Petani Kedelai Sidoarjo Dirikan Rumah Burung Hantu Atasi Hama Tikus

Petani Kedelai Sidoarjo Dirikan Rumah Burung Hantu Atasi Hama Tikus

Suparno - detikJatim
Senin, 26 Sep 2022 02:40 WIB
rumah burung hantu di sawah dusun Bendet Desa Pagerngumbuk Kecamatan Wonoayu
Rumah burung hantu di persawahan (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Petani kedelai di Dusun Bendet Desa Pagerngumbuk Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo seringkali gagal panen. Salah satu sebabnya karena hama tikus.

Wawan Hariyono Sekretaris Desa Pagerngumbuk mengatakan para petani kedelai mendirikan rumah burung hantu (Rubuha) untuk mengatasi hama tikus.

"Upaya agar tidak gagal panen para petani kedelai memberikan pupuk, namun ketika kedelai akan buah tanaman kedelai rusak dimakan tikus," kata Wawan, Minggu (25/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, awalnya ada salah satu petani yang iseng mendirikan rumah burung hantu dengan bentuk yang sangat sederhana.

Ternyata hasilnya panennya meningkat. Dari pengalaman itu banyak petani kedelai yang ingin mendirikan rumah burung hantu.

ADVERTISEMENT

"Mendirikan rumah burung hantu itu awalnya iseng, ternyata hasil panen sangat menyenangkan petani kedelai di dusun ini," jelas Wawan.

Sementara itu ketua kelompok tani Desa Pagerngumbuk Suwardi mengaku semenjak ada rubuha hama tikus di Dusun Bendet berkurang.

"Sebelum mendirikan rumah burung hantu di lahan sawah ini, petani kedelai sering gagal panen. Dengan luas lahan 1 hektare hasil panen kurang dari 1 kwintal. Setelah ada rubuha panen meningkat jadi 2,5 kwintal," ujar Suwardi.

Didukung Pertamina. Baca di halaman selanjutnya.

Spv Receiving Storage Pertamina DPPU Juanda Chandra Juliantono mengatakan bahwa pembasmi alami hama tikus itu adalah burung hantu.

Pihaknya pun membantu mendirikan rubuha untuk mengendalikan biological control pengendali hayati di daerah persawahan di Sidoarjo.

"Kami berikan program awal mendirikan 3 rubuha secara permanen. Apabila program ini sukses, kami akan memberikan bantuan ke tempat lain," kata Chandra.

Dengan bantuan 3 rubuha dari Pertamina, maka ada 4 rubuha yang berdiri di wilayah setempat dan mencukupi untuk komunitas burung hantu yang diadakan.

"Ada pun burung hantu yang ada adalah jenis Tito Alba. Dia bisa mendengar suara tikus dengan jarak 500 meter. Sementara radius terbangnya 12 kilometer," ujar Candra.

Plt Kepala Seksi 3 BKSDA Surabaya Dodit mengatakan rubuha sangat efektif untuk mengatasi hama tikus yang mengganggu petani.

Dari keterangan petani, Dodit mengatakan, sebelum adanya rubuha petani setempat tidak pernah panen secara maksimal.

"Populasi burung hantu jenis Tito Alba masih terjaga, dia di alam untuk mengurangi serangan hama ini sangat membantu. Rubuha ini sangat efektif untuk mengendalikan hama tikus secara biologis," ujar Dodit.

Halaman 2 dari 2
(dpe/fat)


Hide Ads