Badan Informasi Geospasial (BIG) menemukan gunung bawah laut setinggi 2.300 meter di perairan Pacitan. BIG telah melaporkan penemuan itu kepada Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.
Bupati yang akrab disapa Mas Aji itu berharap temuan gunung bawah laut itu jadi kabar baik bagi daerah yang dipimpinnya. Lebih dari itu, keberadaannya dapat membawa keberkahan.
"Doa kita semua semoga temuan ini adalah kabar baik dan bukan menjadi suatu ancaman," katanya, Sabtu (11/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apakah memang ada ancaman dari temuan gunung bawah laut baru di Pacitan itu?
Menjawab pertanyaan itu, pakar Geologi ITS Prof Amin Widodo mengungkapkan perlu adanya penelitian lebih lanjut.
"Kalau kita pengen tahu ya ke sana langsung (untuk meneliti)," kata Amin kepada detikJatim, Minggu (12/2/2023).
Amin hanya mengingatkan ancaman yang bisa muncul dari sebuah gunung bawah laut. Yakni saat gunung tersebut longsor hingga memicu tsunami.
"Bahayanya itu kalau longsor seperti di Cianjur, ada gempa terus (gunung bawah laut) longsor. Nah, longsor gunung bawah laut itu bisa menimbulkan tsunami," papar Amin.
Tsunami yang ditimbulkan dari longsor gunung bawah laut bisa membahayakan karena muncul tanpa tanda-tanda atau peringatan.
"Tapi ya untuk memastikan gunung bawah laut yang ada di Pacitan itu harus dilihat dulu. Belum tahu juga gunung aktif atau tidak," ungkap Amin.
Amin mengatakan, gunung bawah laut baru itu terbentuk bukan karena efek seringnya gempa. Justru karena adanya tumbukan lempeng lah gempa bisa terjadi. Kendati demikian, perlu penelitian lebih lanjut apakah ada potensi bencana lainnya yang bisa ditimbulkan dari gunung bawah laut tersebut.
"Tumbukannya yang menimbulkan gempa. Daerah sepanjang itu kan sering gempa," kata Amin.
Diberitakan sebelumnya, gunung bawah laut ditemukan di perairan 200 kilometer dari perairan Pacitan. Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko menjelaskan, sesuai data yang diperoleh, gunung tersebut memiliki tinggi 2.300 meter dari dasar laut. Diameternya sekitar 10 kilometer. Adapun kedalamannya antara 3 hingga 4 kilometer dari permukaan air.
"Sedangkan untuk aktivitasnya masih diteliti," jelasnya, Sabtu (11/2).
Mengutip BIG, Erwin menerangkan, kemunculan gunung bawah laut merupakan efek tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudera Hindia. Analisis itu didapat setelah BIG melakukan survei dan pemetaan. Proses terjadinya pun memakan waktu lama.
"Ibaratnya lantai karena ada desakan lalu ada yang menonjol. Hasil identifikasi para ahli yang paling besar berada di selatan Pacitan," terangnya.
(fat/dte)