Nganjuk, salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, baru saja merayakan hari jadinya yang ke-1088 tahun. Dengan usia yang hampir mencapai satu milenium lebih, kota ini menyimpan segudang potensi, budaya, dan prestasi yang layak diacungi jempol. Simak berbagai fakta menarik Nganjuk yang rayakan hari jadi ke-1088 di bawah ini.
Hari Jadi Kabupaten Nganjuk diperingati setiap tahun dengan semarak dan penuh kebanggaan. Sebagai salah satu daerah tua di Pulau Jawa, sejarah panjang Nganjuk bermula dari zaman kerajaan. Tahun ini, perayaan ke-1088 menjadi momentum penting untuk merefleksikan pencapaian sekaligus meneguhkan arah pembangunan yang berkelanjutan.
Fakta Menarik Kabupaten Nganjuk
Di balik perayaannya yang penuh semarak, tersimpan beragam fakta menarik yang menunjukkan betapa istimewanyaKota Angin ini. Mulai dari industri rumahan yang mendunia, hingga seni budaya yang langka dan kuliner khas yang bikin lidah bergoyang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semuanya menegaskan Nganjuk bukan sekadar kota kecil, melainkan pusat kekayaan lokal yang membanggakan. Berikut ini empat fakta unik yang membuat Nganjuk layak jadi sorotan di hari jadinya yang ke-1088 tahun.
1. Kok Nganjuk, Kok Berkualitas
Siapa sangka, shuttlecock alias kok yang digunakan saat main bulu tangkis bisa jadi berasal dari Nganjuk? Industri rumahan kok di Nganjuk dimulai sejak 1970-an, dan terus berkembang hingga saat ini. Sentra utama produksi ini berada di Desa Sumengko, Kecamatan Sukomoro.
Dengan 63 industri kecil dan 283 industri kerajinan rumah tangga, kok Nganjuk tak hanya memenuhi kebutuhan nasional, tapi juga berhasil menembus pasar ekspor ke Malaysia, Singapura, China, hingga Jepang.
Keberhasilan ini tak lepas dari kerja keras masyarakat lokal yang terus mempertahankan mutu dan kualitas produksi. Kok buatan Nganjuk dikenal awet, presisi, dan memiliki daya tahan tinggi, menjadikannya favorit di pasar internasional.
2. Lumbung Bawang Merah Jawa Timur
Nganjuk bukan hanya pusat industri kreatif, tapi jawaranya bawang merah di Jawa Timur. Pada 2024, produksi bawang merah mencapai 205.591,20 ton- atau naik 11,9% dari tahun sebelumnya (183.757,85 ton). Hebatnya lagi, Nganjuk menyumbang sekitar 43% dari total produksi bawang merah se-Jatim.
Varietas Tajuk menjadi primadona karena daya simpannya yang tinggi. Selain itu, lima varietas lain yang ditanam antara lain Philip, Pancasona, Katumi, Trisula, dan Bauji. Dukungan teknologi pertanian modern juga membantu petani meningkatkan hasil panen secara signifikan.
3. Wayang Timplong, Kesenian Khas Nganjuk yang Unik
Wayang Timplong adalah seni pertunjukan asli Nganjuk yang muncul sejak tahun 1910. Nama timplong berasal dari bunyi alat musik pengiring yang unik dan sederhana. Wayang ini terbuat dari kayu pipih dan dibawakan seorang dalang dengan bantuan lima panjak, tanpa kehadiran sinden.
Tokoh utama dalam cerita ini adalah Panji, Sekartaji, dan Kilisuci, yang mengangkat nilai-nilai luhur seperti kesetiaan dan keberanian. Hingga kini, pertunjukan wayang Timplong masih bisa disaksikan dalam acara adat seperti ruwatan dan bersih desa, menjaga budaya agar tetap hidup di tengah masyarakat.
4. Kuliner Khas Nganjuk yang Wajib Dicoba
Merayakan Hari Jadi ke-1088 Kabupaten Nganjuk tak lengkap tanpa menjelajahi kekayaan kuliner khasnya. Berikut beberapa hidangan tradisional yang menjadi kebanggaan masyarakat Nganjuk dan patut dicicipi.
a. Asem-asem Kambing
Asem-asem Kambing adalah hidangan berkuah dengan cita rasa asam dan pedas yang khas. Menggunakan daging kambing sebagai bahan utama, kuahnya dibuat dari campuran santan, daun kedondong, dan rempah-rempah pilihan. Salah satu tempat yang menyajikan hidangan ini adalah Warung Asem-asem Kambing Bu Harsuni di Kecamatan Ngluyu.
b. Nasi Jagung
Nasi Jagung merupakan hidangan tradisional yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Nganjuk. Terbuat dari jagung yang ditumbuk halus dan dikukus, nasi jagung biasanya disajikan dengan lauk sederhana.
Lauknya biasanya seperti sayur lodeh, ikan asin, dan sambal. Menu ini tidak hanya lezat tetapi juga sehat, kaya serat, dan rendah kalori, cocok bagi mereka yang ingin menikmati makanan tradisional dengan manfaat kesehatan.
c. Nasi Becek
Nasi becek merupakan kuliner legendaris yang telah ada sejak tahun 1940-an. Hidangan ini terdiri dari nasi yang disiram kuah kental mirip gulai kambing, dilengkapi potongan sate kambing tanpa tusuk, jeroan, dan sayuran seperti kubis serta kecambah.
Perpaduan rasa manis dan gurih menjadikan nasi becek sebagai sajian yang menggoda selera. Warung Nasi Becek di Jalan Dr Soetomo, Nganjuk, yang dikelola generasi ketiga keluarga Kasan Jedor, adalah salah satu tempat terkenal untuk menikmati hidangan ini.
d. Krupuk Pecel/Upil
Krupuk upil, meskipun namanya terdengar unik, adalah camilan khas Nganjuk yang disukai banyak orang. Dibuat dengan cara disangrai menggunakan pasir, krupuk ini memiliki tekstur renyah dan rasa gurih. Di beberapa tempat, krupuk ini disajikan dengan siraman sambal pecel dan sayuran, dikenal sebagai krupuk pecel.
e. Dumbleg
Dumbleg adalah kudapan manis tradisional Nganjuk yang terbuat dari tepung beras, gula merah, dan santan. Adonan ini dibungkus dengan pelepah jambe, memberikan aroma khas yang menambah kelezatan. Teksturnya yang lembut dan rasa manisnya yang legit menjadikan Dumbleg sebagai camilan favorit, terutama saat berkunjung ke Pasar Gondang.
f. Tepo Mbah Umbruk
Tepo Mbah Umbruk adalah hidangan khas Nganjuk yang mirip lontong, namun memiliki bentuk kerucut unik. Disajikan dengan sayur kacang tolo dan bumbu khas, tepo menawarkan cita rasa tradisional yang autentik. Warung Tepo Mbah Umbruk di Dusun Babadan, Desa Gemenggeng, Kecamatan Bagor, adalah tempat untuk menikmati hidangan ini.
(hil/irb)