Nama Farel Prayoga mendadak melambung tinggi. Penyanyi cilik asal Banyuwangi ini jadi sorotan setelah sukses menggoyang Istana Merdeka saat upacara HUT ke-77 RI. Sayangnya, setelah itu Farel tak kunjung masuk sekolah.
Saat tampil di Istana, Farel membawakan lagu 'Ojo Dibandingke' ciptaan Abah Lala. Pada hari bahagia Bangsa Indonesia itu, Farel sukses membuat tamu Istana berjoget. Presiden Joko Widodo dan para tamu undangan larut dalam alunan lagu yang rancak.
Suara khas Farel langsung membuat Presiden Jokowi tersenyum. Terlebih, Farel mengganti lirik lagunya dengan nama sang presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wong ko ngene kok dibanding-bandingke (banding-bandingke) / Saing-saingke, yo mesti kalah. Tak oyak'o, aku yo ora mampu / Mung sak kuatku mencintaimu / Ku berharap engkau mengerti, di hati ini, hanya ada Pak Jokowi," nyanyi Farel disambut riuh teriakan para undangan.
Farel sendiri merintis karier menyinya dari bawah. Dari gang ke gang di Banyuwangi, Farel dan ayahnya mengais rupiah dari mengamen. Pahit manisnya kehidupan sudah dilalui keluarga yang tinggal di Dusun Sumberjo, Desa Kepundungan, Srono, Banyuwangi.
Dulu Farel pernah masuk sekolah musik di One Nada Music School, Banyuwangi. Ayahnya yang mendaftarkan Farel ke sana. Farel bergabung antara tahun 2018 hingga 2019.
Kisah Farel diungkapkan oleh sang mentor, Wandra Restusiyan. Menurut dia, Farel berlatih vokal di One Nada Music School sejak tahun 2018 hingga 2019.
"Dulu yang menyekolahkan itu bapaknya, karena melihat bakat Farel yang bagus dalam olah vokal," ujar mentor Farel, Wandra Restusiyan kepada detikJatim, Rabu (17/8).
Menurut Wandra, bakat Farel terlihat saat pertama kali masuk ke One Nada Music School. Wandra pun mengasah bakat tarik suara Farel.
Hingga pada tahun 2021, Farel pun diajak manggung dan tampil di akun YouTube milik One Nada. Farel pun kerap tampil bersama penyanyi-penyanyi dangdut lainnya.
"Tahun 2021 akhirnya kami ajak manggung dan nyanyi di YouTube. Alhamdulillah dikenal hingga saat ini sudah bisa nyanyi. Bahkan saya kalah, dia nyanyi di depan Presiden, membuat seluruh undangan dan menteri bergoyang," kelakar Wandra.
Sederhanya Farel Prayoga dan keluarga meski sudah terkenal. Baca di halaman selanjutnya.
Kesederhanaan Farel Prayoga dan keluarga
Meski sudah meraih popularitas tinggi, Farel nyatanya masih menjadi sosok yang sederhana. Sosok yang sama saat dirinya harus berkawan dengan pekatnya debu jalanan. Farel tetap membumi.
Begitu pula dengan keluarganya. Farel tinggal di sebuah rumah sederhana bersama ayahnya, Joko Suyoto dan ibunya, Siti Mujayanah.
Rumah berukuran lebar sekitar 5 meter dan panjang sekitar 6 meter itu jadi saksi tumbuhnya Farel yang kini sudah berusia 12 tahun. Rumah itu berdinding batako dan tak dihaluskan. Hanya ada cat warna biru yang sudah mulai usang. Ada dua kursi di depan rumahnya.
Sementara di dalam tak banyak perabot. Orang tua Farel menerima wartawan dengan duduk lesehan di atas karpet.
"Ya di sini lah Farel besar. Hanya ini rumah kami punya," ujar Suyoto kepada wartawan, Kamis (18/8).
Farel besar dengan penuh kasih sayang, meski keluarganya hanya hidup sederhana. Ayahnya hanya pekerja serabutan, terkadang ayahnya juga mencari pinang untuk dijual di pasar atau per orangan.
Suyoto menyebut, Farel tak minder punya rumah sederhana. Bahkan, dirinya bangga dan sering mengajak teman-temannya datang ke rumahnya.
"Justru dia bangga. Meski hanya sederhana seperti ini," tambahnya.
