Setiap tanggal 21 November diperingati sebagai Hari Maleo Sedunia. Burung maleo merupakan burung endemik Sulawesi.
Hari Maleo Sedunia merupakan momentum bagi masyarakat Indonesia dan dunia, untuk terus peduli dan meningkatkan upaya konservasi burung yang terancam punah itu.
Habitat burung itu ada di beberapa tempat di Pulau Sulawesi. Di antaranya adalah Kepulauan Muna, Buton di Suaka Margasatwa (SM) Buton Utara, Konawe Utara (Mandiodo dan SM Tanjung Peropa) serta SM Tanjung Batikolo (Konawe Selatan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempat perkembangbiakan burung maleo berada di pinggir pantai berpasir tebal, serta pegunungan yang berbukit dan berlereng-lereng dengan ditumbuhi pepohonan yang tidak terlalu lebat.
Awal-usul Hari Maleo Sedunia
Penetapan Hari Maleo Sedunia merupakan hasil diskusi para pegiat konservasi maleo di Sulawesi. Dipilih tanggal 21 November karena itu merupakan tanggal berlangsungnya Program Konservasi Maleo di TNBNW pada 2001.
Pada waktu itu, digelar pelepasliaran anak maleo untuk pertama kalinya dari hasil konservasi semialami, yang dilakukan di site peneluran Tambun oleh Balai TNBNW dan WCS IP Sulawesi.
Hari Maleo Sedunia diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat umum, akan konservasi maleo dan perlindungan serta pelestarian lingkungan.
Burung Maleo dan Populasinya
Dikutip dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), burung maleo adalah salah satu burung endemik dan unik yang dimiliki Indonesia.
Burung maleo senkawor (Macrocephalon maleo) merupakan satwa asli Sulawesi yang telah dilindungi berdasarkan Undang-Undang No 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999, serta terancam secara global dalam kategori genting (Endangered) menurut badan konservasi dunia IUCN.
Burung maleo tersebar di Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Mamuju Tengah (Sulawesi Barat) dan Danau Towuti (Sulawesi Selatan).
Saat ini, habitat burung maleo banyak yang rusak. Menyusutnya perkembangbiakan burung maleo dikarenakan habitat maleo banyak yang dialihfungsikan menjadi kawasan perkebunan dan pemukiman. Sehingga burung tersebut terusik dan mencari tempat yang lebih aman.
Selain itu, telur burung maleo banyak diburu masyarakat. Sehingga menghambat perkembangbiakan dari burung Maleo.
Maleo terancam punah disebabkan adanya aksi perburuan liar. Serta kerusakan habitat yang alami.
Bentuk Maleo yang Indah
Secara fisik burung maleo mirip seperti ayam lengkap dengan jambulnya. Bulu luar berwarna hitam, sedangkan bagian bawah berwarna merah muda keputihan.
Yang bikin cantik, di sekitar mata burung maleo berwarna kuning. Sementara paruhnya berwarna jingga.
Jambulnya berbentuk seperti benjolan dengan warna hitam. Uniknya, burung maleo lebih suka berjalan ketimbang terbang. Tak seperti burung pada umumnya.
(sun/iwd)