Kesenjangan jumlah dokter spesialis di Jawa Timur masih terjadi. Bila di Surabaya jumlah dokter melimpah masih ada rumah sakit di daerah yang krisis dokter spesialis. Seperti di rumah sakit yang ada di Pulau Bawean, Gresik, juga di Kabupaten Sumenep.
Melihat terjadinya krisis dokter spesialis di kepulauan terpencil di Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sumenep, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) mengirim program pendidikan dokter spesialis (PPDS). Hal itu sudah melalui rapat dan kerja sama antara Pemkab, Dinkes Jatim, dan FK Unair.
"Di pulau Madura ada RS Sumenep yang kosong dokter spesialisnya. Bawean juga. Pada setiap 3 bulan sekali Pemkab Gresik dan Pemkab Sumenep bersama Dinkes selalu rapat dengan Dekan FK Unair soal PPDS yang mau selesai agar dikirim ke RS kepulauan," ujar Dekan FK Unair Prof Dr dr Budi Santoso SpOG(K), Senin (23/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Krisis dokter spesialis di kepulauan terpencil juga menjadi pertanyaan besar baginya. Apakah tidak ada dokter spesialis organik dari RS di pulau terpencil yang menetap di sana? Dia menduga, mereka yang bertugas di sana rata-rata hanya sebentar kemudian kembali ke kota.
"Minimal jangan satu bulan lah, tapi sekian tahun baru akan berganti. Nanti mereka (dokter spesialis) akan dikirim oleh pemkab, dikirim oleh Dinkes Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Gresik," ujarnya.
Melihat kekosongan dokter spesialis di kepulauan terpencil di Jatim, Prof Budi mengajak Dinkes Jatim, Dinkes Sumenep dan Dinkes Gresik untuk bekerja sama dalam mengisi dokter. Dalam waktu dekat hal itu akan diwujudkan melalui pendaftaran dokter spesialis yang nantinya akan diterjunkan ke kepulauan.
Nama program itu adalah program afirmasi untuk dokter spesialis di kepulauan di Jatim maupun RS di kabupaten lain yang krisis dokter spesialis. Mereka akan dibiayai dan harus mengabdi di kepulauan. Minimal untuk spesialis 4 penyakit dasar, seperti bedah, obgyn, penyakit dalam, dan anestesi.
Saat ini program afirmasi baru berlaku untuk Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sumenep. Terutama di Sumenep yang memiliki banyak pulau-pulau kecil dan RS. Ke depan, kata dia, akan dikembangkan juga untuk daerah lain yang krisis dokter spesialis.
"Mereka (bila selesai nanti) sudah menjadi pegawai dari Dinkes Kabupaten Gresik dan Dinkes Sumenep untuk dibiayai. Yang kami lakukan minimal 4 penyakit dasar, bedah, obgyn, penyakit dalam, dan anestesi. Mungkin kalau bisa 7 penyakit dasar bedah, obgyn, penyakit dalam, anestesi, anak, pediatri, dan radiologi," katanya.
Tes program afirmasi untuk dokter spesialis tersebut akan mulai dibuka kembali antara April atau Mei 2023. Harapannya, kata dia, pada bulan Juli atau Agustus para pendaftar sudah mulai masuk.
"Minimal untuk 1 RS 1 dokter. Katakan di Bawean ada 2 kecamatan, kami lakukan 4 atau 7 penyakit dasar. Ya untuk Gresik butuh 7 calon spesialis. Katakan 5-6 tahun lagi yang sudah ada di sana sekian tahun pindah ke daratan. Kalau ada yang (mau) tetap di sana, ya, silakan," katanya.
Sebelumnya, FK Unair selalu mengirim dokter PPDS. Dia mengakui, waktunya memang tidak lama, hanya sekitar satu bulan dan dengan gaji sesuai tempat pengabdian berdasarkan jarak.
"Selalu ada PPDS, mungkin hanya 1 bulan sekali dan reward gaji cukup besar. Ada yang Rp 30 juta per bulan, ada yang Rp 50 juta per bulan dan yang paling jauh Rp 60 juta per bulan," pungkasnya.
(dpe/fat)