Kritik Keras Walhi Jatim Buntut Acara Ratusan Pajero di Lautan Pasir Bromo

Kritik Keras Walhi Jatim Buntut Acara Ratusan Pajero di Lautan Pasir Bromo

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 22 Agu 2022 18:28 WIB
Komunitas Pajero di Gunung Bromo
Pajero tumplek blek di lautan pasir Gunung Bromo (Foto: Tangkapan layar/detikJatim)
Surabaya -

Sebanyak 300 mobil Mitsubishi Pajero tumplek blek di kawasan konservasi lautan pasir Gunung Bromo. Kejadian ini sempat mendapat kecaman dari pencinta lingkungan. Terbaru, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jatim juga buka suara terkait kegiatan tersebut.

Direktur Eksekutif Walhi Jatim Wahyu Eka Setiawan meminta pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (TNBTS) meningkatkan pengawasan. Mulai dari melakukan screening hingga edukasi ke masyarakat.

"Pertama, kejadian tersebut harus menjadi perhatian TNBTS untuk membuat pengawasan yang lebih ketat, dapat dimulai dari pintu masuk itu wajib di-screening dan diberikan pemahaman," kata Wahyu kepada detikJatim, Senin (22/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wahyu juga menyebut, kejadian kemarin terjadi karena ada celah yang bisa dimanfaatkan komunitas Pajero hingga kurangnya pemahaman masyarakat. Untuk itu, TNBTS diminta tak diam saja melihat kejadian ini.

"Maka ke depan, TNBTS harus fokus pada mitigasi dan proses pencegahan agar tidak terulang. Kejadian tersebut terjadi karena memang ada celah, serta kurangnya pemahaman," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, Wahyu juga menyoroti masuknya Bromo sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Ia mengungkapkan sempat khawatir hal ini akan berdampak pada lingkungan sekitar.

"Seperti yang pernah kami sampaikan mengenai kekhawatiran jika kawasan TNBTS dijadikan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang bertumpu pada turisme massal adalah kejadian seperti ini, di mana kawasan yang dilindungi atau preservasi, maka potensi ancamannya akan tinggi," sesal Wahyu.

"Ancaman ini muncul karena ada faktor peningkatan daya tampung yang dibuka oleh konsep pariwisata berbasis turisme massal," tambahnya.

Untuk itu, Wahyu berpesan pada pemerintah agar tidak gegabah dalam untuk menetapkan suatu tempat menjadi KSPN. Sebab, ada sejumlah hal yang perlu dikaji. Salah satunya harus berbasis sains.

"Kejadian tersebut paling tidak menjadi contoh untuk tidak gegabah dalam merencanakan ruang berbasiskan industri wisata. Padahal kaidah ekonomi di kawasan lindung itu ada sendiri. Maka, penataan ruang harus dijalankan berbasis sains yang benar-benar faktual dan berpihak pada kebenaran," imbuh Wahyu.

Jawaban mengejutkan penyelenggara acara, di halaman selanjutnya!

Penyelenggara Acara Klaim Sudah Kantongi Izin

Sebelumnya, kegiatan ratusan pengendara mobil Mitsubishi Pajero turun ke kawasan konservasi lautan pasir di Gunung Bromo ini mendapat protes dari komunitas pencinta alam Forum Sahabat Gunung.

"Ratusan Pajero itu masuk ke lautan Pasir dari Tosari pada tanggal 18 Agustus pukul 01.00 WIB. Kami menyayangkan. Kondisinya teman-teman Pajero ini menyalahi aturan yang sudah dikeluarkan oleh BB TNBTS," kata Humas Forum Sahabat Gunung Muhammad Ansori kepada detikJatim, Minggu (21/8/2022).

Menurut Ansori, ratusan Pajero itu merupakan milik anggota Komunitas Pajero Bersatu Indonesia. Mereka melanggar Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi (Simaksi) yang mereka ajukan sendiri.

"Simaksi-nya terdata 20 kendaraan dengan 40 orang. Tapi yang terjadi di lapangan ada sekitar 300 unit kendaraan yang turun ke lautan pasir. Mereka juga mendirikan panggung besar ada party yang sebenarnya tidak diketahui pihak TNBTS. Kecolongan juga TNBTS. Kami juga kecolongan," tandas Ansori.

Sementara itu, Humas TNBTS Sarif Hidayat mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi. Moratorium pemberian izin memasuki kawasan bagi komunitas kendaraan bermotor juga tengah dipertimbangkan.

"Sekaligus melakukan evaluasi dan mempertimbangkan moratorium pemberian atau permohonan izin memasuki kawasan untuk komunitas kendaraan bermotor," imbuhnya.

Menjawab kecaman ini, pelaksana kegiatan dari Pajero Indonesia Bersatu (PIB) mengeklaim kegiatan tersebut sudah mendapatkan izin pengelola kawasan yakni TNBTS. Jumlah kendaraan yang turun sudah diketahui semua pihak.

"Dari awal mengajukan izin kami sepakati. Kalau izin tidak keluar apa mungkin kami berani menurunkan kendaraan sebanyak itu? Bahkan sebelum turun (ke lautan pasir) kami kumpul di lapangan Tosari untuk penurunan baksos dan ditempeli stiker masuk lautan pasir. Otomatis jumlah sudah diketahui semua pihak. Kalau melebihi pasti akan ditegur dan disuruh putar balik," kata Dodit C. Nugroho, Kabid Keanggotaan Nasional Pajero Indonesia Bersatu (PIB) kepada detikJatim, Minggu (21/8).

Dodit mengatakan, tujuan utama kegiatan PIB saat itu yakni pengibaran bendera untuk memperingati HUT kemerdekaan Republik Indonesia dan bakti sosial. Sasaran bakti sosial yakni warga 8 desa di Kecamatan Tosari.

"Setelah kegiatan, pembersihan sampah dilakukan langsung hari itu juga. Memang butuh waktu membersihkan sampah, tapi hari itu juga sampah kegiatan kami bersihkan," tandas Dodit

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)


Hide Ads