Gunung bawah laut ditemukan di perairan Pacitan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Keberadaan gunung itu sudah disampaikan kepada pemerintah kabupaten setempat.
Meski demikian, diperlukan adanya penelitian lebih lanjut untuk menentukan aktif tidaknya gunung bawah laut itu dan apakah keberadaan gunung itu bisa mengancam atau tidak.
Berikut 8 fakta berkaitan temuan gunung bawah laut tersebut:
1. Lokasi Gunung
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunung bawah laut yang ditemukan di perairan Pacitan berada sekitar 200 kilometer di sebelah barat daya Kota 1001 Gua. Fenomena itu didapati dan sudah disampaikan kepada pemkab setempat.
"Ya, betul. Sudah disampaikan kepada Bapak Bupati," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko, Sabtu (11/2/2023).
2. Kedalaman dan Tinggi Gunung
Sesuai data yang diperoleh dari BIG, gunung itu memiliki tinggi 2.300 meter dari dasar laut. Diameternya sekitar 10 kilometer. Kedalamannya antara 3 hingga 4 kilometer dari permukaan air.
"Sedangkan untuk aktivitasnya masih perlu diteliti," imbuhnya.
3. Terbentuknya Gunung
Mengutip penjelasan BIG, Erwin mengatakan bahwa kemunculan gunung bawah laut adalah efek tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudera Hindia. Analisis itu didapat setelah BIG melakukan survei dan pemetaan. Proses terjadinya pun memakan waktu lama.
"Ibaratnya lantai karena ada desakan lalu ada yang menonjol. Hasil identifikasi para ahli yang paling besar berada di selatan Pacitan," paparnya terkait fenomena yang juga disebut roo rise tersebut.
4. Gunung Itu Berada di Lokasi Tumbukan Lempeng
Pakar Geologi ITS Dr Amin Widodo menganalisis proses terbentuknya gunung bawah laut baru itu. Dia memaparkan bahwa sepanjang 200 kilometer dari pantai di Jatim memang merupakan lokasi tumbukan lempeng. Lempeng Indo-Australia bertemu dengan lempeng Eurasia di Samudra Hindia.
"Lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia itu itu menyusup di bawah Eurasia yang ada di Pulau Jawa. Karena mendorong, maka ada bagian yang bisa naik lebih cepat dibandingkan yang lain," papar Amin kepada detikJatim, Minggu (12/2/2023).
Tumbukan lempeng itu membentang di sepanjang Pulau Jawa hingga Lombok. "Lokasi tempat tumbukan lempeng tadi di sebelah selatannya semakin mendalam, kalau sebelah utaranya ke atas menimbulkan gundukan atau gunung," jelasnya.
Orang awam, kata Amin, bisa melihat jelas tumbukan lempengan yang mencolok di Samudra Hindia melalui Google Maps. "Di Google Maps itu bisa dilihat. Di bagian selatan itu ada yang warnanya biru gelap, di daerah itu adalah tumbukan yang menjorok ke bawah atau palung. Di dekatnya palung, ada yang naik," sebutnya.
Apakah mengancam? Baca di halaman selanjutnya.
5. Ancaman dari Keberadaan Gunung Bawah Laut
Pakar Geologi ITS Dr Amin Widodo mengungkapkan perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah gunung bawah laut di Pacitan dapat mengancam atau tidak. "Kalau kita pengen tahu ya ke sana langsung (untuk meneliti)," kata Amin.
Amin hanya mengingatkan ancaman yang bisa muncul dari sebuah gunung bawah laut. Yakni saat gunung itu longsor hingga memicu tsunami. "Bahayanya itu kalau longsor seperti di Cianjur, ada gempa terus (gunung bawah laut) longsor. Nah, longsor gunung bawah laut itu bisa menimbulkan tsunami," ujarnya.
Tsunami yang ditimbulkan dari longsor gunung bawah laut bisa membahayakan karena muncul tanpa tanda-tanda atau peringatan. "Tapi, ya, untuk memastikan gunung bawah laut yang ada di Pacitan itu harus dilihat dulu. Belum tahu juga gunung aktif atau tidak," ungkap Amin.
6. Tidak Ada Catatan di Database PVMBG
Koordinator Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Oktory Prambada menegaskan bahwa gunung bawah laut yang ditemukan BIG di Pacitan itu tidak ada dalam database-nya.
"Kami tampung dulu itu, karena di dalam database kami tidak ada. Karena itu benar-benar baru," ujar Oktory ketika dikonfirmasi detikJatim, Senin (13/2/2023).
Karen tidak ada catatan tentang gunung itu Oktory menyatakan bahwa PVMBG juga belum bisa menentukan apakah gunung di bawah laut Pacitan itu aktif atau tidak. "Kami perlu lihat dulu barangnya untuk menentukan itu," katanya.
7. Pemkab Terima Usulan Nama Gunung
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji memastikan dia sudah menerima informasi gunung bawah laut itu. Tak hanya mendapat laporan dari BIG, pemkab juga diberi kesempatan menamai gunung baru yang terletak di sebelah selatan pantai itu.
Mas Aji berharap temuan gunung bawah laut itu jadi kabar baik bagi daerah yang dipimpin. Lebih dari itu, keberadaannya dapat membawa keberkahan. Terutama dalam memperkaya khazanah pariwisata alam.
"Barangkali masyarakat ada yang ingin mengusulkan nama gunung baru tersebut, monggo. Saya sendiri belum menemukan ide kira-kira akan diberi nama apa," kata Aji.
8. Harapan Baik dari Gunung Bawah Laut
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji alias Mas Aji berharap temuan gunung bawah laut itu jadi kabar baik bagi daerah yang dipimpin.
Lebih dari itu, keberadaannya dapat membawa keberkahan. Terutama dalam memperkaya khazanah pariwisata alam.
"Doa kita semua semoga temuan ini adalah kabar baik dan bukan menjadi suatu ancaman," tandasnya.