Aksi perploncoan mahasiswa masih ditemui di ospek BEM Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej). Ada sederet aturan nyeleneh yang diterapkan para senior di kursi BEM fakultas tersebut. Perploncoan ini dikeluhkan mahasiswa baru (maba) hingga para orang tua.
detikJatim berkesempatan mewawancarai Arif Wicaksono, salah seorang keluarga dari maba Fakultas Teknik Unej. Arif mengungkap sejumlah hal-hal tak masuk akal di ospek tersebut. Arif menceritakan, keponakannya bahkan sampai ketakutan hingga tak mau masuk kuliah.
"Awalnya keponakan saya cerita kalau tugas ospeknya itu berat. Mulai jam 8 malam, selesainya bisa sampai jam 3 pagi," cerita Arif kepada detikJatim, Senin (19/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arif mengatakan, kegiatan ospek tersebut memang tidak ada di agenda resmi fakultas. Penyelenggaranya adalah BEM fakultas. Tema ospek tersebut adala BEAT' 22 'Aiming New Generation of Engineering Student'. Kegiatannya di luar kampus. Salah satunya di kafe yang ada di Jalan Mastrip. Namun, menurut Arif, dekanat kampus harusnya tahu ada kegiatan tersebut.
Jadwal ospek dari fakultas sendiri sebenarnya sudah selesai. Seminggu terakhir, kegiatan ospek di-handle oleh BEM. Para maba sendiri sudah masuk kuliah. Jadi pagi hingga sore para maba kuliah. Malam harinya dilanjutkan ospek BEM.
"Sepertinya ini memang sudah jadi tradisi. Zaman saya kuliah dulu memang kabarnya seperti itu. Tapi ini kan sudah 2022, masak iya ospeknya harus marah-marah, sampai misuh-misuh," kritik Arif.
Pria lulusan FISIP Unej itu menceritakan, BEM memberikan tugas yang tak masuk akal. Para maba diminta untuk mencari tanda tangan para senior. Sebelum mencari tanda tangan, mereka diberi tugas. Jika tugas tak tuntas, mereka tak dapat tanda tangan.
Saat para maba tak bisa menyelesaikan tugas, mereka bakal dimarahi habis-habisan. Para senior bahkan tak segan misuhi para maba dengan nada keras.
"Padahal itu lokasinya di luar kampus. Banyak maba yang akhirnya stres, termasuk keponakan saya. Panitia BEM misuh-misuh di depan muka seperti orang tak beragama," ujar Arif.
Arif juga menunjukkan daftar presensi ospek BEM Fakultas Teknik yang tercatat di aplikasi. Terlihat bahwa setiap hari ada maba yang izin sakit.
"Ya gimana nggak sakit. Selesainya dini hari, sampai jam 3. Belum kena marah-marahnya," ungkap pria berusia 37 tahun tersebut.
Selain dipisuhi, para ada aturan lain yang tak masuk akal. Para maba tidak boleh berangkat ospek diantar oleh orang tuanya. Mereka juga tidak boleh berboncengan sesama jenis kelamin.
"Kalau boncengan harus cowok-cewek. Ini kan nggak masuk akal, esensi pendidikannya ada di mana?" kecam Arif.
Selain itu, potongan rambut maba laki-laki harus sama. Beda sedikit dengan lainnya, maba tersebut akan kena semprot senior. "Itu diukur pakai penggaris. Selisih 0 koma dipisuhi di depan lainnya," ungkapnya.
Banyak maba jatuh sakit, baca di halaman selanjutnya!
Arif menceritakan, keponakannya juga jatuh sakit. Memang dalam sepekan terakhir, energi keponakannya itu benar-benar terkuras gegara ospek BEM. "Paginya dia (VV) kuliah. Malam jam 8 harus ikut ospek yang kegiatannya di luar kampus, selesainya bisa sampai jam 3 dini hari. Paginya harus kuliah lagi," beber Arif.
VV sekarang tidak masuk kuliah. Dia izin sakit. Bahkan, VV sering mengigau saat malam. "Dia demam sejak Sabtu. Ya, energinya habis. Stres juga, kata ibunya seminggu ini sering ngelindur," ungkap Arif.
"Kata keponakan saya, teman-temannya juga banyak yang sakit. Ada yang sampai diare. Saya nggak tahu berapa jumlahnya, tapi di presensi di aplikasi itu ada daftar berapa mahasiswa baru yang izin sakit setiap hari," tambahnya.
Unej Akui Ada Laporan Perploncoan
Sementara itu, Fakultas Teknik Unej sendiri sudah mengeluarkan pernyataan resmi melalui akun Instagram @ftunej. Akun itu mengunggah sebuah surat yang ditandatangai Dekan Fakultas Teknik Unej Dr dr Triwahju Hardianto. Surat tersebut tertanggal 18 September 2022.
"Itu suratnya dibuat kemarin. Bayangkan, hari libur fakultas sampai menerbiktkan surat. Artinya memang ada yang nggak beres, banyak yang protes ospek tersebut," sebut Arif.
Poin penting surat tersebut berbunyi:
"Sehubungan dengan adanya masukan dari Pemimpin Fakultas Teknik Universitas Jember, Dosen, Orang Tua dan Mahasiswa terkait pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa Baru (P2MB) yang membuat keresahan, bersama ini kami beritahukan pelaksanaan P2MB Tahun Akademik 2022/2023 untuk sementara ini akan dijadwalkan ulang dan kelanjutannya menunggu surat resmi dari Pemimpin Fakultas Teknik Universitas Jember mengenai jadwal penundaan.
Perihal keresahan masyarakat tersebut maka Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Jember melarang pelaksanaan kegiatan P2MB untuk:
1. Melakukan dan mengucapkan ujaran kekerasan yang tidak sesuai dengan etika dan norma agama
2. Berboncengan laki-laki dan perempuan selama pelaksanaan P2MB
3. Melakukan Kegiatan P2MB atau sejenisnya di luar jadwal yang dikeluarkan secara resmi oleh Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Jember
4. Melakukan tugas P2MB sampai larut malam
5. Mengabaikan undangan atau berita yang tidak resmi dari media sosial.
Adapun bilamana ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan melakukan pelanggaran maka Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Jember akan memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku."
Unej mengakui bahwa mereka memang menerima laporan dari keluarga mahasiswa baru (maba) soal perploncoan tersebut.
"Informasi yang kami dapat begitu mas (soal adanya laporan perploncoan)," jelas Humas Unej Rokhmad Hidayanto.
Pria yang akrab disapa Didung itu menambahkan, Unej akan membentuk tim investigasi. Tim itu akan mencari tahu kebenaran soal laporan perploncoan tersebut.
"Tentu saja dengan informasi yang kami dapat, Universitas Jember tidak akan tinggal diam dengan adanya tindakan di luar aturan yang berlaku. Untuk itu, Universitas Jember segera membentuk tim investigasi untuk mencari informasi terkait dengan apa yang sebenarnya terjadi," tambah Didung.
Mengenai siapa saja yang tergabung dalam tim investigasi, Didung belum bisa menyebutkan. Sebab, hasil rapat malam ini masih belum memutuskan nama-nama tim tersebut.
"Siapa saja yang terlibat dalam tim investigasi masih belum (ditentukan). Ini rapatnya baru selesai. Mungkin akan ditentukan besok (Selasa)," ungkap Didung.