Pasutri Jember yang rela merawat ODGJ itu adalah Sarifuddin (65) dan Fatimah (58) warga Dusun Sumber Jeding, Desa Seputih, Mayang, Jember. Sudah sejak 1985 Pasutri itu merawat ratusan ODGJ.
Pernah merawat hingga kurang lebih 200-an ODGJ, Sarifuddin yang sehari-hari berprofesi sebagai petani menceritakan bagaimana awal mula dirinya tergerak untuk secara swadaya merawat ODGJ tersebut.
"Awalnya dipanggil minta diobati, karena terkadang ODGJ itu (diyakini) karena adanya gangguan jin. Jadi dibantu untuk dikuatkan agamanya dan baru bisa disembuhkan. Nah dari sana, ada yang belum sembuh saya bawa ke rumah, saya bantu merawat sampai sembuh," ujarnya, Senin (26/9/2022).
Kini tercatat ada kurang lebih 60 ODGJ yang masih dirawat pasutri itu di rumahnya. Setelah sekian lama, para ODGJ itu banyak yang sembuh dan kembali ke keluarga.
"Alhamdulillah sampai sekarang saya masih bisa merawat ODGJ itu bersama istri. Kasihan kalau tidak ada yang merawat, apalagi sampai ada di jalanan," kata Sarifuddin kepada detikJatim.
Rumah dan tempat merawat para ODGJ itu, kini dibuat dalam bentuk yayasan pondok pesantren. Karena dalam merawat para ODGJ itu, kata Sarifuddin, selain menggunakan metode medis juga dengan pendekatan secara Islami.
Karena merawatnya di rumah, Sarifuddin berinisiatif mendirikan yayasan. Dengan demikian kegiatan merawat ODGJ tidak menimbulkan persepsi berbeda, serta untuk memudahkan bila ada yang hendak membantu soal pendanaan.
"Alhamdulillah tempat saya merawat ini sekarang bernama Yayasan Nurul Islamiyah. Para ODGJ ini ibarat santri. Dengan pendekatan agama dan ketelatenan. Alhamdulillah banyak yang sembuh. Ada yang pulang ke rumahnya sendiri, ada yang akhirnya berkeluarga," ujarnya.
Di Yayasan Nurul Islamiyah itulah para ODGJ tinggal dalam sebuah kamar berukuran 2 x 3 meter. Mereka tidur beralaskan kasur busa dan ada lemari sebagai tempat menyimpan pakaian.
Tak ada kaca di semua ruang kamar dan lokasi para ODGJ beraktivitas. Hal itu dilakukan untuk menjaga agar para ODGJ tidak sampai melukai dirinya sendiri. Bagi pasien yang masih aktif, pada bagian kaki masih dirantai, agar tidak kabur dan berlarian, seta memudahkan perawatan.
(dpe/fat)