Ada kisah haru saat Farel manggung di Istana Merdeka. Suyoto dan Siti mengaku melihat penampilan anaknya melalui layar HP.
"Televisi kami rusak kena petir. Kami lihat lewat YouTube," ucap Suyoto.
Kesederhanaan Farel itu juga terlihat dari baju yang dikenakannya saat nyanyi di Istana Merdeka. Farel mengenakan pakaian khas suku Osing Banyuwangi lengkap dengan udengnya. Pakaian yang dia kenakan itu ternyata seragam SD Negeri 2 Kepundungan, Srono, Banyuwangi.
"Kami tidak menyangka, pas waktu tampil kami kaget. Lho, ternyata pakai seragam almamater sekolah," kata Kepala SD Negeri 2 Kepundungan Ambarwati, Kamis (18/8).
Ada pesan khusus Jokowi dan Bupati Banyuwangi untuk Farel Prayoga. Apa itu? Baca halaman selanjutnya.
Jokowi dan Bupati Ipuk Minta Farel Tak Lupa Sekolah
Sehari sebelum manggung di Istana, Farel ternyata sempat berbincang bersama Jokowi. Tepatnya saat gladi bersih upacara HUT RI.
Momen tersebut diunggah lewat akun Twitter @jokowi pada Rabu (17/8). Di situ terlihat Jokowi juga sempat menyanyi lagu Ojo Dibandingke bersama Farel.
"Dari Banyuwangi, Farel Prayoga datang ke Jakarta dan ikut memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia di panggung hiburan Istana Merdeka," tulis Jokowi.
Di awal video, Jokowi yang mengenakan kemeja putih tampak berdiri dan melihat ke arah Farel. Awalnya melihat Farel menyanyikan bagian lirik lagu 'Ojo Dibandingke' pada bagian 'banding-bandingke, saing-saingke'. Jokowi kemudian turut bernyanyi saat Farel melantunkan 'yo mesti kalah'.
Jokowi lalu duduk bersama Farel dan menanyakan soal sekolah. Jokowi menitip pesan agar Farel tidak lupa sekolah meski sudah terkenal sebagai penyanyi cilik.
"Anu loh ya, nyanyi boleh, tapi jangan lupa belajar," ujar Jokowi.
Jokowi meminta Farel terus belajar. Jokowi ingin Farel belajar setinggi-tingginya.
"Jangan lupa juga terus sekolah terus sampai setinggi-tingginya," ujar Jokowi.
"Iya siap," jawab Farel.
Saat ditanya soal cita-citanya, Farel ingin menjadi penyanyi sukses.
"Penyanyi sukses," jawab Farel.
Pesan serupa juga disampaikan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Setibanya di Banyuwangi, Farel langsung didapuk untuk menghibur para ASN di halaman kantor Pemkab.
"Farel sekarang sudah terkenal. Terus rendah hati dan tidak boleh sombong. Jangan lupa belajar dan bermain," pesan Ipuk.
Dapat pesan dari Jokowi, Farel malah belum masuk sekolah. Baca halaman selanjutnya.
Dinas Pendidikan Minta Sekolah Panggil Label dan Orang Tua Farel Prayoga
Selepas menggoyang Istana, Farel ternyata dapat mendapat job manggung. Ternyata, kesibukannya di dunia entertainment ini berimbas ke pendidikannya. Farel masih belum masuk sekolah setelah tampil di depan Jokowi.
Hal tersebut mendapatkan sorotan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi. Mereka berharap, Farel tak lupa dengan sekolah.
"Dia memang ada undangan. Sepertinya memanfaatkan momentum ini. Sesuai dengan informasi dari pihak labelnya, Aneka Safari Management. (Farel) Kelas 6, dia lagi persiapan nanti jenjang SMP. Kami masih ada toleransi. Ibarat manten lagi seneng, tapi nanti akan kami ingatkan dengan keras," terang Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno.
Baca juga: Anak Banyuwangi Menggoyang Istana |
Suratno mengatakan, Farel dikontrak 5 tahun oleh Aneka Safari Management. Dia menghormati kontrak tersebut. Namun, pihaknya berharap kepada Aneka Safari untuk tidak teralu memforsir penampilan Farel hingga dirinya tak bisa bermain selayaknya anak belia.
"Kalau nyanyi terus kan ya ndak bisa begitu. Farel berkewajiban belajar di jam sekolah dan bisa main juga," tambahnya.
Mengenai waktu belajar, Suratno menyebut jika Farel memang bisa saja belajar daring. Namun, pertemuan tatap muka dengan teman dan guru juga sangat penting.
"Memang ada opsi lain dia bisa sekolah secara daring. Tapi saya ingatkan guru-guru, dia masih belia ya atau usia muda. Bukan pelajaran saja kehilangan, tapi masa anak-anak itu yang eman (sayang). Tidak bisa bermain, itu waktu yang tidak bisa tergantikan, saya sarankan itu," ungkapnya.
Suratno mengaku sudah menginstruksikan sekolah untuk memanggil label Farel dan orang tuanya. Mereka nanti akan duduk satu meja untuk membahas pendudukan Farel
"Sudah saya berikan arahan, sebaiknya kalau sudah pulang nanti, pihak manajemen dan orang tua duduk bersama terkait nasib pendidikan Farel," tutur Suratno.
Dalam pembahasan itu, kata Suratno, semua pihak diharapkan bisa membuat kesepakatan terkait jadwal manggung Farel. Agar jadwal manggung dan jadwal sekolah Farel tidak bentrok.
"Kami minta pihak Aneka Safari Management bisa membuat jadwal yang tidak merugikan pendidikan Farel. Harus di luar jam sekolah. Kecuali misalkan sesekali diundang Kementerian atau Gubernur, itu boleh. Tapi manggung untuk publik dan hajatan, sebaiknya di luar waktu sekolah seperti Sabtu malam atau hari Minggu," tambahnya.
Suratno kembali mengingatkan janji Farel kepada Presiden Joko Widodo dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, bahwa dia harus menomorsatukan pendidikan atau belajar, dibandingkan menyanyi.
"Ini aset kita. Tapi ingat, Farel sudah berjanji sama Pak Jokowi dan Bupati untuk tetap sekolah. Pendidikan nomor satu," pungkasnya.
Kritik keras pengamat pendidikan untuk Farel Prayoga. Baca di halaman selanjutnya.
Pengamat Pendidikan Minta Label Farel Prayoga Tak Melulu Pikir Cuan
Jarangnya Farel masuk sekolah turut mendapat sorotan dari pengamat dan pemerhati pendidikan di Surabaya, Martadi. Menurutnya, Farel memerlukan sosok pendamping untuk kesehariannya. Oleh sebab itu, manajer Farel Prayoga diminta juga memerhatikan pendidikan dan tidak melulu mengejar uang.
Dosen yang mengampu 9 mata kuliah di Unesa itu menuturkan, manajer atau manajemen Farel tak boleh melulu memikirkan bisnis. Menurutnya, pendidikan dan hak bermain Farel juga perlu diperhatikan.
"Kalau hanya melihat pada aspek entertaint, kan yang penting dapat job yang banyak. Nah, untuk anak itu bukan satu-satunya pertimbangan hiburan saja, tapi harus ada muatan edukasi. Oleh sebab itu, manajer perlu belajar," kata Martadi kepada detikJatim, Selasa (23/8).
Dengan naik daunnya Farel, ia menyarankan manajer perlu beradaptasi. Bahkan, menyesuaikan bekal dan menambah ilmu yang sesuai dengan usia, kapasitas, dan rutinitas Farel di sekolah maupun panggung hiburan.
"Kalau toh tidak mungkin (belajar segala hal), perlu meminta pandangan kepada orang-orang yang memahami anak. Bisa ke psikolog dan tenaga pendidik. Sehingga, dia dapat saran dan masukan agar bisa memilah dan memilih kapan harus menerima, menolak, hingga mengecek calon partner job," ujarnya.
Maka dari itu, ia meminta manajer juga keluarga Farel lebih intens mempelajari tentang dunia anak. Bahkan, ia menyarankan untuk meminta pendapat tentang perkembangan anak kepada sejumlah pihak terkait, baik pemerintah maupun swasta.
"Sehingga, ada kolaborasi untuk bisa memberikan ruang kepada Farel agar bakatnya berkembang, bisa mengaktualisasikan potensi, tapi di sisi lain tidak mengorbankan aspek belajar dan psikologis si Farel, itu sebenarnya," tuturnya.
Terpisah, pakar pendidikan Unair Surabaya Suko Widodo menyatakan karena sudah banyak jadwal manggung, manajemen harus bisa mengatur semuanya. Mulai mengatur keuangan, belajar, hingga selektif dalam memilih lagu-lagu yang didendangkan.
"Misalnya begini, dia bisa menerima order pada Sabtu Minggu, sedangkan hari biasa ndak boleh karena sekolah, harus ada ketegasan juga," katanya.
Suko menerangkan, seyogyanya Farel menerima porsi yang imbang. Antara bermain, bekerja, hingga belajar. Oleh karena itu, ia menuntut manajer untuk lebih jeli dan mengerti perihal itu.
"Kita wajib meletakkan dia (Farel) pada belajar dan bermain. Karena itu (bernyanyi) keluar dari kewajibannya sebagai pelajar. Tapi, bila diharuskan seperti itu, ya bisa home schooling atau ada guru yang mendampingi, agar dia tidak berkembang menjadi anak-anak yang tidak sewajarnya. Bahaya itu," katanya.
Label Farel Prayoga bantah abaikan pendidikan di halaman selanjutnya.
Label Jamin Pendidikan Farel Prayoga
Label Aneka Safari Management pun akhirnya buka suara terkait Farel tak kunjung masuk sekolah. Pendamping dari label yang menaungi Farel, David Hasrul Harahap memastikan bahwa pihaknya tetap memperhatikan pendidikan bocah berusia 12 tahun tersebut.
"Jadi sebelum memutuskan menerima job ke luar kota. Kami konfirmasi ke Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi dan pesannya agar kewajiban mengikuti pelajaran setiap hari bersama guru pengajar dan pendamping belajar. Kami bersyukur guru-guru Farel juga mem-back up jam belajar Farel," tegasnya, Rabu (24/8).
Untuk pendidikan Farel, kata David, sebenarnya bukan lah wewenang dari label. Namun, pihak label memenuhi hak dari Farel selama manggung di beberapa kota di Indonesia.
"Bukan wewenang kami sebenarnya. Tapi tetap kami prioritas kesempatan pendidikan Farel. Tidak benar jika kami sampai mengesampingkan nasib pendidikan Farel. Bahkan kami sangat ketat terkait dengan pendidikan Farel," tambahnya.
David memastikan Farel akan belajar tatap muka kembali pada Senin depan. Hal ini sesuai dengan izin yang diketahui bersama antara sekolah, guru dan Dinas Pendidikan.
"Senin kami memastikan, jika Senin depan Farel akan mulai sekolah tatap muka. Karena itu kesepakatan kami dengan sekolah dan Dinas Pendidikan," lanjutnya.
Terkait dengan tudingan pihaknya hanya memikirkan bisnis semata, David membantahnya. David menegaskan bahwa Aneka Safari Management tak mengambil untung apa pun atas ramainya job panggung Farel Prayoga. Pihaknya sampai saat ini masih memegang komitmen hanya dalam pembuatan konten.
"Sebelumnya, Aneka Safari itu label ketiga nasional di musik. Alhamdulillah cukup tanpa mengambil hasil Farel manggung. Karena kegiatan off air itu hak dan wewenang Farel dan keluarga," bebernya.
Bahkan, saat mendampingi Farel bernyanyi di depan Presiden Joko Widodo, kata David, pihaknya secara transparan menyampaikan berapa uang saku dan bayaran yang didapat Farel.
"Oh, ndak (tidak menerima). Selama Farel dapat job kami transparan termasuk buat biaya apa saja. Kayak naik pesawat dan makan kami terbuka. Akomodasi apa yang disediakan dan mungkin adanya uang saku atau pun beasiswa. Kami terbuka dengan Farel dan keluarga," katanya.
David malah berpesan kepada Farel dan keluarga untuk memanfaatkan dengan baik seluruh pendapatan. Tujuannya supaya kesejahteraan keluarga Farel bisa tercapai.
"Nah itu makanya kami kasih saran uangnya ditabung, fokus belajar juga. Nanti (uang) bisa bikin rumah. Bapaknya minta beli tanah dan bangun rumah. Atau juga memperbaiki rumah yang ada saat ini. Aneka Safari tidak mau mengganggu rezeki Farel saat 'off air'. Mohon dibedakan dengan kontrak kami. Justru kalau ada off air kami malah tidak bisa bikin konten. Tekor juga," ujarnya.