Ada dugaan kegiatan Pengenalan dan Pembekalan Mahasiswa Baru (PPMB) atau ospek di Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) disertai unsur perploncoan dan mengarah pada perundungan. Untuk menyelidiki itu, Unej membentuk tim investigasi.
"Tentu saja dengan informasi yang kami dapat Universitas Jember tidak akan tinggal diam dengan adanya tindakan di luar aturan yang berlaku. Untuk itu, Universitas Jember segera membentuk tim investigasi," kata Humas Unej Rokhmad Hidayanto saat dihubungi detikJatim, Senin (19/9/2022).
Dia menjelaskan, tim investigasi itu akan segera dibentuk untuk mencari informasi terkait dengan apa yang sebenarnya terjadi dalam PPMB di Fakultas Teknik Unej.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai siapa saja yang tergabung dalam tim tersebut, pria yang karib disapa Didung itu belum bisa menyebutkan. Sebab, pembentukan tim investigasi masih akan ditentukan dari hasil rapat malam ini.
"Siapa saja yang terlibat dalam tim investigasi masih belum (ditentukan). Ini rapatnya baru selesai. Mungkin akan ditentukan besok," kata Didung. "Kalau sampai malam ini, baru ini yang bisa kami sampaikan. Terkait timnya siapa saja, akan ditindaklanjuti berikutnya."
Yang jelas, kata Didung, tim investigasi itulah yang nantinya akan berupaya mengungkap apa yang sebenarnya terjadi. Hasil investigasi itu akan dijadikan dasar untuk pengambilan kebijakan berikutnya.
"Jadi mohon waktu, kami juga berupaya bergerak cepat agar semuanya bisa jelas dan terang," tandasnya.
Aturan nyeleneh ospek BEM Fakultas Tekni Unej. Baca di halaman selanjutnya.
Sebelumnya, ospek Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) diwarnai perploncoan. Banyak orang tua maupun keluarga maba yang protes ke kampus. Mereka tidak terima anaknya menjadi sasaran perploncoan yang tak masuk akal.
Arif Wicaksono, salah seorang keluarga dari maba Fakultas Teknik Unej buka-bukaan tentang ospek itu. Keponakan Arif bahkan ketakutan tak mau masuk kuliah. Ia meminta agar nama keponakannya diinisialkan jadi VV.
Jadwal ospek dari fakultas sendiri sebenarnya sudah selesai. Seminggu terakhir kegiatan ospek diambil alih oleh BEM. Para maba sendiri sudah masuk kuliah. Dengan demikian, pagi hingga sore para maba berkuliah sedangkan malam harinya dilanjutkan ospek dari BEM.
"Sepertinya ini memang sudah jadi tradisi. Zaman saya kuliah dulu memang kabarnya seperti itu. Tapi ini kan sudah 2022, masak iya ospeknya harus marah-marah, sampai misuh-misuh," kritik Arif.
Arif melanjutkan bahwa BEM memberikan tugas yang tak masuk akal kepada maba. Para maba diminta mencari tanda tangan para senior. Sebelum mencari tanda tangan, mereka diberi tugas. Jika tugas tak tuntas mereka tidak akan mendapatkan tanda tangan tersebut.
Saat para maba tak bisa menyelesaikan tugas, mereka bakal dimarahi habis-habisan. Para senior bahkan tak segan mengumpat ke para maba dengan nada keras.
"Padahal itu lokasinya di luar kampus. Banyak maba yang akhirnya stres, termasuk keponakan saya. Panitia BEM misuh-misuh di depan muka seperti orang tak beragama," ujar Arif.
Arif juga menunjukkan daftar presensi ospek BEM Fakultas Teknik yang tercatat di dalam sebuah aplikasi. Terlihat bahwa setiap hari ada maba yang izin sakit.
"Ya gimana enggak sakit. Selesainya dini hari, sampai jam 3. Belum kena marah-marahnya," ungkap pria berusia 37 tahun itu.
Selain dipisuhi, ada aturan lain yang tak masuk akal. Para maba tidak boleh berangkat ospek diantar orang tuanya. Mereka juga tak boleh berboncengan sesama jenis kelamin.
"Kalau boncengan harus cowok-cewek. Ini kan nggak masuk akal, esensi pendidikannya ada di mana?" Kecam Arif.