Malam Nisfu Syakban (Syaban/Sya'ban) disebut sebagai malam yang penuh ampunan. Berikut sejarah dari peringatan Malam Nisfu Syakban.
Mengenai sejarah Malam Nisfu Syakban, detikJatim mengutip situs Nahdlatul Ulama (NU). Al-Imam Al-Qasthalani menjelaskan awal mula adanya peringatan malam Nisfu Syaban, dalam kitab Al-Mawahib Al-Laduniyah. Berikut penjelasannya:
Bacaan arab:
وقد كان التابعون من أهل الشام، كخالد بن معدان، ومكحول يجتهدون ليلة النصف من شعبان فى العبادة، وعنهم أخذ الناس تعظيمها، ويقال: إنه بلغهم فى ذلك آثار إسرائيلية، فلما اشتهر ذلك عنهم اختلف الناس، فمنهم من قبله منهم، وقد أنكر ذلك أكثر العلماء من أهل الحجاز، منهم عطاء، وابن أبى مليكة، ونقله عبد الرحمن بن زيد بن أسلم عن فقهاء أهل المدينة، وهو قول أصحاب مالك وغيرهم، وقالوا: ذلك كله بدعة
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya:
Tabiin tanah Syam seperti Khalid bin Ma'dan dan Makhul, mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Nisfu Sya'ban. Nah dari mereka inilah orang-orang kemudian ikut mengagungkan malam Nisfu Sya'ban. Dikatakan, bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat (kabar atau cerita yang bersumber dari ahli kitab, Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) tentang hal tersebut. Kemudian ketika perayaan malam Nisfu Sya'ban viral, orang-orang berbeda pandangan menanggapinya. Sebagian menerima, dan sebagian lain mengingkarinya. Mereka yang mengingkari adalah mayoritas ulama Hijaz, termasuk dari mereka Atha' dan Ibnu Abi Malikah. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari kalangan fuqaha' Madinah menukil pendapat bahwa perayaan malam Nisfu Sya'ban seluruhnya adalah bid'ah. Ini juga merupakan pendapat Ashab Maliki dan ulama selainnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, awalnya ritual Malam Nisfu Syakban digelar segolongan ulama Tabiin daerah Syam. Artinya, ritual Malam Nisfu Syaban belum ada pada zaman Rasulullah dan Sahabat. Baru ada pada zaman Tabiin.
Malam Nisfu Syaban yang saat ini menjadi salah satu ritual muslim Tanah Air, mengikuti amalan segolongan ulama Tabiin Negeri Syam. Saat ini, Negeri Syam dikenal sebagai negara Suriah.
Untuk diketahui, ada dua penjelasan mengenai Tabiin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Yang pertama, Tabiin merupakan penganut ajaran Nabi Muhammad SAW. Yang merupakan generasi kedua dari jemaah muslimin setelah generasi para sahabat yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad SAW. Yang kedua, Tabiin merupakan generasi sesudah Nabi Muhammad SAW.
Dalam kitab Al-Mawahib Al-Laduniyah juga dijelaskan mengenai aturan di Malam Nisfu Syakban. Mengenai hal itu, ulama Syam berbeda pendapat.
Pendapat yang pertama menyebutkan, disunahkan menghidupkan Malam Nisfu Syakban secara jemaah di masjid. Yang kedua, dimakruhkan berkumpul di dalam masjid untuk menghidupkan Malam Nisfu Syaban dengan salat, berdoa dan menyampaikan kisah-kisah teladan. Namun tidak dimakruhkan salat sendiri untuk menghidupkan Malam Nisfu Syaban.
(sun/iwd)