Polisi Setop Kasus RSUD Jombang Paksa Ibu Lahiran Normal-Bayi Meninggal

Polisi Setop Kasus RSUD Jombang Paksa Ibu Lahiran Normal-Bayi Meninggal

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 13 Sep 2022 17:02 WIB
Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha dan Ketua IDI Wilayah Jatim Sutrisno
Kasat Reskrim Polres Jombang-Ketua IDI Jatim Sutrisno (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Polisi akhirnya menghentikan penyelidikan kasus Rohma Roudotul Jannah (29) yang dipaksa lahiran normal di RSUD Jombang berujung bayinya meninggal. Karena tidak ditemukan tindak pidana dalam persalinan tersebut.

Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha mengatakan penyelidikan kasus meninggalnya bayi Rohma di RSUD Jombang dimulai dengan pemeriksaan 11 saksi awal Agustus 2022. Para saksi terdiri dari suami Rohma, Yopi Widianto (26), Kepala Puskesmas Sumobito dr Hexawan Tjahya Widada, 2 bidan Puskesmas Sumobito, 3 dokter spesialis kandungan RSUD Jombang, serta 4 bidan RSUD Jombang.

Selain itu, penyelidik Satreskrim Polres Jombang juga menggali keterangan dari perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jatim. Perwakilan dua organisasi profesi itu diperiksa polisi sebagai saksi ahli dalam kasus persalinan Rohma di RSUD Jombang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kesimpulan dari gelar perkara yang kami lakukan bukan merupakan tindak pidana. Sehingga terhadap laporan polisi tersebut kami lakukan penghentian penyelidikan," kata Giadi saat jumpa pers di Mapolres Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Selasa (13/9/2022).

Sebelumnya IDI dan IBI Jatim juga menyampaikan hasil kajian mereka terhadap kasus persalinan Rohma di RSUD Jombang. Kedua organisasi profesi itu menyimpulkan tidak ada pelanggaran prosedur maupun etik yang dilakukan tenaga medis ketika menangani persalinan ibu asal Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito tersebut.

ADVERTISEMENT

Rohma menjalani persalinan normal di RSUD Jombang pada Kamis (28/7). Ia sempat beberapa kali meminta agar dioperasi caesar ke petugas medis yang menanganinya. Karena sejak awal Rohma merasa tidak mampu melahirkan secara normal.

Namun, tim medis RSUD Jombang tidak mengabulkan permintaan Rohma. Karena hasil pemeriksaan di rumah sakit menunjukkan ia dalam kondisi baik. Posisi kepala janin sudah di pangkal pinggul. Selain itu, pembukaan jalan lahirnya juga lancar.

Dokter spesialis kandungan yang menanganinya saat itu menilai Rohma justru berisiko mengalami pendarahan jika menjalani operasi caesar. Karena ketika itu ia mengalami preeklamsia yang salah satunya ditandai dengan tekanan darah tinggi 140/90.

Kekhawatiran Rohma pun terjadi karena bayi perempuannya tak kunjung lahir melalui persalinan normal. Sehingga tim medis RSUD Jombang menggunakan alat vakum untuk menyedot bayi. Namun, saat itu hanya kepala bayi yang bisa lahir. Sedangkan bahu bayi tersangkut atau mengalami distosia bahu sehingga tubuh bayi tidak bisa keluar.

Bayi perempuan yang dikandung Rohma selama 9 bulan akhirnya meninggal saat tim dokter spesialis kandungan berupaya menangani distosia bahu. Tim dokter terpaksa memisahkan kepala dari tubuh bayi untuk menyelamatkan Rohma. Selanjutnya, tubuh bayi dikeluarkan melalui operasi caesar.

Kasus persalinan Rohma yang berujung kematian bayi tersebut diselidiki Satreskrim Polres Jombang sejak Selasa (2/8). Polisi menindaklanjuti laporan suami Rohma, Yopi pada Senin (1/8) sore.

Yopi akhirnya mencabut laporan tersebut 4 hari kemudian setelah menerima klarifikasi dari RSUD Jombang ketika hearing dengan Komisi D DPRD setempat. Namun, polisi tetap melanjutkan penyelidikan karena kasus ini bukan delik aduan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Helikopter Mendarat Darurat di Jombang Bikin Heboh Warga"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/fat)


Hide Ads