Sejumlah kawasan di Sidoarjo diterjang puting beliung pada Minggu (23/10). Ratusan rumah warga di sejumlah kawasan rusak. Kalau sebelumnya terdata lebih dari 290 rumah warga yang rusak, hari ini terdata lebih dari 630 rumah warga yang rusak terkena dampak puting beliung.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyebutkan hingga Senin siang ini terdata sebanyak 631 rumah yang rusak akibat diterjang puting beliung di sejumlah lokasi. Sayangnya ia belum merinci lokasi terdampak puting beliung.
"Memang ini di luar prediksi. Kemarin 256 (rumah rusak) sekarang sudah 631 rumah terdampak. Karena itu butuh penanganan lebih, perhatian lebih. Kami kawal, kita doakan bersama supaya musibah ini bisa kita lalui dengan baik dan secepatnya bisa tertangani," ujarnya di Dusun Mlaten, Senin (24/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, hingga Senin dini hari BPBD Sidoarjo mendata sebanyak 294 bangunan yang rusak akibat diterjang puting beliung dan angin kencang yang terjadi pada Minggu (23/10/2022).
Warga terdampak itu berada di 4 desa di 3 kecamatan. Yakni Desa Entalsewu, Kecamatan Buduran, Desa Sidokepung, Kecamatan Buduran, Desa Jati, Kecamatan Kota Sidoarjo, dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman.
Kepala BPBD Kabupaten Sidoarjo Dwijo Prawito sebelumnya menyatakan bahwa peristiwa puting beliung itu terjadi sekitar pukul 14.40 WIB. Puting beliung menyebabkan puluhan pohon tumbang dan ratusan rumah rusak.
"Untuk data sementara rumah yang rusak akibat angin kencang ada di 4 desa 3 kecamatan," kata Dwijo saat dikonfirmasi pada Minggu (23/10/2022).
Dalam penanganan pascabencana, Pemkab Sidoarjo hingga saat ini masih menyiapkan keperluan para penduduk yang rumahnya tidak bisa ditempati terimbas embusan puting beliung.
Posko bencana telah didirikan di kawasan RW 6, Dusun Mlaten. Tenda pengungsian akan segera ditambah di lokasi-lokasi yang dekat dengan rumah warga terdampak, dan bantuan makanan dan vitamin juga telah diperbanyak.
Pantauan di lapangan, ada sejumlah warga yang secara mandiri memasang terpal di atap rumahnya yang porak-poranda dibawa angin. Mereka berencana tinggal di rumah sekalian untuk menjaga barang-barangnya yang masih berada di rumah tersebut.
Di lokasi Dusun Mlaten sendiri, meski sebagian listrik sudah menyala tapi masih banyak rumah warga terdampak yang listriknya belum bisa dinyalakan mengingat potensi bahaya yang tidak diinginkan.
(dpe/iwd)