Tangani Banjir di Hulu, Banyuwangi Segera Eksekusi 2 Langkah Penanganan

Tangani Banjir di Hulu, Banyuwangi Segera Eksekusi 2 Langkah Penanganan

Denza Perdana - detikJatim
Rabu, 15 Feb 2023 11:29 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat memberikan instruksi soal penanganan banjir.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat memberikan instruksi soal penanganan banjir. (Foto: Istimewa/dok. Pemkab Banyuwangi)
Banyuwangi -

Penataan daerah hulu menjadi fokus Pemkab Banyuwangi dalam menangani banjir. Dua skema segera dilakukan yakni membuat rorak (parit buntu penahan air) dan menanam tanaman keras berdaya serap tinggi.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan dua hal itu akan segera dilakukan di daerah hulu, yakni di kawasan Gantasan di Lereng Ijen.

"OPD (Organisasi Perangkat Daerah) teknis dan berbagai pihak terkait sudah melakukan tinjau lokasi untuk mematangkan tindak lanjutnya. Tadi disepakati, akan dilakukan pembuatan rorak dan konservasi lingkungan dengan penanaman tanaman keras. InshaAllah, minggu depan mulai dikerjakan senyampang masih musim hujan," ujar Ipuk, Selasa (14/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ipuk, konservasi lingkungan di lereng Gunung Ijen sangat diperlukan. Kawasan dengan ketinggian 500-900 meter di atas permukaan laut itu terdapat 3 perkebunan yang bisa dioptimalkan sebagai catchment area (daerah tangkapan air) agar air hujan tidak langsung mengalir ke hilir.

Di sekitar perkebunan itu ada 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang semuanya bermuara di kawasan kota Banyuwangi, yakni di DAS Kalibendo dan DAS Kalilo.

ADVERTISEMENT

"Pembuatan rorak dan penanaman tanaman keras yang kita lakukan sebagai salah upaya menyiapkan catchment area di daerah hulu, khususnya lereng Ijen," kata Ipuk.

Sementara Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda menjelaskan bahwa rorak (parit buntu) bisa menampung air saat terjadi hujan. Dengan demikian air bisa tertahan lebih lama di daerah hulu.

Tidak hanya itu rorak juga sangat membantu untuk mengantisipasi kekeringan saat musim kemarau.

"Per hektare bisa kita buat 5-10 rorak, tergantung kondisi lahan. Kalau perhitungan kami, sekitar 1.000 lebih rorak yang diperlukan agar air tertampung maksimal di hulu," kata Ilham.

Untuk tanaman keras, lanjut Ilham, akan dipilih tanaman durian, mahoni, petai, dan sukun. Selain untuk penyerapan, tanaman-tanaman itu juga memiliki nilai ekonomi.

"Untuk program ini dibutuhkan sekitar 1.000 pohon. Selain dari pihak perkebunan Lidjen, sebagian bibit juga akan disupport dari Pemkab. Untuk kawasan hutan di lereng Ijen, Perhutani juga menyatakan siap melakukan reboisasi," pungkasnya.




(dpe/fat)


Hide Ads