Ratusan mahasiswa di Jember turun ke jalan. Mereka berunjuk rasa memprotes kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Unjuk rasa dilakukan di depan gedung DPRD Jember.
Ratusan mahasiswa menamakan diri sebagai Aliansi Cipayung Plus Jember. Sebelum melakukan orasi di bundaran depan DPRD Jember, mereka melakukan longmarch dari double way kampus Universitas Jember (Unej).
Sesampainya di depan bundaran DPRD Jember, massa langsung melakukan orasi. Dari atas mobil komando bermuatan sound system, para mahasiswa bergantian melakukan orasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aksi kami hari ini adalah didasari dengan kajian yang mendalam. Dengan tuntutan dan keberpihakan yang jelas. Bahwa kami Aliansi Cipayung Plus Jember, dari ribuan mahasiswa, tidak menghendaki adanya kenaikan BBM," kata salah seorang mahasiswa yang melakukan orasi, Selasa (6/9/2022).
"Pemerintah membodohi dan menyalahi rakyat. Apabila ada kebijakan tidak berintegrasi dengan kepentingan rakyat, maka wajib kita tolak," sambungnya.
Sementara itu, seorang orator yang memakai jas berlogo PMII Jember mengatakan, pemerintah harusnya memahami kondisi masyarakat yang baru keluar dari pandemi COVID-19. Di mana, kondisi ekonomi masyarakat masih belum kembali stabil.
"Ekonomi masih semrawut dan belum baik. Dengan adanya kenaikan BBM, otomatis kebutuhan pokok akan ikut naik. Hal ini semakin menekan rakyat, dan harusnya tindakan itu jadi pertimbangan pemerintah," teriaknya dari atas mobil komando.
Hingga pukul 12.00 WIB, aksi masih berlangsung. Massa yang sebelumnya berorasi di bundaran depan DPRD, bergeser ke halaman gedung wakil rakyat tersebut.
(hil/fat)