Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelontorkan sejumlah bantuan untuk penanganan dampak banjir dan tanah longsor di Trenggalek. Pendampingan akan dilanjutkan hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi (rekon).
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat meninjau salah satu titik banjir di Kelurahan Kelutan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek mengatakan pada masa tanggap darurat ini pihaknya menggelontorkan sejumlah bantuan, antara lain anggaran Biaya Tidak Terduga (BTT), paket logistik dasar serta perahu karet.
"Kabupaten sudah menetapkan masa tanggap darurat terhitung mulai kemarin sampai 20 hari ke depan. Status tanggap darurat ditetapkan BNPB membantu operasional tanggap darurat sementara Rp 250 juta dan logistik yang bisa langsung digunakan oleh masyarakat yang bersifat kebutuhan pokok dasar termasuk perlengkapan perahu karet," kata Suharyanto, Kamis (20/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pelaksanaan masa tanggap darurat, pemerintah daerah bersama sejumlah instansi terkait dan TNI/ Polri akan melakukan kajian dan evaluasi. Jika masih ditemukan persoalan yang membutuhkan penanganan cepat, BNPB akan turun tangan dengan menambah anggaran penanganan.
Selanjutnya, setelah masa tanggap darurat selesai, pemerintah akan melanjutkan pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi (rekon). Sejumlah infrastruktur dan kebutuhan dasar yang hancur dihantam banjir dan tanah longsor akan dilakukan upaya pembenahan secara bertahap.
"Apabila nanti tahap rehab rekonnya berhasil, mitigasinya dilaksanakan dengan baik kita targetkan di 2023 nanti di Trenggalek ini tidak terjadi banjir, kalaupun terjadi banjir tidak seperti sekarang," imbuhnya.
Sementara itu Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, berterimakasih kepada BNPB yang merespons cepat bencana di wilayahnya. Rencananya sejumlah bantuan yang digelontorkan pemerintah pusat tersebut akan dimaksimalkan untuk percepatan penanganan dampak banjir dan longsor dalam masa tanggap darurat.
"Sesuai dengan saran beliau, nanti akan kami bagi lintas matra TNI/Polri, kabupaten, agar kinerjanya semakin cepat. Dalam jangka pendek kami akan membersihkan sampah dan material yang terbawa banjir," kata Arifin.
Menurut Arifin, fasilitas publik, seperti sekolah, layanan kesehatan, kantor pemerintah hingga akses jalan menjadi salah satu prioritas dalam masa tanggap darurat. Harapannya proses pemulihan bisa berjalan lebih cepat.
Sebelumnya, banjir menerjang 30 desa yang tersebar di lima kecamatan di Trenggalek. Banjir paling parah terjadi di Kelurahan Tamanan, Kelutan Desa Salamrejo dan Ngadirenggo.
(abq/iwd)