Badan Informasi Geospasial (BIG) menemukan gunung bawah laut di perairan Pacitan. Catatan tentang gunung itu tidak ada di dalam database Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM.
BIG menyebutkan gunung bawah laut itu berada sekitar 200 kilometer barat daya Pacitan dengan tinggi 2.300 meter dari dasar laut. Diameternya sekitar 10 kilometer dengan kedalaman antara 3 hingga 4 kilometer dari permukaan air.
Koordinator Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Oktory Prambada menegaskan bahwa gunung bawah laut yang ditemukan BIG di Pacitan itu tidak ada dalam database-nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tampung dulu itu, karena di dalam database kami tidak ada. Karena itu benar-benar baru," ujar Oktory ketika dikonfirmasi detikJatim, Senin (13/2/2023).
Lantaran tidak ada catatan tentang gunung tersebut Oktory menyatakan bahwa PVMBG juga belum bisa menentukan apakah gunung di bawah laut Pacitan itu aktif atau tidak.
"Karena tidak ada catatan,kami tidak bisa ngomong apakah gunung di Pacitan itu aktif atau tidak. Kami perlu lihat dulu barangnya untuk menentukan itu," katanya.
Tidak hanya itu, karena belum ada catatan apapun, gunung yang ada di bawah laut Pacitan itu juga belum bisa diklasifikasikan apakah termasuk gunung tipe A hingga C.
"Ada beberapa gunung bawah laut yang sudah kami teliti dan kami lihat barangnya. Salah satunya Gunung Banua Wuhu di Sulawesi Utara. Itu memang gunung berapi aktif karena ada manifestasi gelembung udara. Makanya, tahun lalu kami pasang alat di sana," katanya.
Gunung Banua Wuhu itu di Sulawesi Utara termasuk gunung api tipe A atau tercatat pernah mengalami letusan sejak tahun 1.600. Ada beberapa gunung lain yang telah diklasifikasikan tipenya. Berikut ini daftarnya.
- Gunung Hobal di Bali-Nusa Tenggara (tipe A)
- Nieuwerkerk di Maluku (Tipe A)
- Banua Wuhu di Sulawesi (Tipe A)
- Sangir di Sulawesi (Tipe A)
- Yersey di Maluku (Tipe B)
- Emperor of China di Maluku (Tipe B)
Sebelumnya, Badan Informasi Geospasial (BIG) yang menemukan keberadaan gunung tersebut sudah menyampaikan informasi itu kepada pemerintah kabupaten setempat.
"Ya, betul. Sudah disampaikan kepada Bapak Bupati," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko, Sabtu (11/2/2023).
Mengutip BIG, Erwin menjelaskan, kemunculan gunung bawah laut merupakan efek tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudera Hindia. Analisis itu didapat setelah BIG melakukan survei dan pemetaan. Proses terjadinya pun memakan waktu lama.
"Ibaratnya lantai karena ada desakan lalu ada yang menonjol. Hasil identifikasi para ahli yang paling besar berada di selatan Pacitan," paparnya terkait fenomena yang juga disebut Roo Rise tersebut.
(dpe/dte)