Karnaval Agustusan di Tulungagung dan Lamongan membawa korban jiwa. Masing-masing korban meninggal dengan cara berbeda. Di Tulungagung, seorang peserta karnaval tiba-tiba ambruk dan akhirnya meninggal saat berjoget.
Sementara itu di Lamongan seorang peserta karnaval tewas setelah kepalanya terbentur roda gila mesin diesel yang akan ikut Karnaval. Korban adalah Munib (34) warga Desa Banjarmadu, Karanggeneng.
Ada banyak faktor kenapa orang tiba-tiba pingsan. Namun tak banyak yang memahami bagaimana cara memberikan pertolongan pertama pada orang yang pingsan. Bahkan, bisa jadi orang tersebut bukan pingsan biasa, melainkan mengalami henti jantung. Tak sedikit pula orang meninggal karena serangan jantung sebelumnya pingsan terlebih dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, bagaimana cara memberikan pertolongan yang benar?
Dokter Spesialis Jantung RS Unair dan RSU dr Soetomo, dr M Yusuf SpJP(K) PhD FESC FASCC mengatakan memang sedikit sulit menentukan penyebab pasti apakah pingsan dan meninggal akibat serangan jantung. Harus dilakukan autopsi untuk mengetahui kebenaran lebih lanjut. Akan tetapi jika dari kaca mata epidemiologi, saat ada suatu kematian yang sifatnya mendadak, tidak selalu jantung.
"Tergantung dari populasi, tetapi secara general antara 40-50% dipikirkan jantung. Di antara jantung sendiri memang serangan jantung memang menjadi kontributor terbesar. Kalau misalnya karnaval yang mengikuti para atlet, itu sudah jauh dari serangan jantung. Tapi dia henti jantung karena gangguan irama. Artinya, orang-orang atlet ada kecenderungan misalkan secara genetik ada masalah, merespons dengan latihan berat, jantungnya kurang sesuai perubahannya. Sehingga timbul irama jantung yang tidak bisa terkontrol, terhenti," kata dr Yusuf saat dihubungi detikJatim, Selasa (30/8/2022).
Menurutnya saat ada orang pingsan, biasanya hanya kehilangan kesadaran. Contohnya, orang kepanasan juga bisa pingsan, orang kekurangan kadar gula darah, juga bisa pingsan. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah orang henti jantung juga terkesan pingsan.
"Bedanya, kalau orang pingsan karena dua awal, nafas dan degup jantungnya ada. Sedangkan orang pingsan oleh karena suatu masalah jantung, baik jantung koroner atau gangguan irama tentu henti jantung. Jadi tidak ada nafas, tidak ada nadi yang bisa didapatkan," ujarnya.
Namun, ada kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan dalam memberi pertolongan pertama kepada orang pingsan. Meskipun dengan tujuan agar orang yang pingsan merespons dan sadar kembali.
"Orang seperti ini sesegera mungkin yang tampak luar pingsan, kita ragu karena tidak respons sama sekali, jangan ditepuk, jangan dijiwit. Tapi langsung lakukan pijat jantung, karena kalau henti jantung di depan kita, semakin cepat memompa benar caranya itu membantu jantung bekerja sekitar 30%. Harapannya bisa terbantu sementara, sambil dibawa ke fasyankes," jelasnya.
Jika di luar negeri memakai alat automated external defibrillator (AED) alat medis yang dapat menganalisis irama jantung secara otomatis dan memberikan kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung. Alat itu kini sudah banyak puskesmas Surabaya. Pijat jantung bisa dilakukan sampai alat AED datang, kemudian dievaluasi, baru dilakukan kejut jantung bila perlu.
Pijat jantung atau nama medisnya resusitasi, kurang lebih memberikan pertolongan segera resusitasi jantung paru. Karena, ketika memompa kadang juga memberikan bantuan nafas.
"Memang ada perubahan sedikit di mana dulu kita mikirnya airway breathing circulation (ABC). Pokoknya, bagaimana cara kalau anda ragu memberi nafas karena takut infeksi, sudah, pokoknya pijat dulu," ujarnya.
Akan tetapi, tidak semua orang berani melakukan pijat jantung. Karena ditakutkan salah pada gerakan yang malah menjadi fatal. Oleh karena itu, para dokter jantung, dokter anestesi, dokter penyakit dalam memberikan pelatihan kepada orang awam agar bisa melakukan pijat jantung.
Sebab, henti jantung bisa terjadi kapan saja dan di mana saja atau setiap saat. Alternatifnya bisa segera membawa ke fasyankes.
"Kalau orang itu betul pingsan aman. Tapi kalau henti jantung dan butuh 10 menit membawa ke fasyankes, ya sudah, ndak bisa ditolong. Oleh karena itu, sekali lagi, dengan sangat terpaksa di tempat dimana dia diduga mengalami henti jantung, orang terdekat harus bisa pijat. Tidak susah sebenarnya, gampang sekali. Betul-betul membantu sesama. Oleh karena itu semua ingin kita latih," pungkasnya.
Simak Video "Video: Penari-penari Banua Kaeyyang di Polman Pingsan gegara Kelelahan"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/fat)