Penggunaan obat sangat dibutuhkan, apa lagi saat tubuh sakit atau butuh meningkatkan imun. Terlebih saat ini, kondisi cuaca tengah memasuki musim hujan. Sehingga, membuat badan mudah terserang penyakit jika kekebalan tubuh menurun.
Namun, penggunaan obat juga harus dilakukan secara bijak. Hal ini untuk melindungi tubuh dari hal yang tidak diinginkan. Masyarakat disarankan untuk tidak asal membeli obat tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Staf Pengajar Departemen Anatomi, Histologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), dr Annette d'Arqom MSc PhD membeberkan 4 cara bijak mengkonsumsi obat. Simak ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pentingnya Tahu Kandungan Obat
Salah satu hal penting agar bijak konsumsi obat yaitu mengecek kandungannya. Misalnya terkait zat aktif apa saja yang terkandung dan kegunaannya. Seperti kandungan pada paracetamol, harus diketahui manfaatnya.
"Sedangkan untuk kandungan lain seperti pemanis yang digunakan dalam obat sirup atau pelarutnya bagi masyarakat tidak terlalu penting untuk mengetahui itu. Sudah ada tanggung jawab dari BPOM dan perusahaan sendiri. Setiap kemasan obat pasti ada komposisinya. Ada juga cara pakainya, cara penyimpanan, dan lain sebagainya. Jadi kemasan obat harus dibaca," jelas dr Annette, Kamis (3/11/2022).
2. Cek KLIK Saat Membeli Obat
Lalu ketika membeli obat, yang harus diperhatikan adalah KLIK yaitu kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa. Pastikan kemasan rapi dan tersegel, serta tulisan keterangan di kemasan dapat dibaca dengan jelas.
"Label obatnya, kandungan apa saja, cara penyimpanan, interaksi obat dengan penyakit atau zat tertentu. Izin edar juga menjadi hal penting untuk mengetahui apakah obat tersebut dapat dipertanggungjawabkan keasliannya atau obat palsu," paparnya.
"Izin edar obat dapat dicek melalui website BPOM. Tanggal kadaluarsa obat juga tak kalah pentingnya, tidak ada jaminan jika setelah melewati tanggal kadaluarsa obat masih dalam kondisi stabil atau tidak." ujarnya.
3. Efek Samping dan Reaksi Simpang Obat
Efek samping dan reaksi simpang obat memiliki definisi yang berbeda. Efek samping yaitu efek sekunder yang ditimbulkan obat dalam batas terapi. Contohnya, setelah meminum obat CTM akan mengantuk, hal tersebut yang dinamakan efek samping. Solusinya, minum saat akan tidur atau ketika tidak mengoperasikan alat berat.
Sedangkan reaksi simpang obat merupakan reaksi yang tidak diharapkan dan sifatnya membahayakan. Hal ini tidak berhubungan dengan mekanisme kerja obat. Misal setelah minum obat ada ruam kulit atau terjadi pengelupasan.
"Tapi hal ini jarang terjadi. Jika terjadi hentikan penggunaan obat dan segera pergi ke pelayanan kesehatan terdekat," tambahnya.
4. Golongan Obat
Terakhir dan tak kalah penting, yakni beberapa golongan obat yang harus dipahami. Yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika dan narkotika. Masyarakat dapat membeli obat bebas dan bebas terbatas tanpa resep dokter.
"Kalau obat bebas di kemasannya ada lingkaran berwarna hijau dan batasnya warna hitam misalnya obat paracetamol dan berbagai jenis vitamin. Sedangkan obat bebas terbatas tandanya lingkaran warna biru dengan batas warna hitam, contohnya obat cacing dan obat anti mual," kata dr Annette.
Pada golongan obat keras ditandai dengan logo huruf "K" dalam lingkaran merah, seperti antibiotik yang harus menggunakan resep dokter.
Psikotropika dan narkotika juga harus disertai dengan resep dokter. Kedua golongan obat ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat serta menimbulkan ketergantungan, sehingga penggunaannya diatur dalam regulasi tersendiri.
(hil/fat)