7 Kejanggalan saat Pemuda Madiun Tersangka Kasus Bjorka Dipaksa Jual HP

7 Kejanggalan saat Pemuda Madiun Tersangka Kasus Bjorka Dipaksa Jual HP

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 19 Sep 2022 10:56 WIB
Muhammad Agung Hidayatullah tersangka kasus hacker Bjorka menunjukkan ponsel yang diberi polisi
Pemuda Madiun tersangka kasus Bjorka mengungkapkan kejanggalan yang ia rasakan (Foto: Sugeng Harianto/detikJatim)
Surabaya -

Pemuda Madiun tersangka kasus hacker Bjorka, Muhammad Agung Hidayatullah alias MAH (21) mengungkap sejumlah kejanggalan yang diterimanya. Tak ada angin tak ada hujan, tetiba ada seseorang yang ingin membeli ponselnya.

Padahal, ponsel tersebut tidak dijual olehnya. MAH mengaku masih nyaman dengan HP-nya. Ia awalnya tidak mau menjual ponsel yang telah digunakannya selama ini. Namun, ia akhirnya mengalah karena sejumlah hal. Anehnya, usai menjual ponsel, besoknya ia diamankan polisi.

detikJatim menghimpun sejumlah kejanggalan yang diungkap pemuda Madiun:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Dipaksa dan Diancam Jual HP

MAH mengaku ada pihak yang memaksanya menjual ponsel tersebut. Akhirnya, MAH terpaksa menjual ponsel karena dirinya mendapat ancaman hingga pemaksaan.

"Saya juga diancam (saat jual beli ponsel) waktu itu," ujar MAH kepada detikJatim, Minggu (18/9/2022).

ADVERTISEMENT

Ancaman itu, kata MAH, disampaikan melalui sambungan telepon oleh calon pembeli. Ancaman ini diterimanya sehari sebelum dirinya diamankan polisi pada Selasa (13/9) malam sekitar pukul 21.30 WIB.

"Kalau transaksi sehari sebelum diamankan pukul 22.00 WIB, ancamannya sebelum itu lewat sambungan telepon. Soalnya sebelumnya ketemu di rumah saya nego-nego belum deal," terang MAH.

2. Disebut Akan Ditangkap Polisi Jika Tak Mau Jual HP

Tak hanya itu, dalam tawar menawar melalui sambungan telepon tersebut, MAH juga diancam akan ditangkap polisi jika tak mau menjual ponselnya. Sang pembeli juga berkata ia tidak mau tanggung jawab jika MAH dibawa polisi lantaran enggan menjual HPnya.

"Penelepon bilang, kalau mau (deal) saya kasih (uang), saya juga diancam kalau ndak saya bawa (ponsel) nanti kalau kamu ditangkap polisi, saya nanti saya angkat tangan (tidak tanggung jawab)," ucap MAH menirukan perkataan penelpon.

MAH menyebut, proses penjualan ponsel ini memang sempat alot. Namun, bukan karena masalah harga, tetapi lebih pada dirinya yang sudah nyaman dengan ponsel tersebut. "Karena sudah nyaman dengan ponselnya saja," ucap MAH.

3. HP Murah Dibeli Mahal

Kejanggalan lain yang disebut MAH, yakni saat handphone miliknya yang berharga murah, tetiba hendak dibeli seseorang dengan harga mahal. Dia menceritakan, ponsel merek Xiaomi Redmi Note 10 Pro yang dulu dibelinya Rp 3,5 juta, justru ditawar Rp 5 juta.

"Awalnya menolak karena HP penting satu-satunya, itu udah banyak Rp 5 juta dibelinya, padahal beli dulu cuma Rp 3,5 juta," ungkap MAH, Minggu (18/9/2022).

Kagetnya MAH saat handphone yang ia jual tetiba menjadi barang bukti. Baca halaman selanjutnya!

4. HP Tetiba jadi Barang Bukti

MAH pun kaget bukan main. Saat ia diamankan polisi dan ditetapkan menjadi tersangka, ponselnya tetiba ada di Mabes Polri. Ponsel tersebut menjadi barang bukti kasus yang menjeratnya.

"Ortu ndak tahu (soal jual HP). Yang ternyata jadi barang bukti di polisi," ujar MAH.

Tak hanya satu, MAH mengaku ada dua ponsel yang menjadi BB kasusnya. Yakni, ponsel lamanya dan ponsel baru yang baru saja ia beli dari hasil penjualan ponsel lama.

5. Sosok Aparat yang Membeli HP MAH

Kepada detikJatim, ia bercerita, seseorang yang menawar ponselnya mengaku merupakan aparat TNI. Seseorang itu menyebut namanya Husen.

"Namanya ada Husen kalau ndak salah, seingat saya dari institusi TNI," jelas MAH saat ditemui di kediamannya, Minggu (19/9/2022).

Teka-teki sosok pembeli HP MAH pun belum terkuak. Karena, sosok pria misterius ini sebelumnya sempat diungkap keluarga MAH sebagai aparat 'polisi'. Menurut keluarga MAH, orang yang membeli HP tersebut mengaku sebagai polisi.

"Untuk barang bukti katanya, ponsel diminta seseorang ngaku polisi. Polisi juga sae (baik), kasih uang Rp 5 juta," kata kakak MAH, Noviani saat ditemui wartawan di rumahnya, Jumat petang (16/9/2022).

Noviani mengaku, sang adik tak cerita lebih detail lagi. Noviani tak tahu adiknya bertemu dengan polisi tersebut di mana. "Sebelum kejadian (diamankan), detailnya kurang tahu, adik yang tahu. Transaksi uang Rp 5 juta," imbuhnya.

6. HP Sering Error Seminggu Sebelum Ditangkap

Sementara itu, Zeda Dwi Hersanto, bos dari MAH yang sehari-hari menjaga stan es milik Zeda sempat curhat. Ia menceritakan, MAH mengaku HP-nya error sekitar seminggu sebelum penangkapan.

Saat HP error, justru ada orang yang mau membelinya. Namun, Zeda tak tahu pasti siapa yang membeli HP tersebut. Anak buahnya tak cerita lebih detail.

"Ponselnya rusak seminggu sebelum penangkapan, katanya sering heng kalau buat WhatsApp. Katanya dijual, ada yang beli Rp 5 juta," terang Zeda.

7. MAH Menyesal dan Minta Maaf

Sebelumnya, MAH diamankan Tim Cyber Mabes Polri pada Rabu (14/9). Dia kemudian dibawa ke Mapolsek Dagangan, lalu diterbangkan ke Jakarta untuk diperiksa di Mabes Polri. Lalu pada Jumat (16/9) pagi, MAH dipulangkan oleh polisi. Tak berselang lama, statusnya pun berganti menjadi tersangka.

MAH mengaku, awalnya hanya iseng bermain media sosial. Selain itu, ia mengaku terhimpit masalah ekonomi hingga menjual channel telegram pribadinya, @bjorkanism ke admin Bjorka.

"Awalnya iseng saya punya channel Telegram hingga kenal Bjorka. Di samping itu juga karena keluarga butuh uang," ungkapnya.

MAH mengaku menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulanginya lagi. Ia juga berpesan kepada semua pengguna internet untuk bijak bermedia sosial.

"Saya menyesal dan tidak mengulangi perbuatan saya. Untuk pengguna internet, pesan saya harap bijak tidak salah bermain sosial media," terangnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)


Hide Ads