Hari Trikora: Mengenang Sejarah Pembebasan Irian Barat

Hari Trikora: Mengenang Sejarah Pembebasan Irian Barat

Rina Fuji Astuti - detikJatim
Senin, 19 Des 2022 12:02 WIB
Peta Papua
Peta Papua/Foto: Screenshot google maps
Surabaya -

Hari Trikora diperingati setiap 19 Desember. Peringatan ini mengenang sejarah Operasi Pembebasan Irian Barat (Papua) dari Belanda.

Mengutip situs resmi Puspen Mabes TNI, Tri Komando Rakyat yang sering disebut Trikora merupakan momentum penting bagi tegaknya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama masyarakat dan pejuang Papua yang ingin melepaskan diri dari kolonialisme Belanda.

Konferensi Meja Bundar (KMB)

Mengutip situs resmi Pemprov Jateng, Trikora adalah salah satu dampak dari pelanggaran hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda pada 1949. KMB adalah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persengketaan yang dibawa ke konferensi di antaranya yaitu masalah utang Belanda hingga masalah Irian Barat. Tujuan KMB yaitu menyelesaikan persengketaan Indonesia-Belanda untuk mencapai kesepakatan tentang cara pengakuan kedaulatan penuh dan tanpa syarat pada Republik Indonesia Serikat.

Awalnya, KMB menyepakati bahwa Irian Barat (Papua) akan ditentukan selambat-lambatnya satu tahun setelah pengakuan kedaulatan. Namun, Belanda tidak menunjukkan itikad untuk menyelesaikan masalah Irian Barat tersebut.

ADVERTISEMENT

Itu membuat Indonesia berjuang melalui beberapa jalur diplomasi. Termasuk dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung dan Sidang Umum PBB.

Pembentukan Dewan Pertahanan Nasional merumuskan Trikora pada 14 Desember 1961. Selanjutnya, pada rapat raksasa tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta, Presiden Soekarno mengeluarkan komando yang dikenal dengan nama Tri Komando Rakyat (Trikora).

Berikut tiga poin penting dari Trikora:

  1. Gagalkan pembentukan Negara Boneka Papua buatan Belanda Kolonial
  2. Kibarkanlah Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
  3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.

Tak sampai di situ, setelah komando Trikora dikeluarkan, selanjutnya dibentuk Komando Mandala. Jenderal Soeharto menjadi Panglima Komando tersebut dengan sederet tugas yang diemban yaitu:

  1. Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi-operasi militer dengan tujuan mengembalikan wilayah Provinsi Irian Barat ke dalam kekuasaan wilayah RI
  2. Mengembalikan situasi militer di wilayah Provinsi Irian Barat sesuai dengan taraf-taraf perjuangan di bidang diplomasi. Berusaha supaya dalam waktu sesingkat-singkatnya di wilayah Provinsi Irian Barat dapat secara de facto diciptakan daerah-daerah yang bebas atau diduduki unsur-unsur kekuasaan/pemerintahan RI.

Selanjutnya Operasi Jayawijaya diluncurkan dalam rangka pembebasan Irian Barat. Pada 12 Januari 1962, tiga motor torpedo boat (MTB) yang tergabung dalam kesatuan patroli cepat, yaitu KRI Macan Tutul, KRI Harimau, dan KRI Macan Kumbang mengadakan patroli rutin di sekitar laut Aru (Arafura).

Namun itu diketahui oleh Belanda sehingga pada 15 Januari 1962, kapal-kapal MTB yang sedang mengadakan patroli di laut Aru mendapat serangan dari laut maupun udara. Dalam serangan tersebut, KRI Macan Tutul tenggelam bersama Komodor Yos Sudarso dan Kapten Wiratno.

Insiden itu dikenal sebagai Pertempuran Laut Aru. Untuk mengenang peristiwa ini, setiap 19 Desember diperingati sebagai Hari Trikora.

Sebelum Operasi Trikora berakhir, tercetus 'Perjanjian New York' yang menjelaskan Belanda menyerahkan Papua Barat. Pada 1 Mei 1963, Irian Barat diserahkan kepada Pemerintah RI.

Gubernur Irian Barat pertama adalah E J Bonay. Kembalinya Irian Barat ke Indonesia bersamaan dengan pembubaran Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.




(sun/fat)


Hide Ads