Migrasi siaran TV analog ke digital telah berlaku permanen mulai hari ini. Warga pesisir utara Kabupaten Blitar lebih memilih untuk pasrah.
Warga pasrah dan tidak berbuat banyak untuk mencari set top box dan sebagainya karena selama ini lebih sering menonton di HP daripada di TV.
Salah seorang warga Dusun Putuk Dawung, Desa Semen, Kecamatan Gandusari Yanti (32) mengaku hanya tahu sekilas soal migrasi siaran TV itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, warga sekitar juga hanya mendengar kabar atau informasi dari mulut ke mulut.
"Iya tahu kalau mau diganti ke digital. Ya, pasrah saja. Manut, mau gimana-gimana juga sudah ada perintah dari pusat," katanya kepada detikJatim, Kamis (3/11/2022).
Menurutnya, warga hanya bisa pasrah atas kebijakan pemerintah pusat. Termasuk soal pergantian siaran TV analog ke digital.
Sebabnya hal itu tidak terlalu mempengaruhi warga dalam beraktivitas. Telebih bagi warga yang jarang, bahkan tidak menonton TV.
"Di sini sepertinya jarang yang masih nonton TV. Beberapa juga sudah ada yang pakai TV digital kaya ini, tapi ya buat nonton YouTube saja," ujarnya.
Hal serupa disampaikan Fariatul (25), yang mengatakan lebih sering menonton YouTube di HP dibandingkan menonton TV.
Alasannya, karena siaran atau video di YouTube lebih bervariasi. Sedangkan di TV hanya sebatas sinetron dan lain sebagainya.
"Iya kadang masih nonton TV untuk lihat berita. Tapi ya jarang sekali. Lebih sering menonton di HP," kata Fariatul.
Selain itu, kata dia, warga pesisir lebih banyak yang menggunakan TV dengan parabola.
Sebabnya, siaran TV dengan satelit lebih jernih seperti TV digital. Tapi kelemahan dengan parabola, ada beberapa program yang terkunci atau tidak dapat diakses.
"Sekarang lebih praktis pakai HP, lewat youtube atau lainnya. Di sini kalau ada yang nonton TV biasanya pakai parabola, jadi pergantian itu, ya, tidak masalah," pungkasnya.
(dpe/iwd)