Granat nanas peninggalan zaman Belanda ditemukan di Balai Kota Surabaya. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengevaluasi pengambilan tanah dari kerukan sungai untuk penataan taman di Balai Kota.
Kepala DLH Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan granat nanas tersebut berasal dari galian tanah hasil pengerukan sungai di Jalan Kangean. Sebelum tanah digali, sudah berkoordinasi dengan Jasa Tirta Surabaya.
"Tanah urukan kemarin koordinasi dengan Jasa Tirta untuk ambil tanah hasil pengerukan Kalimas yang ada di Jalan Kangean. Karena butuh tanah, jadi kita ambil tanah di sana. Sebab, tanahnya bagus (subur) hasil pengerukan sungai itu," kata Hebi, Minggu (8/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat proses pengangkutan tanah tak disangka ada granat nanas. Oleh karena itu, DLH melakukan evaluasi dan mempertimbangkan pengambilan urukan tanah.
"Setelah kita ambil di sana ternyata ada itu penemuan granat, kita juga tidak tahu, itu kebetulan. Sebetulnya tidak semua urukan tanah kita ambil dari sana, karena kemarin kehabisan (akhirnya) kita ambil dari sana. Kalau seperti itu kita pertimbangkan kalau ambil lagi dari sana, khawatirnya ada hal-hal atau kejadian yang tidak diinginkan lagi," jelasnya.
Pada proses penataan Taman Balai Kota Surabaya, DLH berkolaborasi dengan Disperkim Surabaya. Karena telah ditemukan granat nanas, pihaknya melakukan revisi atau perubahan perencanaan.
"Begitu ada case (kasus) tadi merubah plan (rencana) lagi. Nanti kebutuhan tanah juga berubah-ubah dan belum bisa dipastikan, tergantung kebutuhan. Sampai saat ini sudah 15-20 truk yang telah mengangkut tanah, tapi yang dari Kangean hanya 5 truk," pungkasnya.
Sebelumnya, granat ditemukan di area tengah Taman Surya sisi timur air mancur Balai Kota pada Sabtu (7/1) siang. Granat tersebut kemudian diamankan oleh tim penjinak bom (Jibom) Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim.
Ikuti berita menarik lainnya di Google News
(esw/iwd)