus flu burung dapat mati akibat pemanasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum dijual, ayam itu ada proses pencabutan bulu. Saat pencabutan bulu ayam dilakukan pemanasan dengan air suhu 56 sampai 60 derajat celcius, itu virus sudah mati," jelas Prof Nidom di Surabaya, Senin (13/3/2023).
Sementara itu, produk telur juga tak perlu dihindari. Telur tidak memiliki potensi menularkan virus.
"Selain kulit telur, di dalam telur itu ada selaput tipis berwarna putih yang menjadi penyaring semua
mikroba dari luar," ungkapnya.
Namun, virus ini akan tetap ada saat ayam dalam keadaan hidup. Untuk itu, ia meminta masyarakat tak mendekati unggas yang hidup.
"Masyarakat jangan mendekati kerumunan ayam. Ini punya potensi membawa virus," pesan Prof Nidom.
Prof Nidom menuturkan, munculnya virus flu burung akhir-akhir ini merupakan peristiwa alamiah.
"Virus ditakdirkan oleh Allah dalam tubuhnya tidak memiliki kelengkapan, jadi tidak bisa menghasilkan energi sendiri. Tapi dia (virus) diberikan tugas oleh Allah untuk memperbanyak diri," tuturnya.
Untuk bertahan hidup, sebuah virus harus mencari inang agar bisa mendapatkan energi. Hal ini dilakukan virus agar bisa memperbanyak diri. "Kalau sakit berarti inang tidak siap didatangi virus," kata Prof Nidom.
Virus yang menginfeksi ayam ini dapat mengakibatkan kematian pada ayam dengan persentase hingga 100 persen. Meski demikian, masyarakat tak perlu khawatir karena belum ada bukti penelitian bahwa virus ini dapat menular antar manusia.
"Sampai saat ini belum ada fakta yang mengatakan bahwa ini (virus flu burung) bisa menular sesama manusia," ujar Guru Besar Biologi Molekuler Virus Unair itu.
(hil/fat)