Ketika Pandai Besi dan Dukun Bayi Diajak Rayakan Hari Jadi Pacitan

Ketika Pandai Besi dan Dukun Bayi Diajak Rayakan Hari Jadi Pacitan

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Senin, 20 Feb 2023 02:01 WIB
Tamu undangan Hari Jadi ke-278 Pacitan
Foto: Tamu undangan Hari Jadi ke-278 Pacitan (Purwo Sumodiharjo/detikJatim)
Pacitan -

Ulang tahun ke-278 Kabupaten Pacitan tergolong unik. Perayaan tahunan itu tak hanya dihadiri pejabat maupun undangan kehormatan. Masyarakat dari profesi unik dan langka pun dihadirkan di Pendopo Kabupaten. Mereka diundang khusus untuk menyaksikan kirab.

Mata Suparnen (65) tak berkedip. Kultur Jawa begitu kental dari pakaian yang dia kenakan. Yaitu beskap, lengkap dengan balutan jarik serta mengenakan blangkon (penutup kepala khas Jawa). Selama prosesi kirab ria sepuh itu membuang pandangannya ke depan.

Warga Desa Sanggrahan, Kecamatan Kebonagung itu sebelumnya bahkan tak pernah bermimpi menginjakkan kaki di pendopo. Alih-alih ke kota, sebagian besar waktunya dihabiskan di tempat menempa besi panas. Maklum, profesinya adalah pandai besi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Jadi pandai besi) sudah 40 tahunan. Sejak bujang sudah jadi pandai besi," katanya ditemui wartawan di sela acara, Minggu (19/2/2023).

Menempa besi memang menjadi pilihan pekerjaannya sejak awal. Buah kerja keras itu berupa beragam peralatan. Mulai dari cangkul, sabit, sampai kapak khusus untuk membentuk kayu bernama 'Pethel'. Suparnen juga pernah membikin keris hingga akhirnya menyita perhatian bupati.

ADVERTISEMENT

Meski tak rutin mendapat pesanan, namun dirinya mengaku setia dengan profesi langkanya. Sebab dia yakin rezeki bisa datang dari mana saja. Yang terpenting tetap berusaha. Buktinya sekali ada order Suparnen bisa menyelesaikan 5 buah sabit dalam sehari.

"Harganya bermacam-macam, tinggal bahannya," katanya.

Suparnen bukanlah satu-satunya pemilik pekerjaan unik yang diundang ke pendopo kabupaten. Beberapa warga dengan jenis profesi lain yang mulai langka juga didatangkan untuk menyaksikan prosesi Hari Jadi Pacitan. Di antaranya dukun bayi dan juru kunci beberapa tempat bersejarah.

Bupati Indrata Nur Bayuaji mengakui warga dengan jenis pekerjaan khusus tersebut jarang diingat. Padahal keberadaannya sangat dibutuhkan. Hal itu pula yang mendorong dirinya memerintahkan para camat untuk mengundang mereka pada perayaan ulang tahun Kota 1001 Gua.

Mas Aji ingin suka cita Hari Jadi tak hanya dinikmati oleh mereka yang bekerja di sektor formal. Masyarakat luas pun diharapkan memiliki rasa memiliki sekaligus ikut merayakannya dalam suasana syukur. Termasuk warga berprofesi unik.

"Mereka ada di tengah kita dan sangat bermanfaat untuk kita semuanya. Saya yakin banyak masyarakat yang sudah merasakan jasa dari beliau," terangnya.

"Perlu apresiasi dari pemerintah daerah. Kalau saat ini kami baru bisa mengundang untuk bareng-bareng merayakan atau menyaksikan prosesi Hari Jadi," pungkas Mas Aji.

Untuk diketahui, penetapan Hari Jadi Kabupaten Pacitan mengacu tanggal dilantiknya R Tumenggung Notopuro sebagai bupati pertama. Yakni 19 Februari 1745. Kala itu pusat pemerintahan berada di Dusun Rejoso, Desa Sukoharjo, Kecamatan Kota.




(abq/iwd)


Hide Ads