Cinta Tanpa Syarat Pasangan Jombang yang Menikah dengan Maskawin Kambing

Cinta Tanpa Syarat Pasangan Jombang yang Menikah dengan Maskawin Kambing

Denza Perdana - detikJatim
Jumat, 30 Des 2022 11:03 WIB
pernikahan unik di jombang maskawin kambing
Hambali dan Heti bersama kambing maskawin pernikahan mereka. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Kantor Kemenag Jombang, Jalan Pattimura menjadi saksi kebahagiaan pasangan ini. Rabu (28/12) itu Muhammad Hambali (33) dan Heti Kurniawati (43) telah menyempurnakan cinta mereka dalam tali pernikahan. Pernikahan mereka menjadi perlambang bahwa cinta memang tak pernah mengenal syarat.

Raut bahagia menyeruak dari wajah Heti ketika melihat Hambali datang. Senyumnya adalah senyum haru sekaligus bahagia. Hambali yang duduk di atas kursi roda datang bersama rombongan. Tetapi yang lebih mencuri perhatian adalah seekor kambing yang turut masuk dituntun oleh sang mempelai pria.

Tak ada maskawin mentereng bak nikahan sultan yang dibawa oleh Hambali. Semuanya terkesan sederhana. Agaknya, kedatangan Hambali dan kambing putih berhias kain yang juga putih dan tak kalah sederhana itulah yang menjadi maskawin bak sultan di hati Heti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ya, kambing itu termasuk salah satu maskawin yang dipersembahkan Hambali kepada Heti untuk mengikat janji suci sehidup semati. Mereka merupakan salah satu pasangan dari 21 pasangan lain yang hari itu sedang berbahagia karena tengah mengikuti nikah massal di Kantor Kemenag Jombang.

"Maskawinnya seperangkat alat salat, uang Rp 100 ribu dan kambing," jelas Hambali kepada wartawan di lokasi, Rabu (28/12/2022).

ADVERTISEMENT

Pedagang rempeyek asal Desa Tambakrejo, Kecamatan/Kabupaten Jombang itu tersenyum semringah usai akad nikah. Perasaannya lega usai lancar merapalkan kalimat ijab kabul. Kambing yang telah mencuri perhatian para hadirin itu pun ia serahkan kepada istrinya tercinta.

Hambali dan Heti menjalin asmara selama setahun. Heti sehari-hari berdagang nasi ayam geprek di depan Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang. Di tempat itu ia bertemu dan jatuh cinta dengan pria penyandang disabilitas Hambali. Cinta telah jatuh di hati mereka berdua, tanpa mengenal syarat.

Perempuan asal Desa Tambakrejo, Jombang itu tak bisa menyembunyikan kebahagiaan usai akad nikah mereka tuntas. Ia menuntun sendiri kambing pemberian suaminya setelah acara nikah massal itu lalu menyatakan bahwa ia ingin merawat kambing itu dengan sepenuh hati hingga berkembang biak.

"Insyaallah mungkin saya pelihara supaya beranak-pinak," tandasnya.

Kambing yang menjadi maskawin dalam pernikahan Hambali dan Heti bukan sekadar maskawin biasa. Ya, pemilihan kambing sebagai maskawin bagi sebagian orang juga bukan hal biasa, tapi ada makna khusus yang dimaksudkan Hambali dengan memilih kambing sebagai maskawin.

Hambali yang harus duduk di kursi roda menyampaikan makna mendalam itu. Pemilihan kambing sebagai maskawin itu adalah bentuk harapan sekaligus doa agar bahtera rumah tangganya bersama Heti mendapatkan banyak berkah atas jerih upaya yang akan mereka lakukan bersama.

"Biar untuk masa depan, kakinya (kambing) kan ada empat, biar cepat larinya," ujar Hambali lalu tersenyum.

Makna lari cepat. Baca di halaman selanjutnya.

Apa yang dimaksud Hambali dengan 'lari cepat' adalah agar perekonomian Hambali dan Heti meningkat setelah mereka menikah. Perlambang kaki empat itu memiliki arti agar dirinya dan sang istri bisa saling mendukung agar bisa berlari cepat demi menopang kehidupan keluarga.

Tidak mudah bagi Hambali yang sehari-hari meraih rezeki dari berdagang rempeyek serta menjadi tukang servis sound system untuk membeli seekor kambing seharga Rp 400 ribu. Penghasilannya sangat pas-pasaan. Karena itu ia butuh waktu setengah tahun untuk mengumpulkan uang hingga akhirnya bisa membeli kambing tersebut.

"Hasil ngumpulin uang dari jual peyek. Alhamdulillah bisa terkumpul," imbuh Hambali.

Hambali dan Heti sebenarnya telah menikah siri pada 2021. Mereka pun sempat tinggal bersama di tempat kos di Desa Pulolor, Kecamatan/Kabupaten Jombang selama 5 bulan. Selanjutnya, dua sejoli ini pindah ke rumah kontrakan di Dusun Petengan, Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang.

Namun, pernikahan itu tidak mendapatkan restu dari ibu Hambali. Karena usianya 10 tahun lebih muda dari Heti. Tetapai Hambali telah begitu mencintai Heti hingga memutuskan untuk meninggalkan rumah orang tuanya agar bisa bersama Heti. Sedangkan Heti sudah tidak mempunyai orang tua.

"Ibu dari Mojokerto, bapak Mojowarno, Jombang, tapi semua sudah meninggal. Saya tidak punya siapa-siapa selain suami dan anak. Saudara ada di Mojokerto dan Cianjur, Jabar," kata Heti.

Sebelum menikah siri dengan Hambali, Heti tinggal di rumah mantan mertuanya di Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang. Banyak hal yang membuat janda kelahiran 1979 ini jatuh hati dengan Hambali. Hingga ia memutuskan menikah untuk kedua kalinya.

Berkat bantuan berbagai pihak, mereka pun bisa melangsungkan pernikahan secara resmi di Kantor Kemenag Jombang.

"Mas Hambali orangnya bagi saya mandiri, saya ingin mempunyai suami yang bisa membimbing saya dalam segi agama. Saya memilih Mas Hambali supaya menjadi imam saya," terangnya.

Keterbatasan fisik Hambali sejak lahir tak menyurutkan cinta Heti. Ia menjadi istri sekaligus pendamping hidup yang senantiasa memotivasi Hambali. Perasaannya kian dalam karena karakter suaminya yang ulet dan mandiri.

"Dia terlalu jujur, bisa membimbing saya ketika salat saya kurang rajin. Setelah menikah, Insyaallah salat 5 waktu tidak akan saya tinggalkan," ungkapnya.

Untuk jalan bersama, Hambali dan Heti mempunyai sepeda motor roda 3. Terdapat kursi khusus untuk Hambali di sebelah kirinya. Seperti pengantin baru pada umumnya, Heti berharap pernikahannya langgeng. Ia juga ingin mempunyai rumah sendiri dari buah kerja bersama suaminya.

"Kami jalani saja dulu dengan berusaha dan menabung (untuk membeli rumah). Yang penting saat ini bisa hidup mandiri," tandasnya.

Ikuti berita menarik lainnya di Google News.

Halaman 2 dari 2
(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads