Masyarakat Ponorogo dihebohkan dengan tersesatnya mobil APV warna hitam di makam keramat, Astana Giri Gombak, Makam Tumenggung Brotonegoro, Senin (31/10) petang. Usai terjebak 14 jam, mobil ini telah berhasil dievakuasi.
Mobil bernopol M 1693 AT itu akhirnya bisa dievakuasi petugas bersama warga Desa Nglarangan, Kecamatan Kauman, Ponorogo, Selasa (1/11/2022) pagi.
Kapolsek Sumoroto Kompol Beny Hartono mengatakan, mobil berada di jalan menuju makam dalam jangka waktu semalam. Yakni pada Senin petang hingga berhasil dievakuasi Selasa pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mobil berada di jalanan menuju makam selama satu malam atau 14 jam. Mulai magrib hingga 7 pagi," tutur Beny, Rabu (2/11/2022).
Beny menambahkan, sopir AU sempat dilarang warga mengevakuasi mobilnya saat tersesat pada petang hari. Sebab, saat itu mobil berada di jalanan menuju makam. Itu disebabkan kondisi sudah menjelang malam.
"Kalau jam 7 malam dipaksa diturunkan, bahaya. Warga menyarankan pemilik untuk meninggalkan mobilnya di sana dan diambil pada pagi hari besoknya," terang Beny.
Proses evakuasi pun berlangsung lancar dan aman. Petugas baik TNI, Polri, Rapi dan warga bergotong-royong membuat jalan untuk mobil bisa putar balik di jalanan yang curam dan sempit.
"Sekitar pukul 7 pagi akhirnya dibantu TNI, Polri, Rapi dan warga akhirnya dibuatkan lahan untuk putar balik, akhirnya mobil bisa dievakuasi," pungkasnya.
Sebelumnya, Beny menjelaskan sopir berinisial AU (37) warga Desa Ngumpul, Kecamatan Balong ini hendak pulang ke rumahnya usai berjualan degan (kelapa muda). Namun di tengah jalan, kawasan yang biasa dilalui ditutup. Dirinya pun mendapat arahan untuk mencari jalur alternatif.
"Sopir lewat dari Dengok ke barat sampai ke Desa Bringin, tapi di situ ada penutupan jalan. Kemudian diarahkan ke Muneng," ujar Beny, Selasa (1/11/2022).
Ia menerangkan, usai berjalan 500 meter, sopir meminta petunjuk arah ke warga tentang jalan tercepat menuju ke Karanglo Kidul. Ia dapat petunjuk melewati arah barat melalui jalan makadam.
Pengakuan mengejutkan sang sopir, baca di halaman selanjutnya!
Setelah berjalan 500 meter, sopir bertanya lagi ke warga lain dan diarahkan bahwa setelah makadam akan ada jalan paving sebelah kiri kemudian setelah warung belok ke kiri.
"Belum sampai belokan yang dimaksud, sopir justru belok kiri dan menuju ke arah Makam Tumenggung Brotonegoro," imbuh Beny.
Sopir membawa mobil itu ke atas bukit dengan ketinggian 700 meter. Karena terhalang tangga besi menuju makam, akhirnya sopir tidak berani melanjutkan perjalanan.
"Sopir mau putar balik tidak bisa, akhirnya mobilnya dipinggirkan di jalan," kata Beny.
Pengemudi mobil itu, AU (37) mengaku bingung bukan kepalang saat ban mobilnya masuk ke parit kecil. Bukan karena apa, tapi ketika dirinya turun dari mobil itu, seketika ia terkesima melihat gunung.
Walaupun sadar bahwa dirinya telah melewati jalan agak menanjak, dirinya tidak menyangka bisa tersesat hingga memasuki jalanan menuju makam. Hingga akhirnya dia meminta bantuan warga Desa Nglarangan, Kecamatan Kauman.
"Pas keluar ternyata ada di gunung. Terus karena bingung saya jalan kaki turun ke bawah meminta bantuan warga sekitar. Katanya disuruh balik besok pagi saja," kata AU dalam video pengakuan berdurasi 3 menit yang viral usai diunggah akun Instagram @ponorogo.update seperti dipantau detikJatim pada Senin (1/11/2022).
AU menyatakan bahwa mulanya dia mengendarai mobilnya melaju dari kawasan Dengok hendak menuju Karanglo Kidul, Jambon. Namun, saat memasuki Desa Bringin ada pengalihan kendaraan karena jalanan sedang dicor. Ia pun mengikuti papan panah. Tiba di Desa Muneng, dia bertanya jalan tembusan tercepat menuju Karanglo kepada warga sekitar.
Petunjuk sudah dia dapatkan. Dia pun merasa telah mengikuti apa yang telah disampaikan 2 orang warga yang telah dia temui. Yakni seorang warga pencari rumput dan seorang ibu-ibu warga setempat. "Tidak tahu kalau arahnya ke pemakaman. Karena buru-buru harus mengantarkan degan (kelapa muda) saya ikuti saja jalannya," kata AU.
Masalahnya, selama perjalanan itu hingga memasuki jalanan menuju makam keramat di desa tersebut, dirinya tidak memperhatikan plang bertuliskan Astana Giri Gombak, Makam Tumenggung Brotonegoro. Meski menyadari bahwa jalanan mulai menanjak, dia tetap melanjutkan perjalanan karena merasa kontur jalannya mulus.
"Jalannya menanjak, tapi jalannya halus. Akhirnya saya ikuti saja jalannya. Saat itu sekitar jam 5 sore," tukas AU.